Suara.com - Jacob Blake, pria afro-amerika yang ditembak tujuh kali di punggung oleh petugas polisi Kenosha, Amerika Serikat dalam kondisi stabil dan masih hidup.
Menyadur Milwaukee Journal Sentinel, Selasa (25/8/2020), lelaki berusia 29 tahun tersebut menjalani operasi pada Minggu (23/8) malam dan dalam kondisi stabil pada hari Senin (24/8).
"Kami semua menyaksikan video mengerikan dari Jacob Blake yang ditembak di punggungnya beberapa kali oleh polisi Kenosha," kata pengacara hak sipil Benjamin Crump dalam siaran persnya diktui dari .
"Lebih parahnya lagi, ketiga putranya menyaksikan ayah mereka pingsan setelah ditembak peluru," kata Crump, yang mewakili Blake. "Sungguh keajaiban dia masih hidup." ungkapnya.
Dalam wawancara Senin malam, Benjamin Crump mengatakan Blake tetap dalam kondisi stabil.
"Saat ini, kami masih menunggu fakta untuk dikonfirmasi," kata Crump kepada Journal Sentinel.
"Tapi kami tahu apa yang kami lihat di video itu, dan itu jelas penggunaan kekuatan yang berlebihan yang mengejutkan dan memalukan serta menghancurkan dan tidak ada yang lebih hancur dari ketiga putranya." jelasnya.
Menurut Benjamin Crump, anak-anak Blake yang berusia 8, 5, dan 3 tahun berada di dalam mobil pada saat penembakan.
"Anda hanya bisa membayangkan masalah psikologis yang akan dialami bayi-bayi ini selama sisa hidup mereka," katanya.
Baca Juga: Peduli Penumpang Anak, Tesla Ajukan Izin Kepada Komisi Komunikasi Federal
Keluarga Blake kemudian menggalang dana secara online pada hari Senin dan secara cepat mengumpulkan lebih dari USD 150.000 dalam bentuk donasi. Perwakilan regional GoFundMe mengonfirmasi bahwa akun tersebut asli.
"Saat kami memperjuangkan keadilan dan pengertian, keluarga kami telah dan akan menghadapi banyak cobaan selama ini,"
"Jacob Blake adalah ayah enam anak yang penuh kasih yang layak mendapatkan perhatian medis dan perwakilan hukum yang tepat." tulis keluarga itu pada laman GoFundMe.
Ayah Blake yang juga bernama Jacob Blake berbagi rasa syukur atas curahan dukungannya dalam sebuah video yang dibagikan luas di media sosial.
"Saya ingin berterima kasih kepada semua orang atas doa dan perhatiannya," katanya. "Tidak peduli apa (sumpah serapah) yang mereka katakan, tidak membenarkan menembak anak saya dari belakang delapan kali. ... Setelah operasi, (dia) stabil. Masih di sini." ujar ayah Blake.
Tetangga yang tinggal di sekitar lokasi penembakan menggambarkan Blake sebagai sosok yang ramah dan suka bersenang-senang bersama anak-anaknya.
"Mengerikan sekali," kata Stella London, 82, yang mendengar suara tembakan pada Minggu malam. Ia menambhakna bahwa Blake sering menyapanya saat melewati rumahnya.
"Ketika Anda belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya, itu sulit," katanya.
Dua tetangga yang tidak mau menyebutkan nama mereka karena takut akan pembalasan mengatakan mereka sering menghabiskan waktu bersama Blake di pagi hari. Dia membantu salah satu dari mereka saat mobil mereka bermasalah.
"Dia akan ada di sini bersama kita sekarang," kata salah satu dari mereka pada Senin pagi. "Itu mimpi buruk. Aku hanya menunggu dia keluar."
Penembakan yang sedang diselidiki oleh Departemen Kehakiman Wisconsin, terjadi pada Minggu (23/8/2020), sekitar jam 5 sore waktu setempat.
Insiden tersebut berawal ketika petugas 911 melaporkan bahwa ada pengadu yang mengatakan Blake tidak seharusnya berada di rumahnya. Blake diketahui mengambil kunci pengadu dan menolak mengembalikannya.
Video menunjukkan Blake berjalan menjauh dari petugas yang mengarahkan senjata ke arahnya. Kemudian dia coba masuk ke dalam sebuah mobil jenis SUV.
Namun, saat Blake berada di ambang pintu mobil, salah seorang polisi menarik bajunya dan kemudian menembakkan setidaknya tujuh peluru ke punggungnya.
Petugas kemudian memberikan bantuan medis kepada Blake dan membawa ke rumah sakit di Milwaukee, kata Departemen Kehakiman negara bagian. Dua dari petugas yang terlibat diberi cuti administratif.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Wahyudin Moridu Ternyata Mabuk saat Ucap 'Mau Rampok Uang Negara', BK DPRD Gorontalo: Langgar Etik!
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!