Suara.com - Gaza mencatatkan kematian akibat infeksi virus corona pertama kalinya sejak Mei, pada Rabu (26/8), setelah awal pekan mengumumkan kasus infeksi di sebuah kamp pengungsi.
Menyadur ABC News, pihak berwenang sebelumnya langsung menerapkan penguncian selama 48 jam setelah ditemukannya kasus infeski baru pada Senin(24/8).
Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan pasien positif virus corona yang meninggal merupakan pria berusia 61 tahun.
Sebelumnya, kementerian mengonfirmasi empat orang yang tinggal di pengungsi al-Maghazi terinfeksi virus corona.
Kematian dan kasus baru ini merupakan contoh pertama penularan Covid-19 pada komunitas di daerah kantong, yang dijalankan oleh kelompok militan Hamas.
Sebelumnya, semua kasus dan kematian tunggal yang dilaporkan, terkait dengan warga Palestin ayang kembali dari luar negeri.
Pihak berwenang menyebut kasus itu terungkap setelah seorang perempuan yang dinyatakan positif Covid-19 melakukan perjalanan ke Tepi Barat.
Kasus-kasus infeksi baru tersebut memicu kekhawatiran para ahli kesehatan, di mana wabah disebutkan dapat menimbulkan bencana bagi 2 juta warga Palestina yang tinggal di Gaza, yang sebagian besar dari mereka berada di kamp-kamp penuh sesak, dengan jarak sosial tidak mungkin dilakukan.
Pada awal Maret, pihak berwenang mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat dan menerapkan penguncian guna memutus rantai penyebaran virus corona.
Baca Juga: Pemkot Jaktim Bakal Bangun Peti Jenazah Jumbo di Dekat Taman Tongtek
Kemudian pada Mei, hanya ada 63 tempat tidur ICU yang dilengkapi dengan ventilator di rumah sakit pemerintah Gaza, menunjukkan kawasan ini kurangnya fasilitas untuk menghadapi pandemi virus corona.
Kepala tim darurat kesehatan Gaza mengatakan secara total rumah sakit memiliki kapasitas yang cukup untuk merawat 250 pasien Covid-19.
Menteri Kesehatan Palestina, Mai-al-Kaila, menyebut kementerian akan segera memutuskan apakaha memperpanjang penguncian yang saat ini berlaku di Gaza.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO