Suara.com - Analis politik dan ekonomi Rustam Ibrahim menyampaikan beberapa catatan kritis menyangkut kebijakan pembatasan sosial berskala besar di Indonesia. Dia menekankan PSBB seketat apapun tidak akan benar-benar berhasil menangani corona, Jakarta dan negara-negara besar yang memberlakukan lockdown sudah membuktikannya.
"Saya mohon maaf mengatakan ini. Tapi menurut saya, PSBB seketat apapun tidak akan mampu lagi kendalikan penyebaran corona. Terutama di kota-kota besar dan Jawa umumnya, mengingat sulitnya social distancing di daerah kumuh atau padat penduduk. Alih-alih pandemi hilang, ekonomi rakyat kecil jadi korban," kata Rustam Ibrahim.
Menurut dia, PSBB mungkin bisa mengendalikan atau mengurangi penyebaran virus corona untuk sementara.
Tapi ketika dikendorkan, penyebaran virus corona meningkat lagi. Menurut catatan Rustam, itulah yang terjadi di berbagai daerah yang melaksanakan PSBB. PSBB berakhir penyebaran Covid-19 meningkat lagi.
Dia menyontohkan PSBB di Jakarta yang sampai sekarang sudah lebih dari lima bulan diberlakukan, persisnya sejak 10 April 2020. PSBB tahap pertama berlangsung hampir dua bulan, kemudian dilanjutkan PSBB transisi beberapa kali.
"Tapi jumlah warga DKI positif malah meningkat. Sekarang PSBB diulang lagi. Sampai kapan? Yang jelas ekonomi rakyat terganggu dan kehidupan mereka makin terpuruk," kata Rustam.
"Kesehatan nomor satu dan satu nyawa berharga. Kedengarannya sangat logis dan aktivitas ekonomi rakyat pun dikorbankan demi melawan corona. Tapi bisakah sepenuhnya dikendalikan dan sampai kapan? Bagi rakyat kecil penyakit karena kemiskinan atau kelaparan bisa lebih parah dan tingkat kematian jauh lebih tinggi," kata dia.
Rustam kemudian memberikan contoh kebijakan lockown dalam menangani Covid-19 di Eropa dan negara-negara besar yang lain. Kebijakan tersebut terbukti tidak benar-benar berhasil memberantas Covid-19.
"Apakah pendukung-pendukung PSBB tanpa akhir tidak pernah baca perkembangan di Eropa dan negara besar-besar lainnya. Sejumlah negara Eropa Jerman, Perancis, Spanyol, Inggris pernah lakukan lockdown. Lockdown kendor virus corona meningkat lagi. Lockdown lagi? Sampai kapan? Rakyat merekapun protes," katanya.
Baca Juga: 803 Apoteker Indonesia Positif Covid-19, Enam Meninggal Dunia
Negara Brasil pernah lockdown, India masih lockdown. Apa yang terjadi? Jumlah positif virus corona di India terus meningkat mencapai lebih 5.5 juta dan Brasil lebih 4.5 juta.
Ekonomi kedua negara, kata Rustam, merosot tajam pada kuartal II 2020. Pertumbuhan ekonomi India minus 23,9 persen dan Brasil minus 9,7 persen.
Untuk mengendalikan virus corona, pendapat Rustam, pemerintah Indonesia mesti fokus saja pada pemaksaan atau pengawasan protokol kesehatan.
"Rakyat patuhilah protokol kesehatan jika berada di luar rumah. Tapi jangan hentikan aktivitas ekonomi, terutama yang langsung berhubungan dengan rakyat kecil," katanya.
Berita Terkait
-
Ariana Grande Idap Salah Satu Virus Mematikan, Mendadak Batal Hadiri Acara
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
Terkini
-
Viral Video Main Golf di Tengah Bencana Sumatra, Kepala BGN Dadan Hindayana Buka Suara
-
Megawati: Kalau Diam Saya Manis, Tapi Kalau Urusan Partai Saya Laki-laki!
-
Amankan Nataru, Satpol PP DKI Sebar 4.296 Personel
-
Kemenkes Waspadai Leptospirosis Pascabanjir, Gejalanya Mirip Demam Biasa tapi Bisa Mematikan
-
Said Didu Bongkar 5 Kedaulatan RI yang 'Dirampas' Jokowi demi Oligarki Selama Satu Dekade
-
Dulu Besi Tangganya Dicuri, Kini Kabel CCTV JPO Daan Mogot Ditemukan Putus
-
Kemendagri Monitor Pengiriman Bantuan 101.000 Lembar Pakaian untuk Korban Bencana di Aceh
-
Banjir Sumatra Picu Risiko Penyakit Menular, Kemenkes Dorong Imunisasi Darurat
-
OTT 9 Orang Termasuk Jaksa di Banten, KPK Juga Amankan Uang Rp 900 Juta
-
Noel Siap Jalani Sidang Kasus K3, Penampilan Peci dan Sorban Jadi Sorotan