Suara.com - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo baru-baru ini mengungkap pengalamannya lewat kanal YouTube. Salah satu cerita yang disampaikan mengenai latar belakang dia diganti dari jabatan Panglima pada akhir 2017.
Dari cerita Gatot, penggantian posisi Panglima TNI ketika itu karena dia tetap bersikeras memerintahkan seluruh anggota TNI untuk menyaksikan film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia pada 2017.
Cerita Gatot yang kini bergabung dalam Presidium Majelis Deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia, disambut dengan pertanyaan ke publik yang dilontarkan Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Tengku Zulkarnain.
"Kalau seorang jenderal dicopot dari jabatannya karena memerintahkan pemutaran Film G30 S/PKI, maka timbul pertanyaan di benak kita. Mereka yang meminta dan mencopotnya itu anti komunis atau pro komunis...? Nah... Apa komentar anda...?" kata Tengku melalui akun media sosial.
Dalam menanggapi pertanyaan Tengku, sikap netizen terbelah. Ada yang mendukung sikap waspada terhadap bahaya kebangkitan komunis, ada pula yang bertanya-tanya kebenaran Gatot dicopot karena memerintahkan tentara nonton film G30S/PKI, ada juga yang mengaku sudah sangat bosan dengan isu yang menurutnya selalu diangkat jelang 30 September: lantas menantang Tengku untuk membuktikan masih ada anggota PKI. "PKI mulu, bosen eikeh dengernya. Coba ustaz sebutkan PKI-nya biar jelas. Ngomongin PKI doang, tapi PKI-nya nggak jelas..."
Pakar pendidikan Darmaningtyas melalui akun media sosial ikut merespon pertanyaan Tengku secara kritis. Dia melemparkan pertanyaan balik mengenai siapa sesungguhnya yang benar dalam pergantian posisi Panglima TNI ketika itu. Selain itu, Darmaningtyas juga yakin isu komunis yang selalu diangkat sebenarnya kurang diminati generasi milenial.
"Kalau filmnya sendiri banyak yang menilai manipulatif bagaimana Pak Tengku? Yang bener yang nyopot or yang dicopot? Lagian, memang ada milenial yang tertarik pada paham komunis? Mereka lebih tertarik pada Drakor. Hanya orang bodoh saja yang terus ngusung anti komunis itu," katanya.
Menanggapi beragam reaksi yang ditujukan kepada pertanyaannya, Tengku mengatakan kepada mereka untuk bersabar menunggu hingga semua terungkap.
"Sabar tak lama lagi semua akan Allah buka..." katanya.
Baca Juga: Ini Pertanyaan Paling Berani Ditujukan ke Gatot Nurmantyo Soal Anggota PKI
Pendakwah Hilmi Firdausi merupakan salah satu tokoh yang ikut mengangkat isu bahaya kebangkitan komunisme.
Melalui akun media sosial, dia menanggapi kalangan yang meminta jangan menghembuskan isu tersebut setiap September seakan-akan sengaja dimainkan untuk kepentingan tertentu. Kepada mereka yang tidak berkenan dengan isu komunisme muncul, Hilmi Firdausi menegaskan tidak ada maksud memainkan isu, tetapi lebih supaya publik waspada.
"Ada yang nyuruh hentikan isu PKI tiap September. Ini bukan memainkan isu, tapi jaga-jaga dan waspada, tidak hanya September, kalau perlu sepanjang tahun waspada. Sekali saja lengah, sejarah bisa saja kembali terulang. Lagian nggak ada ruginya kan kita siaga," kata Hilmi Firdausi.
Sehabis menyatakan sikap, Hilmi Firdausi kemudian menyindir buzzer. "Buzzer biasanya akan komen tentang HTI dan khilafah," Hilmi menambahkan.
Sementara pegiat media sosial Denny Siregar melemparkan pertanyaan -- sangat jarang ditanyakan orang secara terbuka -- kepada Gatot yang getol sekali mengingatkan publik mengenai bahaya kebangkitan PKI gaya baru.
"Pak Gatot Nurmantyo, saya mau nanya, zaman jadi Panglima, ada berapa anggota PKI yang sudah bapak tangkap sehingga bapak sekarang begitu takutnya?" kata Denny yang menyebut dirinya pecinta kopi Indonesia.
Berita Terkait
-
Ribka Tjiptaning Dilaporkan ke Polisi, Data Kedubes AS Ungkap Dugaan Pembantaian Massal
-
Potret Presiden Prabowo Pimpin Langsung Upacara Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Arsitektur Sunyi 'Kremlin', Ruang Siksa Rahasia Orba yang Sengaja Dilupakan
-
Malam Ini 3 Stasiun TV Nasional Tayangkan Film Legendaris G30S PKI, Mana Saja?
-
Menyusuri Jejak Ingatan yang Memudar, Penjara Tapol PKI di Jakarta
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Jaga Warga Diperluas hingga Pedukuhan, Kapolri Tekankan Penyelesaian Masalah Lewat Kearifan Lokal
-
Polisi: Pelaku Ledakan SMAN 72 Pesan Bahan Peledak Online, Kelabui Ortu Pakai Alasan Eskul
-
Kapolri dan Sri Sultan Pimpin Apel Jaga Warga, Perkuat Keamanan Berbasis Komunitas di DIY
-
Grebek Jaringan Online Scam, Otoritas Myanmar Tangkap 48 WNI
-
Prabowo dan Dasco Bertemu di Istana: Bahas Kesejahteraan Ojol hingga Reforma Agraria
-
Bobby Nasution Tak Kunjung Diperiksa Kasus Korupsi Jalan, ICW Curiga KPK Masuk Angin
-
Kontroversi 41 Dapur MBG Milik Anak Pejabat di Makassar, Begini Respons Pimpinan BGN
-
Buntut Putusan MK, Polri Tarik Irjen Argo Yuwono dari Kementerian UMKM, Ratusan Pati Lain Menyusul?
-
Halim Kalla Diperiksa 9 Jam Terkait Korupsi PLTU Mangkrak Rp1,35 Triliun
-
Cegah Lonjakan Harga Jelang Nataru, Prabowo Minta Ganti Menu MBG dengan Daging dan Telur Puyuh