Suara.com - Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Argo Yuwono mengklaim sejumlah 71 anggota polisi terluka akibat bentrokan yang terjadi saat aksi demonstrasi menolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja di sejumlah daerah di Indonesia.
"Anggota yang terluka di seluruh Indonesia ada 71 polisi," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (12/10/2020).
Argo menyampaikan beberapa anggota yang mengalami luka-luka akibat lemparan batu dan benda keras lainnya itu masih menjalin perawatan di rumah sakit. Namun sebagian besar dari mereka menjalani rawat jalan.
"Ada beberapa rawat inap, sebagian besar sudah rawat jalan," ujarnya.
Argo mengemukakan, akibat peristiwa demonstrasi tersebut beberapa fasilitas umum dan sarana prasarana kepolisian juga rusak. Mulai dari halte bus, kendaraan, hingga pos polisi.
"Kenapa ini sampai ada anarkis, tentunya ini berkaitan dengan beberapa ajakan dari medsos oleh orang tak bertanggung jawab. Banyak yang tidak tau, ikut-ikutan (demo) akhirnya malah berbuat pidana," tuturnya.
Ditahan
Polri sebelumnya telah mengamankan 5.918 orang yang dituduh sebagai perusuh saat demo menolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja di sejumlah wilayah di Indonesia. Dari ribuan orang yang diamankan, 98 diantaranya ditetapkan sebagai tersangka dan dilakukan penahanan.
Argo menyebutkan, setidaknya ada 169 orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka. Namun, 71 diantaranya tidak ditahan dan hanya dimintai wajib lapor lantaran ancaman pidana terhadap mereka di bawah lima tahun.
Baca Juga: Playlist 10 Lagu Indonesia yang Cocok dengan Kondisi Genting Saat Ini
"Dari 169 itu 98 orang ditahan, karena ancaman pidananya di atas lima tahun," kata Argo di Polda Metro Jaya.
Menurut Argo, 98 tersangka yang ditahan itu tersebar di beberapa wilayah. Rinciannya, Polda Sumatera Utara 32 tersangka, Polda Sumatera Selatan enam tersangka, Polda Lampung empat tersangka, Polda Banten satu tersangka, Polda Metro Jaya 28 tersangka, Polda Jawa Barat empat tersangka.
Kemudian, Polda Jawa Tengah lima tersangka, Polda Jawa Timur empat tersangka, Polda DIY empat tersangka, Polda Kalimantan Barat dua tersangka, Polda Kalimantan Selatan satu tersangka dan Sulawesi Selatan enam tersangka, dan Polda Sulawesi Tengah satu tersangka.
Adapun, Argo mengemukakan dari 5.918 orang yang diamankan itu berasal dari beragam kalangan. Diantaranya, 796 dari kelompok Anarko, 601 masyarakat umum, 1.548 pelajar, 443 mahasiswa, 55 pengangguran, dan 484 buruh, dan lain-lain.
"Sesuai perintah undang-undang, perintah Bapak Kapolri Jenderal Idham Azis bahwa pelaku diproses dan tidak dilakukan penangguhan penahanan diproses lanjut sampai ke pengadilan," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Kompak Berkemeja Putih, Begini Penampakan 23 Terdakwa Demo Agustus di Ruang Sidang
-
Aksi Setahun Prabowo-Gibran Sempat Memanas, Sebelum Massa Bubarkan Diri Usai Magrib
-
Viral! Pelajar SMA di Jaktim Ditahan Polda Metro Jaya, Tulis Surat Minta Bantuan Hukum
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Usai Temui Anggota DPR, Perwakilan Ojol Sebut Prabowo Mau Buat Perpres soal Ojek Online
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- Ke Mana Saja Rp26 Triliun Dana Transfer Pusat Mengalir di Sulawesi Selatan?
Pilihan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
-
Ironi di Kandang Sendiri: UMKM Wajib Sertifikasi Lengkap, Barang China Masuk Bebas?
Terkini
-
Jurus Baru Bahlil, Golkar Siap 'Perang Digital' Rebut Hati 73 Persen Pemilih Muda 2029
-
Respons Ajakan Taubatan Nasuha Cak Imin, Politisi Golkar: Tak Pantas Bercanda di Tengah Duka
-
Wamendagri Bima Tinjau Lokasi Banjir di Solok, Pastikan Pendataan Akurat dan Pemulihan Cepat
-
MoU Menteri Mukhtarudin dengan Tiga Gubernur: Realisasikan Program Quick Win Presiden Prabowo
-
KPK 'Kuliti' Harta Ridwan Kamil, Dikejar Soal Dana Gelap BJB hingga Mercy BJ Habibie
-
PBNU Sebut Tudingan TPPU Prematur, Ada Manuver Politik Jegal Gus Yahya?
-
Akses Masih Terputus, Pemerintah Fokus Buka Jalur ke Wilayah Terisolir di Aceh dan Sumut
-
Update Basarnas 2 Desember: 583 Orang Meninggal dan 553 Hilang dalam Bencana Sumatera
-
Ditangkap di Kamboja, Dewi Astutik Ternyata Pengendali Jaringan Fredy Pratama di Golden Triangle!
-
Gus Yahya Tolak Ultimatum Syuriyah PBNU, Tegaskan Tetap Jalankan Amanat Muktamar