Suara.com - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, sampai saat ini terus berupaya dengan berbagai cara untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tracing masih terus dilakukan, bahkan jumlah test di provinsi yang dipimpin Ganjar Pranowo ini telah melampaui target yang ditetapkan WHO.
Dalam standar tes Covid-19 yang ditetapkan WHO, pemeriksaan yang harus dilakukan adalah 1/1000 penduduk per minggu. Dengan jumlah penduduk Jateng sekitar 34 juta orang, maka standarnya adalah 34.000 orang yang dites.
“Jumlah testing PCR di Jawa Tengah pada minggu ke-48 adalah 70.053 tes. Padahal sesuai target WHO yang mensyaratkan 1/1000 penduduk per minggu, seharusnya hanya 34.000 warga yang dites dan target kita 34.944 warga. Jadi jumlah tes kita dua kali lebih tinggi dari target WHO,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo ditemui di kantornya, Senin (30/11/2020).
Yulianto menerangkan, tingginya tes di Jateng ini tentu berpengaruh pada tingginya angka kasus positif Covid-19. Semakin banyak tes yang dilakukan, maka akan semakin banyak kasus yang ditemukan.
“Ini yang perlu diketahui masyarakat. Jadi masyarakat harus paham, kalau kasus ditemukan banyak karena tesnya banyak, itu hal yang positif. Artinya, kita semua bisa tahu lebih dini, sehingga bisa memberikan respons yang lebih cepat. Kalau jumlah tesnya sedikit, tentunya yang diketahui hasilnya sedikit,” jelasnya.
Yulianto menerangkan, upaya menggenjot testing sesuai target WHO sepertinya tidak dilakukan oleh semua daerah di Indonesia. Ia menyebut, masih banyak provinsi lain yang belum mencapai target tes yang ditetapkan WHO itu.
Dari data Satgas Covid-19 pusat menyebutkan, pada minggu II November lalu, jumlah tes PCR di Jateng sudah mencapai 1.416 tes. Jumlah itu lebih tinggi dibanding dengan Jawa Barat yang hanya melakukan 789 tes PCR per minggu dan Jawa Timur 820 tes seminggu.
“Provinsi lain memang belum banyak yang sudah sesuai target WHO. Yang tidak mencapai itu masih banyak. Itu hanya perbandingan saja, ukurannya itu kan 1/1000 penduduk per minggu,” tegasnya.
Tingginya testing tersebut, lanjut Yulianto memang berdampak pada tingginya angka positif Covid-19 di Jateng. Namun dengan masifnya pengetesan, maka dapat diketahui siapa saja yang positif, sehingga dapat dilakukan treatment dengan baik dan benar.
Baca Juga: Disorot Presiden Soal Peningkatan Covid-19, Ini Respon Pemprov Jateng
“Dengan begitu, angka kematian bisa terus ditekan. Itu terbukti dengan terus turunnya angka kematian di Jawa Tengah tiap minggunya,” jelasnya.
Pada minggu ke-44, lanjut Yulianto, angka kematian akibat Covid-19 di Jateng mencapai 5,11. Jumlah itu terus mengalami penurunan di angka 4,94 di minggu ke-45, turun lagi menjadi 4,62 pada minggu ke-46, turun lagi 4,49 pada minggu ke-47 dan sekarang menjadi 4,25.
“Jadi semakin dini ditemukannya kasus positif dengan peningkatan testing itu, maka treatment-nya semakin bagus. Tentu itu sangat berdampak pada turunnya angka kematian di Jawa Tengah dan meningkatnya angka kesembuhan,” terangnya.
Meski terjadi kenaikan kasus positif Covid-19 di Jateng, Yulianto menegaskan, fasilitas kesehatan masih aman. Tempat tidur di rumah sakit, ruang ICU hingga tempat-tempat isolasi lainnya masih mencukupi.
“Saat ini, kami menyiapkan 6.000 tempat tidur isolasi di rumah sakit, dan baru terpakai sekitar 74 persen. Sementara kalau ICU, kami menyiapkan sekitar 500 ICU, dan baru terpakai 44 persen. Untuk tempat tidur, sebenarnya total tempat tidur rumah sakit di Jateng itu ada 36.000 dan semuanya bisa dipakai untuk isolasi perawatan Covid-19 termasuk tempat lainnya,” pungkasnya.
Di lain kesempatan, Ganjar mengatakan akan terus menggenjot testing di Jateng. Menurutnya, hanya dengan cara itu maka rantai penyebaran Covid-19 akan bisa diputuskan. Meskipun dampaknya, jumlah kasus positif di Jateng akan terus meningkat.
Berita Terkait
-
Dinkes Jateng Sebut Ada Kesalahan Soal Rilis Satgas Covid-19 Pusat
-
Kasus Covid-19 Naik, Dinkes Jateng: Ada Nama yang Diinput Hingga Lima Kali
-
Disorot Presiden Soal Peningkatan Covid-19, Ini Respon Pemprov Jateng
-
Ganjar Beri Penghargaan pada Siswa dan Guru Berprestasi
-
Siapkan Pembelajaran Tatap Muka, Jateng Tengah Cari Metodologi Terbaik
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Melejit di Puncak Survei Cawapres, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tertarik Politik
-
Korupsi CPO: Pengacara 3 Raksasa Sawit Minta Dibebaskan, Gugat Dakwaan Jaksa
-
Kapolda Metro Jaya Perintahkan Propam Tindak Polisi Pelaku Catcalling di Kebayoran Baru
-
Hujan Deras Bikin Jakarta Macet Parah, Dirlantas Polda Metro Turun Langsung ke Pancoran
-
Pulangkan 26 WNI Korban Online Scam di Myanmar, Menteri P2MI: Jangan Tergiur Tawaran Kerja Ilegal
-
OC Kaligis Sebut Sidang Sengketa PT WKM dan PT Position Penuh Rekayasa, Ini Alasannya
-
Jerat Utang Whoosh: DPD Peringatkan PT KAI di Ambang Krisis, Kualitas Layanan Terancam Anjlok
-
Biaya Haji Tahun 2026 Ditetapkan Rp87 Juta, Wamenhaj: Harusnya Naik Rp2,7 Juta
-
Jejak Pemerasan Rp53 M di Kemnaker: KPK Geledah Rumah Eks Sekjen Heri Sudarmanto, 1 Mobil Disita
-
Presiden Prabowo Panggil Dasco Mendadak Tadi Pagi, Bahas Apa?