Suara.com - Istana Kepresidenan memastikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak bertemu tatap muka dengan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah di Istana Kepresidenan dalam dua minggu terakhir.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin mengatakan, Jokowi hanya bertemu Ida melalui virtual saat rapat terbatas.
"Presiden (Jokowi) sudah lebih dari dua minggu tidak bertemu Bu Ida (secara tatap muka). (Jokowi) Pernah bertemu hanya secara virtual," ujar Bey saat dihubungi Suara.com, Jumat (4/12/2020).
Bahkan, kata Bey, pada pekan ini saat sidang kabinet pada Selasa (1/12/2020), Ida tak hadir.
"Saat sidang kabinet kemarin (Ida Fauziyah) tidak hadir," ucap dia.
Tak hanya itu, Bey menuturkan bahwa Presiden Jokowi rutin dan teratur menjalani tes swab.
Jokowi kata Bey juga displin dalam menjalankan protokol kesehatan.
"Teratur dan rutin. Dan Presiden (Jokowi) juga menjalankan protokol kesehatan," tutur Jokowi.
Terkait kegiatan di Istana Kepresidenan, Bey menyebut bahwa tidak terdapat perubahan untuk sementara.
Baca Juga: Puisi Menohok Bocah SD Sindir Keras Jokowi: Sepedah, Ikan dan Batubara
Prosedur tetap (Protap) yang dilakukan Istana kepada setiap yang ingin bertemu Jokowi masih berlaku.
Yakni setiap tamu yang bertemu Jokowi harus menyerahkan hasil tes swab yang berlaku 1x 24 jam.
"Sementara tidak ada perubahan. Tapi yang pasti protapnya di Istana, swab yang berlaku 1 x 24 jam, termasuk kita termasuk staf juga yang deket presiden swabnya harus 1 x 24. Jadi kalau pun tatap muka insyaAllah tetap aman karena kan hasil swabnya 1 x 24 jam terakhir," kata dia.
Sehingga jika kegiatan tatap muka yang dilakukan di Istana, tetap aman lantaran sudah dilakukan tes swab.
Protap kegiatan di masa pandemi kata Bey juga berlaku kepada jajaran dan staf di Istana.
"Jadi misalnya hari ini rapat kemarin swabnya. Setelah swab itu menunggu hasil lab janjian nggak boleh kemana mana termasuk yang mau Ratas, Sidang kabinet itu peraturannya. Jadi walau tatap muka protokol kesehatan di Istana sangat ketat disana," sambungnya.
Berita Terkait
-
Analis Politik 'Roasting' PSI: Gimmick 'Bapak J' Cuma Tanda Partai Lemah dan Miskin Gagasan
-
PSI Partai Doyan Gimik, Analis Bongkar Strategi 'Bapak J' Cuma Jualan Nama Jokowi-Kaesang
-
Utang Whoosh Rp116 T Jadi Bom Waktu, Agus Pambagio: Jokowi Gak Mau Dengar Saya dan Pak Jonan
-
Bom Waktu Kereta Cepat Whoosh, Jokowi Ditagih Tanggung Jawab Utang Rp118 T dan Rugi Triliunan
-
Geger! dr. Tifa Tuding Ibu Jokowi Bukan Ibu Kandung, Roy Suryo dan Refly Harun Ikut Terlibat?
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- 5 Sepatu Nineten Terbaik untuk Lari, Harga Terjangkau Mulai Rp300 Ribu
Pilihan
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
-
Sah! Garuda Indonesia Tunjuk eks Petinggi Singapore Airlines jadi Direktur Keuangan
-
Gaji Program Magang Nasional Dijamin Tak Telat, Langsung Dibayar dari APBN
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
Terkini
-
Prabowo Ingatkan Anak Muda: Kuasai Ekonomi Sebelum Jadi Pemimpin Politik
-
Jakarta Bersih-Bersih: Halte Transjakarta BNN dan Tiang Monorel Masuk Daftar Pembongkaran
-
DPR Akan Panggil Trans7, Cucun: Jangan Demi Rating Malah Memecah Belah Bangsa
-
Sidang Praperadilan Ditolak, Nadiem Makarim Tulis Surat Menyentuh dari Balik Jeruji
-
BPI Danantara dan Pemprov DKI Siap Wujudkan Proyek Energi Sampah November Ini
-
Wapres Gibran Bingung Ditanya CPNS Optimalisasi? Respon Singkatnya Jadi Sorotan!
-
Surya Paloh dan Sjafrie Gelar Pertemuan Tertutup di Kantor Menhan, Ada Sinyal Politik Apa?
-
Komnas Perempuan: Kekerasan Seksual Mei 1998 Tidak Boleh Dihapus dari Sejarah
-
'Sakit Hati' Lama Terbongkar di Pengadilan, Jusuf Hamka: Saya Dizalimi Hary Tanoe
-
Survei: 83,5% Publik Puas Kinerja Prabowo, Program Energi Bahlil Bikin Hemat Triliunan