Suara.com - Peneliti Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Danu Pratama memaparkan adanya kekerasan ataupun ancaman terhadap pembela Hak Asasi Manusia (HAM) di sektor daya alam.
Rata-rata hal tersebut disebabkan adanya ketimpangan kekuasaan antara masyarakat serta pendamping dengan negara ataupun perusahaan yang memiliki kekuatan lebih besar.
Kontras mencatat setidaknya terdapat 28 peristiwa kekerasan hingga ancaman terhadap pembela HAM selama setahun terakhir. Di samping itu, akses perlindungan terhadap pembela HAM justru belum juga muncul.
"Akses perlindungan ini belum muncul saat ini baik di tataran peraturan maupun di tataran kelembagaan yang dampaknya adalah pada setahun terakhir ada 28 peristiwa dan ada lima orang yang luka-luka serta ada setidaknya dua orang yang tewas karena konflik-konflik sumber daya alam," kata Danu dalam diskusi virtual, Kamis (10/12/2020).
Situasi itu dianggap menjadi urgensi bagi pemerintah untuk menyediakan mekanisme perlindungan dan pemulihan yang komprensif bagi pembela HAM.
Meskipun dalam regulasinya sudah ada yang mengatur perihal perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam. Namun menurutnya peraturan turunan dari undang-undang tersebut belum hadir hingga saat ini.
Kemudian, Danu juga menyoroti soal fokus pemerintah untuk menyelamatkan perekonomian. Kontras tidak mau apabila fokus pemerintah tersebut malah mengalahkan hak-hak manusia.
"Karena ini pasti akan meningkatkan konflik-konflik agraria dan konflik sumber daya alam ke depannya," ujarnya.
Baca Juga: KontraS: Pemerintahan Jokowi Abaikan HAM dalam Pembuatan Kebijakan
Berita Terkait
- 
            
              KontraS Menolak Keras! Soeharto Mau Jadi Pahlawan Nasional, Jejak Kelam Orde Baru Jadi Sorotan
- 
            
              Website KontraS Diretas! Netizen Murka, Curigai Upaya Pembungkaman Informasi
- 
            
              Sebut Aparat Tak Paham, Kontras: Penerapan Undang-Undang TPKS Masih Banyak Banget Catatannya
- 
            
              Efek Revisi UU TNI? KontraS Ungkap Lonjakan Drastis Kekerasan Aparat, Papua Jadi Episentrum
- 
            
              Catatan Hitam KontraS di HUT TNI: Profesionalisme Tergerus, Pelibatan di Urusan Sipil Kian Meluas!
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
- 
            
              Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
Terkini
- 
            
              Dasco Beberkan Alasan MKD DPR Tolak Mundurnya Rahayu Saraswati
- 
            
              Mengapa Jakarta Selatan Kembali Terendam? Ini Penyebab 27 RT Alami Banjir Parah
- 
            
              Korupsi Pertamina Makin Panas: Pejabat Internal Hingga Direktur Perusahaan Jepang Diinterogasi
- 
            
              Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
- 
            
              Soal Progres Mobil Nasional, Istana: Sabar Dulu, Biar Ada Kejutan
- 
            
              Kenapa Pohon Tua di Jakarta Masih Jadi Ancaman Nyawa Saat Musim Hujan?
- 
            
              Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda Presiden Prabowo di KTT APEC 2025
- 
            
              Wakapolri Ungkap Langkah Pembenahan Polri: Aktifkan Pamapta dan Modernisasi Pelayanan SPKT
- 
            
              Pernah Jadi Korban, Pramono Anung Desak Perbaikan Mesin Tap Transjakarta Bermasalah
- 
            
              Skandal Whoosh Memanas: KPK Konfirmasi Penyelidikan Korupsi, Petinggi KCIC akan Dipanggil