Suara.com - Penulis: Sari Soegondo *
Dinamika politik dan tata kelola negara Amerika Serikat beberapa tahun terakhir ini sangat menarik untuk diperhatikan. Bagi orang awam atau mereka yang apolitis, apa yang terjadi di Amerika cukup mudah diikuti. Banyak sekali pelajaran penting yang bisa kita ambil dari aspek komunikasi terkait public affairs di sana.
AS sebenarnya terkenal jago dalam merancang dan menjalankan kampanye komunikasi kepada publik, untuk topik apa pun. Ilmu komunikasi dan kehumasan lahir lebih dulu di negara ini, dan praktiknya berkembang pesat di sana.
Tidak heran jika AS pun menjadi salah satu tujuan pendidikan paling favorit untuk belajar ilmu ini. Namun, reputasi dan kepercayaan pada AS kini tercemar akibat eksperimen komunikasinya, yang berujung pada sebuah blunder besar.
“Gaya” Obama
Jika kita menoleh ke belakang pada masa pemerintahan Presiden Obama, dunia mulanya dibuat terkesan dengan reputasi pemerintahan yang dibangunnya. Narasi-narasi yang keluar dari kabinet dan timnya secara umum positif, berbasis data, berimbang dan memiliki transparansi informasi yang proporsional di setiap sektor.
Tidak dapat dipisahkan dari ‘paket delivery pesan’ ini, adalah sang komunikatornya yang sangat artikulatif dan simpatik, hampir selalu mengetengahkan retorika yang pas.
Setiap kata dipilih dengan hati-hati, disampaikan dengan gaya yang diplomatis dan –mungkin ini khas Presiden Obama– kental nuansa empatik terhadap lawan bicara dan audiens-nya. Inklusifitas dan dorongan untuk maju bersama, tampak jelas sebagai prinsip yang secara konsisten didemonstrasikan dan menjadi salah satu aspek public relations yang terus dibangunnya.
Tim komunikasi Obama yang bekerja keras di balik layar, di West Wing Gedung Putih, tidak luput dari sorotan dan pujian publik. Pamor mereka bahkan turut meroket bak selebriti karena praktik inovatifnya sepanjang delapan tahun administrasi Presiden kulit hitam pertama di AS itu.
Baca Juga: Mengapa Keamanan di Gedung Capitol Bisa Ditembus?
Siapa tak kenal John Favreau misalnya, penulis naskah pidato Presiden yang cerdas itu, dalam sekejap menjadi role model banyak mahasiswa politik dan public affairs.
Tim ini berhasil menjadikan sang presiden terus relevan dengan warganya dan bagi masyarakat dunia, melalui apa yang disampaikannya, tonasi dan penekanannya, sikap dan perilakunya, serta dari traffic informasinya yang didukung oleh media massa dan media sosial.
Ini semua berkontribusi pada keberhasilan kebijakan, program kerja, posisi politik, atau misi apa pun yang ingin dipromosikan presiden.
Namun demikian, kita semua dapat berasumsi bahwa hal di atas adalah wajar. Sungguh normatif bagi seorang pemimpin negara adidaya untuk ditopang oleh sebuah sistem kerja yang solid dan disiapkan oleh para ahli publikasi dengan matang, agar dapat tampil begitu bijaksana, meski sebagai pembuat kebijakan tertinggi ia pasti berada di tengah dinamika situasi yang sangat tinggi.
Kontra-Diplomasi ala Trump
Tetapi ternyata, kemapanan protokol dan kesakralan komunikasi negara ini bukannya tidak bisa didobrak dan bahkan dijungkirbalikkan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Di KTT Perdamaian Gaza, Prabowo Dapat Pujian dari Donald Trump: Apa Katanya?
-
Agustina Wilujeng: Pemimpin untuk Semua Warga, Tanpa Memandang Latar Belakang
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Peneliti BRIN Ungkap Demokrasi Sejati Adalah Saat Suara Rakyat Didengar, Bukan Hanya Dipilih
-
Irine Gayatri BRIN Bedah 'Pasang Surut' Gerakan Rakyat
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?