Suara.com - Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko menjadi Komisaris Independen PT Perkebunan Nusantara V (Persero) atau PTPN V. Informasi penunjukkan Budiman Sudjatmiko tersebut diketahui melalui unggahan yang ada di akun resmi Instagram PTPN V @ptpnusalima.
Budiman Sudjatmiko merupakan politisi PDI Perjuangan yang diberi jabatan sebagai komisaris yang sebelumnya politikus PDI Perjuangan lainnya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjabat sebagai komisaris utama PT Pertamina. Budiman Sudjatmiko juga dikenal sebagai aktivis pada era reformasi dan mendirikan gerakan Invoator 4.0 Indonesia. Lantas bagaimana perjalanan Budiman Sudjatmiko dalam kariernya? Untuk lebih lengkapnya, berikut merupakan profil Budiman Sudjatmiko.
1. Latar Belakang
Budiman Sudjatmiko merupakan politisi PDI Perjuangan yang lahir di Majenang, Cilacap, 10 Maret 1970 silam. Budiman Sudjatmiko lahir dari pasangan Wartono Sudjatmiko dan Sri Sulastri dan ia merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Budiman tumbuh besar dalam keluarga dengan suasana kental dengan keagamaan, nasionalisme dan kepedulian. Mulai dari situ, ia berkembang menjadi pemuda yang aktif dalam berbagai diskusi dan organisasi. Selama masa kecilnya ia pernah tinggal di Cilacap, Bogor dan Yogyakarta.
Budiman Sudjatmiko dikenal sebagai aktivis reformasi dan juga mendirikan Partai Rakyat Demokratik. Ia juga mendirikan gerakan Inovator 4.0 Indonesia dan Menyusun Undang-Undang Desa.
2. Pendidikan
Budiman Sudjatmiko pernah menempuh sekolah di SD Negeri Pengadilan 2 Bogor dan melanjutkan ke tingkat menengah pertama di SMP Negeri 1 Cilacap dan lulus di tahun 1986. Ia menginjakkan kakinya di SMA Negeri 5 Bogor dan lulus pada tahun 1989. Setelah lulus SMA ia sempat menempuh perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Namun karena aktivisme menentang Orde Baru, membuatnya drop out dan dipenjara. Selepas dipenjara ia melanjutkan pendidikannya di Ilmu Politik Universitas London dan Master Hubungan Internasional di Universitas Cambridge, Inggris.
3. Karier
Budiman Sudjatmiko telah aktif dalam berbagai organisasi sejak ia berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia juga terjun ke dalam community organizer dalam pemberdayaan politik, organisasi, dan ekonomi di kalangan petani dan buruh.
Baca Juga: Mengapa Erick Thohir Tunjuk Budiman Sudjatmiko Jadi Komisaris PTPN V?
Pada tahun 1996, ia mendirikan Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang menyebabkannya dipenjara selama 13 tahun oleh pemerintahan Orde Baru karena ia dianggap sebagai dalang peristiwa 27 Juli 1996. Budiman hanya menjalani hukuman penjara selama 3,5 tahun setelah dia diberi amnesti oleh Presiden Abudurrahman Wahid (Gus Dur).
Pada tahun 2004, Budiman Sudjatmiko bergabung ke PDI Perjuangan dan membentuk REPDEM (Relawan Perjuangan Demokrasi) yang merupakan organisasi sayap partai. Budiman juga aktif sebagai steering committee di Social-Democracy Network in Asia. Ia juga aktif melopori penyusunan Undang-Undang Desa pada tahun 2009.
Pada tanggal 11 September 2018, Budiman membentuk Inovator 4.0 Indonesia yang merupakan komunitas yang berisikan akademisi, peneliti, seniman, dokter, dan berbagai profesi lain yang bertujuan untuk memicu lompatan Indonesia menuju Revolusi Industri 4.0. Saat ini, dia menjabat sebagai anggota DPR RI dari PDI Perjuangan (dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah VIII: Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap) dan duduk di komisi II yang membidangi pemerintahan dalam negeri, otonomi daerah, aparatur negara, dan agraria.
4. Karya Budiman Sudjatmiko
Pada April 2012, Budiman Sudjatmiko meluncurkan buku “Anak-Anak Revolusi” yang menceritakan tentang perjalanan hidupnya untuk mencari jawaban dan memperjuangan mimpinya. Ia juga menceritakan tentang dirinya saat dipenjara oleh pemerintahan Orde Baru.
Kontributor : Muhammad Zuhdi Hidayat
Berita Terkait
-
Inilah PT Tambang Mas Sangihe yang Ditolak Helmud Hontong Sebelum Meninggal Dunia
-
Profil Gilli Jones, Aktor Berdarah Indonesia yang Masuk Bursa Casting Flynn Rider di Tangled
-
Profil Ade Kuswara: Bupati Bekasi yang Kena OTT KPK, Ayahnya Ternyata Tokoh Berpengaruh
-
Profil Iin Mutmainnah, Perempuan Pertama yang Jadi Wali Kota Jakarta Barat
-
Profil Nasha Anaya, Anak Pasha Ungu dan Okie Agustina yang Masuk Final Gadis Sampul 2025
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang