Suara.com - Ali Ay, suami berusia 28 tahun di Turki, ditangkap aparat kepolisian setempat, karena melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap istrinya, Rukiye Ay (23).
Ali tega menyiram Rukiye memakai air mendidih hingga kulit sang istri melepuh. Alasan Ali, dirinya kesal dibangunkan Rukiye untuk sarapan pagi.
Seperti dikutip dari Mirror, Sabtu (23/1/2021), otoritas kepolisian mengungkapkan peristiwa tersebut terjadi di Konya, 9 Januari.
Akibat disiram memakai air mendidih, Rukiye menderita luka bakar dan harus dirawat secara intensif di rumah sakit.
"Aku membawakan sarapan pagi untuk Ali yang sedang tidur. Maksudku itu untuk kejutan buat dia," kata Rukiye.
Namun, kejutan penuh cinta Rukiye itu berujung malapetaka. Ali yang dibangunkan justru tak menghargai upaya sang istri, melainkan marah.
"Ali marah-marah karena dibangunkan. Aku akhirnya minta maaf karena menganggu lantas sarapan dengan putri kami," kata Rukiye.
Ketika itulah Ali mendatangi Rukiye, melemparkan ancaman cerai, dan menyiramkan air mendidih ke bagian leher serta wajah sang istri.
"Tapi aku sempat berbalik badan sehingga air itu mengenai pinggulku dan kaki anakku," kata dia.
Baca Juga: Ibu Muda Jadi Korban KDRT di Malaysia, Bawa Pulang Anak ke Indonesia
Rukiye sempat ingin melarikan diri bersama putrinya. Namun, sebelum sempat kabur, Rukiye pingsan karena tak kuat menahan sakit.
Rukiye yang siuman tapi masih lemas, berusaha bangkit karena mendengar suara putrinya menjerit.
"Putriku menjerit, sehingga aku berusaha bangkit. Saat itu, Ali malah menyeretku ke kamar mandi."
Ketika Ali teralih perhatiannya, Rukiye memanfaatkan waktu tersebut untuk menelepon ayahnya. Setelahnya, dia juga melarikan diri ke rumah tetangga untuk berlindung dan menelepon polisi.
Polisi akhirnya menangkap Ali, namun lelaki kejam itu dilepaskan dengan uang jaminan.
Hal tersebut membuat publik Turki melakukan protes massal. Protes berbuah, Ali kembali ditahan polisi atas perintah kepala kejaksaan agung.
Berita Terkait
-
Ibu Muda Jadi Korban KDRT di Malaysia, Bawa Pulang Anak ke Indonesia
-
Akurasi Baik, Alat Tes Covid-19 Buatan Turki Diminati Negara Dunia
-
Turki Larang Iklan di Twitter, Periscope, dan Pinterest, Ini Alasannya
-
Ibu Tiri Bunuh Bocah 7 Tahun Lalu Bilang Si Anak Meninggal karena Covid-19
-
Pelayan Restoran Berhasil Bongkar Kasus KDRT, Bermula dari Keanehan Ini
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?
-
SBY: Seni Bukan Hanya Indah, Tapi 'Senjata' Perdamaian dan Masa Depan Lebih Baik
-
Hartanya Lenyap Rp 94 Triliun? Siapa Sebenarnya 'Raja Kretek' di Balik Gudang Garam
-
3 Fakta Viral Lutung Jawa Dikasih Napas Buatan Petugas Damkar, Tewas Tersengat Listrik di Sukabumi!
-
Bos Gudang Garam Orang Kaya Nomor Berapa di Indonesia versi Forbes? Isu PHK Massal Viral
-
UU Perlindungan Anak Jadi Senjata Polisi Penjarakan Delpedro Marhaen, TAUD: Kriminalisasi Aktivis!