Suara.com - Permadi Arya menjadi salah seorang yang kini paling disorot di Indonesia. Konten-konten yang diunggahnya ke media sosial sejak lama jadi perhatian karena sering kali mengangkat isu-isu paling sensitif di negeri ini.
Banyak kalangan pro dengan sikapnya, tetapi tak sedikit pula yang kontra, terutama yang terjadi belakangan ini, karena menganggap dia telah offside.
Di antara yang dianggap offside dan sekarang membawanya ke persoalan hukum ketika dia menyebut "evolusi" untuk mendebat Natalius Pigai yang kemudian berkembang jadi isu rasis, dan kemudian "Islam arogan."
Sejumlah kalangan menganggap Abu Janda begitu berani bicara hal-hal sensitif karena dia berlindung sebagai anggota Banser NU -- salah satu organisasi keagamaan berpengaruh di Indonesia.
Tokoh NU Nusron Wahid yang sejauh ini terkesan tak ikut campur tangan dengan polemik Abu Janda, beberapa waktu lalu menyatakan sikap karena dia banyak mendapat pertanyaan tentang Abu Janda.
"Saya tidak kenal dan tidak pernah bertemu," kata Nusron Wahid, Senin (1/2/2021).
Disebutkan, selama memimpin Ansor periode 2010-2015, tidak ada nama Permadi Arya atau Abu Janda yang beredar.
Nusron menilai sikap dan bicara Abu Janda, "tidak nampak tawassuth, tawazun, tasamuh dan i'tidal ala kader NU."
Nusron berharap, "semoga NU dijauhkan dari penumpang yang ingin merusak dari dalam."
Baca Juga: Tengku Zul Bongkar Cuitan-cuitan Abu Janda Soal 'Islam Arogan'
Klarifikasi Abu Janda
Dilaporkan Suara.com akhir pekan lalu, Abu Janda menyatakan tulisannya "Islam Arogan" di Twitter yang ketika itu untuk menanggapi pernyataan Tengku Zulkarnain, telah mengalami pemotongan sehingga keluar dari konteks yang semula dia maksudkan untuk kritik kepada kalangan tertentu.
"Izinkan saja jelaskan kesalahpahaman atas tulisan saya di Twitter, komentar saya diviralkan dipotong tanpa melihat konteksnya seolah itu pernyataan mandiri," kata Abu Janda lewat video yang dikutip pada Sabtu, 30 Januari 2021.
"Jadi karena itulah keluar kata arogan dari tulisan saya, karena jawab tweet Ustaz Tengku Zulkarnain soal minoritas di Indonesia arogan."
Disebutkan pula, istilah Islam arogan yang diucapkan tersebut merujuk pada kelompok Islam tertentu yang disebutnya rajin mengafirkan tradisi budaya lokal nusantara.
"Komentar itu merupakan cara saya sebagai seorang muslim dalam konteks otokritik perihal masalah internal Islam saat ini, makanya saya tulis Islam agama pendatang dari Arab," kata dia.
Berita Terkait
-
Cak Imin Bicara soal Isu Pemakzulan di PBNU Usai Rapat, Nusron Wahid: Doakan Badai Cepat Berlalu
-
Isu Pemakzulan Gus Yahya Menguat, Begini Reaksi Nusron Wahid Soal Polemik Internal PBNU
-
Peneliti Sebut Evolusi Manusia Masih Berlangsung Hingga Saat Ini
-
Sertifikat Tanah Ganda Paling Banyak Keluaran 1961 Hingga 1997, Apa Solusinya?
-
Kasus Sertifikat Tanah Ganda Merajalela, Menteri Nusron Ungkap Penyebabnya
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
Terkini
-
Majelis Adat Budaya Tionghoa Buka Suara soal Penyerangan 15 WNA China di Kawasan Tambang Emas
-
Aroma Hangus Masih Tercium, Pedagang Tetap Jualan di Puing Kios Pasar Induk Kramat Jati
-
Hadir Tergesa-gesa, Gus Yaqut Penuhi Panggilan KPK untuk Kasus Haji
-
BGN Dorong SPPG Turun Langsung ke Sekolah Beri Edukasi Gizi Program MBG
-
Usai Tahan Heri Gunawan dan Satori, KPK Bakal Dalami Peran Anggota Komisi XI DPR di Kasus CSR BI-OJK
-
Ketua Komisi XI DPR Ungkap Alasan TKD Turun, ADKASI Tantang Daerah Buktikan Kinerja
-
Asuransi Kebakaran Kramat Jati Hanya Tanggung Bangunan, Pramono Buka Akses Modal Lewat Bank Jakarta
-
Kasus Kuota Haji, Gus Yaqut Jalani Pemeriksaan di KPK Hari Ini
-
Imigrasi Dalami Penyerangan 15 WNA China Bersenjata Tajam hingga Alat Setrum di Tambang Emas Kalbar
-
Pemprov DKI Jamin Relokasi Cepat untuk 121 Pedagang Kramat Jati