Suara.com - Pengamat politik Rocky Gerung mengomentari pernyataan Presiden Jokowi yang meminta agar masyarakat lebih aktif mengkritik pemerintah. Dia membenturkannya dengan kabar keinginan Menkopolhukam Mahfud MD terkait pengaktifan polisi siber.
Rocky Gerung mengatakan, pernyataan tersebut disambut masyarakat gembira karena lucu. Tak pelak, kata dia, hiburan yang paling memungkinkan akal sehat ialah dengan menertawakan istana.
Komentar menohok Rocky Gerung tersebut disampaikan lewat video berjudul "Presiden Minta Dikritik. Waspada Jebakan Betmen Mahfud MD" yang tayang dalam saluran YouTube Rocky Gerung Official, Kamis (11/2/2021).
"Ternyata masih berlanjut soal kritik mengkritik permintaan Jokowi karena diperkuat Seskab Pramono Anung yang meminta kritik lebih pedas, tapi lucunya diplesetkan publik, kripik pedas atau kripik gurih," kata Hersubeno Arief mengawali pembicaraan seperti dikutip Suara.com.
Pernyataan Hersubeno Arief ditimpali Rocky Gerung dengan tertawa dan mengungkit opini publik sebagaimana dia lihat.
"Itu permintaan Presiden Jokowi yang diteruksan Mahfud MD, Pramono Anung, disambut gembira masyarakat sipil karena lucu. Ini hiburan yang paling memungkinkan akal sehat adalah dengan menertawakan istana," balas Rocky Gerung.
"Cara paling elegan untuk menghormati badut adalah menertawakannya. Kalau badut gak ditertawakan itu artinya kita gak paham tentang perbadutan. Ini begitu juga permintaan istana, ditertawakan netizen, dibuat meme, karena cuma itu cara menghargai," sambungnya.
Rocky Gerung kemudian mengungkit polisi siber yang disebut-sebut akan dikerahkan pada 2021.
Kata dia, gagasan polisi siber bertentangan dengan pernyataan Presiden Jokowi baru-baru ini yang meminta agar mendapatkan kritikan. Sampai-sampai, Rocky Gerung dengan tegas menyebutnya paradoks dari pemaksaan.
Baca Juga: Alissa Wahid: WO Aisha Weddings Dilatari Pemahaman Agama yang Sempit
"Itulah yang disebut pradaoks dari pemaksaan. Dia (pemerintah) lupa, dia pernah mengancam sekarang membujuk supaya jangan takut punya kritik. Batalin dulu polisi siber," tegas Rocky Gerung.
"Pak Mahfud MD dan teman-temannya selalu bikin gaduh sebetulnya karena akhirnya orang memverifikasi apa yang dinginkan istana melalui jejak digital. Harusnya Pak Mahfud MD bisikin presiden, bos ini gue ngomong tentang polisi siber sekarang lo berupaya minta kritik," imbuh dia.
Permainan Dua Muka
Sebelumnya, Rocky Gerung juga sempat membahas soal Jokowi minta dikritik. Kata dia, Jokowi mampu menyembunyikan dendam dengan baik melalui kata-kata "kritik kami".
Bahkan, menurut Rocky Gerung, pernyataan Jokowi soal minta warga mengkritik sejatinya permainan dua muka.
"Padahal dendamnya itu dia delegasikan pada buzzer dan tokoh-tokoh yang membenci oposisi. Ini permainan dua muka yang berbahaya, sinyalnya bisa palsu. Ngapain presiden bersembunyi di balik kebohongan komunikasi publik," terang Rocky Gerung.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polda Metro Jaya Bakal Rilis Tentang Ledakan SMAN 72 Jakarta yang Lukai Puluhan Siswa
-
Sekjen PDIP Hasto Ingatkan Spirit Pengasingan Bung Karno di Konferda NTT
-
Masjid Dipasang Garis Polisi, Begini Kondisi SMAN 72 Jakarta Pasca Ledakan
-
Olah TKP Dinyatakan Rampung, Brimob Tinggalkan Lokasi, Polda Metro Jaya: Hasilnya Besok
-
Ledakan SMAN 72: Prabowo Beri Peringatan Keras! Ini Pesannya...
-
Ketua MPR: Tidak Ada Halangan bagi Soeharto untuk Dianugerahi Pemerintah Gelar Pahlawan Nasional
-
Misteri Ledakan SMA 72 Jakarta: Senjata Mainan Jadi Petunjuk Kunci, Apa yang Ditulis Pelaku?
-
Ledakan SMA 72 Jakarta: Pelaku Pelajar 17 Tahun, Kapolri Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Update Ledakan SMAN 72: Polisi Sebut 54 Siswa Terdampak, Motif Masih Didalami
-
Ledakan di SMAN 72 Jakarta Lukai 39 Siswa, Enam Orang Luka Berat