Suara.com - Pandemi Covid-19 yang mengakibatkan perekonomian Indonesia terpukul juga turut dirasakan para pedagang kopi keliling, yang biasanya berjualan di jalan-jalan protokol Ibu Kota.
Pada Maret nanti setahun sudah pandemi Covid-19 melanda Indonesia, yang berarti setahun juga pendapatan para pedagang kopi keliling menurun.
Adalah Dewi satu di antara mereka, mencari nafkah dari setiap seduhan kopi kemasan. Perempuan berusia 42 tahun itu mengatakan, sebelum pandemi pendapatannya bisa mencapai Rp 1 juta.
“Sekarang susah buat dapat segitu, dapat Rp300 ribu saja sudah syukur,” ujar Dewi kepada Suara.com saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Dewi pun menuturkan, selama pandemi ini Jalan Gatot Subroto, Kuningan, Jakarta Selatan tempatnya mangkal sangat sepi pembeli.
“Kalaupun ada yang beli enggak sebanyak dulu. Kalau dulu sopir-sopir taksi atau ojek online, dan satpam sini jajan banyak, tapi sekarang mereka kayak batasin buat beli kopi dan rokok,” ujarnya.
“Mungkin pendapatan mereka juga berkurang, jadi minum kopi sama rokoknya juga dibatasi,” jelas Dewi.
Bekerja sebagai pedagang kopi keliling diakuinya bukan tanpa tantangan, sesekali dia harus kucing-kucingan dengan Satpol PP.
“Kadang harus kejar-kejaran sama Satpol PP, karena beberapa tempat dan jam enggak boleh mangkal, namanya cari duit ya uda, kejar-kejaran deh,” ujar Dewi.
Baca Juga: Anggota DPR: Kerumunan di Maumere Bukan Salah Jokowi, Tapi Protokol Istana
Karena sepinya pembeli pada masa pandemi ini, Dewi mengungkapkan menanti adanya aksi demonstrasi, karena keramaian menjadi kesempatan baginya mengumpulkan lebih banyak rupiah.
“Kalau ada demonstrasi saya senang, kalau bisa setiap harilah, tapi kasihan juga sih,” kata Dewi sambil tertawa.
Dewi mengenang, beberapa waktu lalu saat aksi demonstrasi mahasiswa menuntut pembatalan RUU Cipta Kerja di sejumlah titik di Jakarta, dia mengaku mampu membawa pulang uang sebanyak Rp2,5 juta.
“Tapi itu saya dagang nasi kuning, kue-kue juga selain kopi sama rokok,” jelas Dewi.
Berjualan di tengah aksi demonstrasi, diakuinya bukan tanpa risiko, tapi beruntung hingga saat ini Dewi tidak pernah tertimpa hal buruk.
“Alhamdulillah tidak pernah, dagangan saya dijarah juga enggak pernah. Malha para demonstran biar kata dikejar-kejar petugas pas lagi minum kopi itu mereka bayar. Bahkan uda kabur dia lupa bayar, balik lagi dia, sambil bilang, Bu saya lupa bayar tadi,” ujar Dewi mengingat pengalamannya itu.
Oleh karenanya Dewi sangat berharap pandemi Covid-19 ini berakhir, apalagi saat ini dia harus menjadi tulang punggung keluarganya. Sebab beberapa waktu lalu suaminya telah meninggal dunia.
Berita Terkait
-
Semangat Namin di Usia Senja: Bersepeda Tengah Malam Demi Rezeki dan Lingkungan
-
Kadar Gula Tinggi dan Saturasi Oksigen Anjlok, Ivan Gunawan Merasa Ajal Sudah Dekat
-
Skandal Raffi Ahmad Sang Utusan Khusus Presiden: Digugat ke Pengadilan saat Pandemi Covid-19
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Dharma Pongrekun Sebut Penyebab Tanah Abang Sepi Akibat Pandemi Covid-19
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Prabowo Blusukan ke Monas, Cek Persiapan HUT ke-80 TNI
-
Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk Tewaskan 13 Orang, FKBI Desak Investigasi dan Soroti Kelalaian Fatal
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial