Suara.com - Eks kader Partai Demokrat Darmizal MS membuka secara terang-terangan dirinya menyesal pernah mendukung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Dirinya mengaku menjadi sosok yang membuat SBY menjadi ketua umum dengan mengumpulkan ketua dewan pimpinan daerah (DPD) dan dewan pimpinan cabang (DPC).
"Saya sangat menyesal memang menjadi aktor tim buru sergap untuk mendatangi ketua-ketua DPD, mengumpulkan ketua-ketua DPC agar mereka berbulat tekad membangun chemistry agar Pak SBY yang dipilih dalam Kongres 2015 di Surabaya," ujar Darmizal, dikutip dari KompasTV, Rabu (10/3/2021).
Tak hanya itu, Darmizal pun sambil sesenggukan mengungkapkan perbuatannya sehingga melahirkan sebuah kepengurusan yang ia sebut diktator.
"Hari ini saya kepada seluruh DPC seluruh DPD Partai Demokrat minta maaf, saya menyesal, saya enggak tahu kalau akan lahir rezim diktator ini," tuturnya sambil menangis.
Akibat perbuatannya mendukung SBY, Darmizal menyampaikan permohonan maaf. Sebab, kini pengurus DPD dan DPC disulitkan dengan adanya pengaturan organisasi (PO) yang dikeluarkan pengurus pusat Partai Demokrat.
Diungkapkan oleh Darmizal, ada aturan yang mewajibkan DPC dan DPD memberikan setoran kepada DPP Partai Demokrat.
Aturan itu berlaku setelah SBY terpilih sebagai ketua umum. Darmizal pun mengaku bersalah atas hal tersebut.
"Sungguh saya enggak tahu akan ada PO yang memberatkan kalian menyetor setiap bulan, malu saya," ungkapnya.
Baca Juga: Demokrat: Kader Senior Tersenyum, Kader Muda Bertanya-tanya Siapa Darmizal
Perlu diketahui, Darmizal merupakan salah satu kader Demokrat yang dipecat. Dirinya terlibat dalam upaya mengambil alih kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum Partai Demokrat.
Saat ini Partai Demokrat telah diterpa kisruh perpecahan internal. Hal ini lantaran kubu AHY tidak terima Moeldoko dijadikan sebagai ketua umum Partai Demokrat hasil dari KLB di Deli Serdang Sumatera Utara.
Berita Terkait
-
Ingin Dipolisikan Kubu Moeldoko, Andi Mallarangeng: Mereka Kehabisan Akal
-
Arus Bawah Jokowi Sebut Presiden Tak Akan Campuri Dualisme Demokrat
-
Demokrat: Kader Senior Tersenyum, Kader Muda Bertanya-tanya Siapa Darmizal
-
Polisikan Andi Mallarangeng, Kubu Moeldoko: Dia Nuduh Pemerintah Terlibat
-
Darmizal Nangis Ungkap soal Uang Setoran, Demokrat: Fitnah dan Pembohongan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Boni Hargens: 5 Logical Fallacies di Argumentasi Komite Reformasi Polri Terkait Perpol 10/2025