Suara.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan data terbaru yang menyatakan bahwa setidaknya sudah 138 pengunjuk rasa tewas saat melakukan aksi protes terhadap kudeta militer Myanmar.
Menyadur Deutsche Welle, Selasa (16/3/2021) Stephane Dujarric, juru bicara PBB, mengatakan penghitungan terbaru tersebut termasuk tambahan sebanyak 56 orang yang tewas selama akhir pekan.
Puluhan demonstran yang tewas tersebut mayoritas di daerah Hlaing Thayer di Yangon, kota terbesar Myanmar yang sering menjadi tempat aksi protes.
Sekretaris Jenderal Antonio Guterres "mengutuk keras kekerasan yang sedang berlangsung terhadap pengunjuk rasa damai dan pelanggaran terus menerus terhadap hak asasi manusia rakyat Myanmar," kata Dujarric.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jalina Porter mengatakan kekerasan yang terjadi selaman akhir pekan itu "tidak bermoral dan tidak bisa dipertahankan."
"Pasukan keamanan benar-benar menyerang orang-orang mereka sendiri, menewaskan puluhan orang di seluruh negeri," kata Porter.
Komentar dari komunitas internasional muncul setelah pasukan keamanan menembak mati 12 orang yang mengambil bagian dalam demonstrasi pro-demokrasi, menurut kantor berita Reuters.
Dalam upaya nyata untuk menekan berita kekerasan, penyedia layanan telekomunikasi diperintahkan untuk memblokir semua data seluler secara nasional.
Junta militer telah memberlakukan darurat militer di beberapa kota Yangon, yang memberi para komandan kekuasaan luas untuk membasmi perbedaan pendapat.
Baca Juga: Sejak Kudeta Militer, Warga Myanmar Bikin Tato sebagai Bentuk Protes
MRTV mengatakan aturan baru berlaku untuk kota-kota Yangon di Dagon Utara, Dagon Selatan, Dagon Seikkan, dan Okkalapa Utara.
Pada awal Maret, PBB juga mengungkapkan jik sebanyak 50 demonstran tewas dalam aksi protes damai akibat keganasan petugas keamanan.
"Mereka membunuh orang seperti membunuh burung dan ayam," kata seorang pemimpin demonstrasi kepada kerumunan di Dawei, sebuah kota di selatan Myanmar, dikutip dari Reuters, Selasa (09/03/2021).
"Apa yang akan kita lakukan jika kita tidak memberontak melawan mereka? Kita harus memberontak." tegasnya.
Peristiwa terbaru, Khin Maung Latt, seorang pejabat dari partai yang dipimpin Aung San Suu Kyi, tewas dalam tahanan polisi, Minggu (07/03/2021).
Ia merupakan pejabat partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Reuters melihat foto tubuhnya dengan kain berlumuran darah di sekitar kepalanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Dana Bagi Hasil Jakarta dari Pemerintah Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Siapkan Skema Ini
-
KemenPPPA Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Pasca Kasus Keracunan
-
BGN Enggan Bicara Sanksi untuk Dapur MBG, Malah Sebut Mereka 'Pejuang Tanah Air'
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line
-
Divonis 16 Tahun! Eks Dirut Asabri Siapkan PK, Singgung Kekeliruan Hakim
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah