Suara.com - Radhar Panca Dahana yang merupakan seorang seniman sekaligus budayawan Tanah Air dikabarkan meninggal dunia pada Kamis (22/4/2021). Berikut ini profil Radhar Panca Dahana.
Diketahui, Radhar Panca Dahana meningga dunia di RS Cipto Mangunkusumo pada pukul 20.30 malam setelah terkena serangan jantung saat akan melakukan cuci darah. Buat yang ingin mengenal sosoknya, berikut ini profil Radhat Panca Dahana.
Profil atau Biodata Radhar Panca Dahana
Radhar Panca Dahana atau yang juga dikenal dengan nama Reza Mortafilini ini lahir pada 26 Maret 1965 di Jakarta. Ia merupakan seorang sastrawan, seniman juga budayawan.
Ia memiliki seorang istri bernama Evi Aprina. Dari hasil pernikahan mereka berdua, keduanya dikarunia seorang anak bernama Cahaya Prima Putra Dahana.
Alumni Universitas Indonesia (UI)
Diketahui, Radhar menjalani pendidikannya di SMA selama enam tahun. Sejak kecil, ia dikenal sebagai sosok yang pemberontak. Hal tersebut membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang gigih dan pemberani.
Selepas lulus SMA, ia melanjutkan pendidikan Universitas Indonesia (UI). Kala itu, ia sukses menuntaskan mata kuliah Sosiologi hanya dalam kurun waktu 2,5 tahun.
Berprofesi Sebagai Jurnalis
Baca Juga: Profil Wali Kota Tanjung Balai M Syahrial yang Kena Kasus Suap
Tahun 1970, Radhar remaja pernah berprofesi sebagai jurnalis. Kala itu, ia menjadi reporter untuk sebuah majalah milik Arswendo Atmowiloto. Karya-karyanya dimuat dalam bentuk cerpen remaja.
Sejak saat itu, Radhar sering diminta untuk mengisi berbagai rubrik. Namun, ia terpaksa harus berhenti sebagai jurnalis lantaran tak diizinkan orang tuanya untuk bekerja. Orang tuanya menginginkannya untuk melanjutkan sekolah.
Aktif sebagai Seniman
Radhar dikenal juga sebagai seorang seniman, sastrawan dan budayawan aktif. Bahkan, ia salah satu tokoh yang tak pernah lelah dalam memperjuangkan keberlangsungan Taman Ismail Marzuki (TIM). Ia juga aktif dalam berbagai forum seniman.
Pernah tinggal di Prancis
Tahun 1997, Radhar melanjutkan studinya di Prancis, tepatnya di Ecole des Hautes Etudes en Science Sociales. Di sana, ia menganalisis postmodernisme di Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre
-
Saksi Ahli Pidana Kubu Nadiem Beberkan Empat Syarat Penetapan Tersangka