Suara.com - Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) mendesak Polri agar mengusut serangan peretasan yang dialami sejumlah aktivis antikorupsi sampai dengan penyidik senior KPK Novel Baswedan. Polri diminta proaktif usut kasus tersebut.
"Tentu saja muara yang paling penting dari ini semua jadi saya belum bicara soal siapa pelaku dan lain sebagainya, tetapi muara yang kami inginkan adalah pengungkapan siapa pelaku dan penegakkan hukum terhadap pelaku. Idealnya yang melakukan ini adalah polisi," kata Koordinator SAFEnet, Damar Juniarto saat dihubungi Suara.com, Jumat (21/5/2021).
Damar menekankan, kalau Polri kali ini harus bersikap proaktif turun tangan mengusut kasus peretasan tersebut. Pasalnya, selama ini penanganan kasus peretasan selalu tak jelas seperti kasus peretasan yang dialami media Tirto dan Tempo.
"Karena kalau ini tidak kunjung terungkap yang saya khawatirkan normalisasi ya dianggap normal-normal aja. Ada serangan kayak gini tuh dianggap hal biasa," tuturnya.
Menurutnya, jika kasus peretasan yang menimpa para aktivis hingga pegawai dan mantan pimpinan KPK didiamkan, justru akan merugikan demokrasi.
"Membuat tidak bisa menjalankan fungsi kontrol terhadap pemerintah terhadap kebijakan," tandasnya.
Akun Novel Diretas
Sebelumnya, Novel mengaku jika akun Telegram pribadinya telah dibajak, Kamis malam.
Pengakuan itu disampaikan Novel melalui akun Twitter-nya, @nazaqistsha.
Baca Juga: Sejumlah Aktivis hingga Novel Diretas, SAFEnet: Ini Serangan Terarah
Lewat cuitannya itu, Novel mengaku tak lagi bisa mengakses akun Telegramnya sejak pukul 20.22 WIB.
"Akun telegram saya dibajak sejak pukul 20.22 WIB hari ini sehingga tidak lagi dibawah kendali saya," kata Novel dini hari.
Tak hanya Novel, akun Telegram milik Direktur Pembinaan Jaringan kerja antar Komisi dan Instansi KPK, Sujanarko juga ikut diretas. Novel mengatakan, Sujanarko tidak dapat mengendalikan telegramnya tersebut sejak pukul 20.31 WIB.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- 3 Rekomendasi Mobil Keluarga 9 Seater: Kabin Lega, Irit BBM, Harga Mulai Rp63 Juta
Pilihan
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
Terkini
-
Rapor 1 Tahun Prabowo Versi LSI: Ekonomi Jeblok, 5 Sektor Lain Lolos, Hubungan Internasional Juara
-
Soal Polemik Sumber Air Aqua dari Sumur Bor, DPR Buka Peluang Panggil Petinggi Danone
-
Prabowo Kagum ke Presiden Brasil: Beliau Tiga Periode, Kalau Kita Nggak Boleh!
-
Air Doa jadi Modus, ABG di Bandung Dicabuli Dukun Dalih Ritual Sembuhkan Penyakit
-
Diungkap Polri, Ratusan Anak Edarkan Narkoba jadi Alarm Keras: Narkoba Sudah Acak-acak Generasi Muda
-
PSI Temukan Anggaran Janggal di RAPBD DKI 2026: Lampu Operasi Rp 1,4 Miliar, Laptop Rp 43 Juta
-
Menjawab Sidak Dedi Mulyadi, 4 Bukti Kuat Sumber Air Aqua Berasal dari Pegunungan Terlindungi
-
Geger Pesta Seks Gay di Surabaya Bikin Kaget, Profesi Pesertanya Ada ASN, Guru hingga Petani?
-
Soeharto Jadi Pahlawan Nasional? Guntur Romli PDIP Sebut Mahasiswa '98 Bisa Dicap Penjahat
-
FKBI Desak Gubernur Dedi Mulyadi Lakukan Tindakan Tegas Usai Kaget Sumber Air Aqua dari Sumur