Suara.com - Sebuah pemandangan tak biasa tampak dalam latihan parade militer di Ukraina di mana tentara wanita di negeri ini berbaris dengan gagah dengan seragam tentara dan balutan sepatu hak tinggi.
Menyadur Euro News Minggu (04/07), latihan parade militer ini menuai banyak komentar dari warga Ukraina sendiri karena dianggap sebagai ide bodoh, bahkan pelecehan dan penghinaan.
Kementerian pertahanan Ukraina menerbitkan foto para mahasiswi perguruan tinggi militer yang mengenakan sepatu hak tinggi yang diakui tidak praktis oleh para taruna itu sendiri.
"Hari ini kami berlatih dengan sepatu hak tinggi untuk pertama kalinya. Ini sedikit lebih sulit daripada sepatu bot tempur, tetapi kami melakukan yang terbaik," kata Ivanna Medvid kepada ArmiaInform, kantor berita kementerian.
Gambar-gambar itu memicu kemarahan online di Ukraina. Seorang anggota parlemen, Inna Souvsoun, mengatakan inisiatif itu adalah ide bodoh yang mewujudkan stereotipe tentang peran wanita sebagai boneka cantik.
Olena Kondratiouk, wakil ketua parlemen, meminta pihak berwenang untuk meminta maaf secara terbuka karena mempermalukan perempuan yang mempertahankan kemerdekaan Ukraina dengan tangan di tangan.
Pawai tersebut diadakan pada 24 Agustus untuk menandai 30 tahun kemerdekaan Ukraina. Lebih dari 30.000 wanita bertugas di angkatan bersenjata Ukraina, termasuk lebih dari 4.100 perwira.
Lebih dari 13.500 wanita Ukraina telah berperang melawan separatis pro-Rusia di timur negara itu sejak pecahnya konflik bersenjata mematikan tujuh tahun lalu.
Awal tahun ini, sejumlah tentara wanita Ukraina berbicara kepada Euronews tentang kesulitan bertugas di militer yang didominasi pria, termasuk seksisme dan kebencian terhadap wanita, juga kekerasan seksual.
Baca Juga: Profil Natalia Fadeev, Tentara Wanita Israel yang Tuai Kontroversi
"Ada hal-hal yang perempuan tidak bisa begitu saja dibiarkan, seperti berada di garda depan. Tidak semua perempuan boleh ke sana karena banyak laki-laki yang tidak suka," kata salah seorang prajurit, Anastasia.
Hanna Hrytsenko, seorang peneliti independen dan bagian dari proyek Batalyon Tak Terlihat di Ukraina, yang meneliti peran perempuan di militer, mengatakan bahwa peran gender tradisional masih ada.
"Orang-orang terbiasa dengan kehidupan tertentu dan tidak melihat bahwa itu perlu diubah,"
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Dana Bagi Hasil Jakarta dari Pemerintah Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Siapkan Skema Ini
-
KemenPPPA Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Pasca Kasus Keracunan
-
BGN Enggan Bicara Sanksi untuk Dapur MBG, Malah Sebut Mereka 'Pejuang Tanah Air'
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line
-
Divonis 16 Tahun! Eks Dirut Asabri Siapkan PK, Singgung Kekeliruan Hakim
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah