Suara.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terus melanjutkan proses penyelidikan dugaan kejanggalan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang mengakibatkan 75 pegawai KPK dinonaktifkan.
Setelah meminta pandangan dari ahli psikologi dan hukum administrasi negara pada dua hari terakhir ini, Komnas HAM mulai melakukan analisa.
“Mulai menyusun analisa dan sistematika laporan proses yang ada,” kata Komisioner Komnas HAM , Beka Ulung Hapsara saat dihubungi wartawan, Kamis (15/7/2021).
Kendati telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa ahli, Komnas HAM masih membuka peluang untuk menggali pandangan dari pakar lainnya.
“Dan tidak menutup kemungkinan meminta keterangan tambahan para pihak yang diperlukan,” imbuh Beka.
Sementara itu, terkait hasil rekomendasi yang akan dikeluarkan Komnas HAM, Beka mengatakan bakal secepatnya disampaikan.
Beka mengaku meningkatnya angka kasus Covid-19, berdampak terhadap proses penyelidikan yang dilakukan Komnas HAM.
“Secepatnya mas. Tergantung juga situasi pandemi ini, karena ada beberapa hal yang tidak bisa dikerjakan via daring,” jelasnya.
Novel Cs Mengadu ke Komnas HAM
Baca Juga: KPK dalam Utak-Atik Tes Wawasan Kebangsaan
Seperti diketahui penyidik senior KPK, Novel Baswedan bersama sejumlah pegawai yang tidak lolos TWK melaporkan oknum pimpinan KPK ke Komnas HAM.
"Ada tindakan yang sewenang-wenang dilakukan dengan sedemikian rupa. Efek dari tindakan sewenang-wenang itu banyak pelanggaran HAM," kata penyidik senior KPK Novel Baswedan di Jakarta seperti yang dikutip dari Antara.
Novel mengatakan terdapat beberapa hal yang disampaikan kepada Komnas HAM di antaranya terkait penyerangan privasi, seksualitas hingga masalah beragama.
Menurut dia, hal itu sama sekali tidak pantas dilakukan dan sangat berbahaya. Novel meyakini TWK hanya bagian untuk menyingkirkan pegawai yang bekerja dengan baik dan berintegritas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Motif Pelaku Ledakan di SMAN 72: KPAI Sebut Dugaan Bullying hingga Faktor Lain
-
Siswa SMAN 72 Terapkan Pembelajaran Online 34 Hari untuk Redam Trauma Usai Ledakan
-
Garis Polisi di SMA 72 Dicabut, KPAI Fokus Pulihkan Trauma Ratusan Siswa dan Guru
-
IPW: Penetapan Tersangka Roy Suryo Cs Sesuai SOP
-
Tampang Sri Yuliana, Penculik Bocah Bilqis di Makassar, Ngaku Kasihan Korban Tak Punya Ortu
-
Anggaran Proyek Monumen Reog Ponorogo Dikorupsi?
-
Dijual Rp80 Juta ke Suku Anak Dalam Jambi, Terungkap Jejak Pilu Penculikan Bocah Bilqis
-
DPD RI Gaungkan Gerakan Green Democracy Lewat Fun Walk dan Penanaman Pohon Damar
-
Terungkap! Bocah Bilqis Hilang di Makassar Dijual ke Kelompok Suku Anak Dalam Jambi Rp 80 Juta
-
Bukan Soal Kontroversi, Ini Alasan Soeharto Disebut Layak Dihargai Sebagai Pahlawan Nasional