Suara.com - Perspektif hijau telah banyak dipikirkan oleh komunitas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kepedulian ini semakin berkembang cepat dengan dukungan kuat dari generasi muda.
Hal ini diungkapkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, yang hadir secara virtual bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif, dalam pertemuan para Menteri G20 bertema Energy and Climate, Jumat (23/7/2021).
Pada sesi ini, negara-negara G20 membahas mengenai pemulihan pandemi Covid-19 yang berkelanjutan, tentang pembangunan kota hijau untuk mengendalikan perubahan iklim global, percepatan transisi energi dan tentang pendanaan perubahan iklim.
"Masyarakat kita sudah mulai menghargai upaya penghijauan dengan cara sederhana, seperti penanaman pohon dan daur ulang sampah," ungkap Siti, saat membacakan pernyataan resmi dari pemerintah Indonesia.
Menurutnya, industri hijau dengan penekanan pada efisiensi energi dan penggunaan sumber daya yang berkelanjutan, serta peningkatan kualitas lingkungan, juga tumbuh dengan pesat. Indonesia sedang mengembangkan Program Pembangunan Kota Hijau, yang dirancang untuk mendorong partisipasi pemerintah pusat dan daerah untuk mencapai kota hijau yang berkelanjutan, termasuk bangunan, energi, dan transportasi yang ramah lingkungan.
"Kami juga telah memasukkan Solusi Berbasis Alam atau Pendekatan Berbasis Ekosistem untuk memberikan manfaat ekosistem ke kota atau kawasan perkotaan," tambahnya.
Menteri Siti kemudian menjelaskan, sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan aksi nyata iklim, Indonesia telah memberikan Green Leadership Awards atau yang dikenal dengan Nirwasita Tantra. Ini bertujuan untuk menghargai para pemimpin lokal, anggota parlemen, pemimpin bisnis dan pemuda yang telah mengaktualisasikan kepemimpinan berorientasi ramah lingkungan yang mendalam dalam kepemimpinannya di sektor masing-masing.
Indonesia akan bekerja sama dengan semua anggota untuk merancang solusi dan berkontribusi untuk mengatasi tantangan lingkungan dan iklim global.
"Kami percaya bahwa manajemen hijau adalah jawaban strategis untuk masa depan. Bersama-sama, melalui sinergi di semua tingkatan, kita dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan, meningkatkan kualitas lingkungan kita, dan mengatasi perubahan iklim," ujarnya.
Sejalan dengan pembangunan kota berkelanjutan, Indonesia berkomitmen untuk memimpin aksi pengendalian perubahan iklim berbekal pengalaman terbaiknya. Indonesia saat ini berada pada jalur untuk memenuhi Updated NDC dan akan memperkuat tindakan pengendalian perubahan iklim, terutama dalam energi terbarukan serta kehutanan, melalui "Indonesia FoLU 2030". Dengan berbagai kebijakan yang ada, Indonesia akan dapat mencapai carbon net sink sektor kehutanan pada tahun 2030.
“Hal ini bertujuan untuk mencapai carbon net sink sektor kehutanan pada 7 tahun ke depan, berbekal pengalaman kami dalam beberapa hal, yaitu pengendalian kebakaran hutan, pengelolaan lahan gambut, moratorium izin baru di hutan primer dan lahan gambut, konservasi lahan, land degradation neutrality, penegakan hukum, serta partisipasi masyarakat," jelas Menteri Siti.
Ia berharap, negara anggota G20 mampu memimpin dalam memperkuat kemitraan global. Indonesia akan berusaha mempertahankan momentum pertemuan hari ini menuju COP26 UNFCCC, dan meningkatkannya, bukan hanya ambisi tetapi juga tindakan nyata untuk mencapai rendah karbon dan masa depan yang berkelanjutan.
Pada pertemuan ini, Menteri LHK didampingi oleh Wakil Menteri LHK Alue Dohong, Duta Besar dan Wakil Tetap RI Untuk PBB, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim selaku NFP UNFCCC, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari, Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, serta Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama KLHK terkait.
Berita Terkait
-
Evaluasi Moratorium Izin Sawit, Wamen LHK: Kalau Efektif Kita Lanjutkan!
-
SIG Raih Sertifikat Ekolabel Swadeklarasi KLHK untuk Beton Ramah Lingkungan
-
Menghidupkan Kembali Budaya Wayang yang Telah Dilupakan di Negeri Sendiri
-
KLHK Tegas Batalkan Kegiatan-kegiatan Proyek Karbon yang Langgar Peraturan
-
Generasi Muda Bisa Berantas Korupsi di Indonesia
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Cegah Inflasi Akibat MBG, Pemerintah Rencanakan Pembangunan Peternakan dan Lahan Pertanian Baru
-
Remaja Perempuan Usia 15-24 Tahun Paling Rentan Jadi Korban Kekerasan Digital, Kenapa?
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud
-
Bikin Geger Tambora, Begal Sadis Ternyata Sudah Beraksi 28 Kali, Motor Tetangga Pun Disikat
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!
-
Korupsi Taspen Rugi Rp1 T, Kenapa KPK Cuma Pamer Rp883 M? Ini Jawabannya
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob
-
Terjerat Kasus Korupsi Dinas PUPR, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten OKU Ditahan KPK
-
PSI Sorot Kinerja Pemprov DKI Atasi Banjir Rob Jakarta: Mulai Pencegahan dari Musim Kemarau