Suara.com - Pakar Sosiologi Bencana dari Nanyang Technological University (NTU) Singapura Sulfikar Amir menilai kurang tepat seorang Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD meromantisasi pandemi.
Sulfikar mengatakan Mahfud sebagai bagian pemerintah memiliki tanggungjawab, kekuasaan, hingga sumber daya yang seharusnya dapat membantu masyarakat.
"Mestinya (Mahfud) tidak perlu meromantisasi pandemi seakan-akan dia itu tidak bisa berbuat apa-apa," ujar Sulfikar kepada Suara.com, Selasa (27/7/2021).
Sulfikar menyebut jika yang mengapresiasi pengorbanan orang lain adalah seorang dosen biasa, dan tak memiliki sumber daya dalam membantu sesama tidak masalah.
Namun yang mengapresiasi pengorbanan masyarakat adalah seorang Menko Polhukam.
"Kalau itu misalnya dikatakan oleh seorang dosen biasa, yang memang kerjanya cuma ngajar, dia tidak mempunyai sumber daya yang cukup, lalu dia menghargai orang lain okelah," ucap dia.
Menurutnya Menko Polhukam tak meromantisasi pengorbanan orang lain di media sosial.
"Tapi seorang menteri koordinator, bagian dari pemerintahan yang mengelola APBN Rp 2.000 Triliun lebih, lalu punya kekuasaan untuk mengendalikan tentara polisi bandara dan sebagainya, kemudian meromantisasi pengorbanan orang. Ini yang menurut saya tidak tepat," tutur Sulfikar.
Lebih lanjut, Sulfikar menyarankan Mahfud memiliki staf yang khusus untuk mengelola media sosialnya sehingga tak menuai polemik.
Baca Juga: Bisnis Karaoke Tutup Selama Pandemi, Begini Kabar Terkini Inul Daratista
"Menurut saya, Prof Mahfud perlu seorang admin twitter yang cukup well educated, yang cukup berpendidikan," katanya.
Sebelumnya dalam cuitannya berjudul "Mengharukan", Mahfud mengisahkan cerita soal orang kaya dan profesor yang meninggal akibat Covid-19.
Cerita itu disampaikan Mahfud lewat Twitter pribadinya @mohmahfudmd, Senin (26/7/2021) lalu.
Mahfud MD bercerita jika ada seorang kaya raya di Jawa Timur yang meninggal ketika sedang menunggu antrean penanganan. Ia juga mencuit soal profesor kedokteran yang meninggal karena Covid-19.
Mahfud, dalam cuitan tersebut, menceritakan, profesor kedokteran sepuh tersebut rela mengorbankan dirinya bagi keselamatan dokter muda dari infeksi virus tersebut.
Sebelum wafat, Mahfud menuturkan, profesor itu meminta dokter muda yang juga dirawat menggunakan satu satunya oksigen yang masih tersisa. Alasannya, dirinya sudah terlalu tua untuk mengabdi kepada masyarakat.
Berita Terkait
-
Peneliti Ungkap Bagaimana Virus Corona Covid-19 Masuk dan Merusak Paru-paru
-
Mendagri Ingatkan Kepala Daerah Hasil Pilkada 2020 Segera Pelajari Masalah Pandemi Covid
-
Bisnis Karaoke Tutup Selama Pandemi, Begini Kabar Terkini Inul Daratista
-
Unik! Tidak Hanya Beras, Ayam Hidup Dibagikan untuk Masyarakat Terdampak Pandemi Covid-19
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
- 10 Mobil Terbaik untuk Pemula yang Paling Irit dan Mudah Dikendalikan
Pilihan
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
Terkini
-
Krisis Air Bersih di Pesisir Jakarta, Benarkah Pipa PAM Jaya Jadi Solusi?
-
Panas Kisruh Elite PBNU, Benarkah Soal Bohir Tambang?
-
Gus Ipul Bantah Siap Jadi Plh Ketum PBNU, Sebut Banyak yang Lebih Layak
-
Khawatir NU Terpecah: Ini Seruan dari Nahdliyin Akar Rumput untuk PBNU
-
'Semua Senang!', Ira Puspadewi Ungkap Reaksi Tahanan KPK Dengar Dirinya Bebas Lewat Rehabilitasi
-
Berkaca dari Tragedi Alvaro, Kenapa Dendam Orang Dewasa Anak Jadi Pelampiasan?
-
DPR Sebut Ulah Manusia Perparah Bencana Sumatera, Desak Ditetapkan Jadi Bencana Nasional
-
Ngeri! Gelondongan Kayu Hanyut Saat Banjir Sumut, Disinyalir Hasil Praktik Ilegal?
-
Rentetan Proses Pembebasan Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi: Keppres Keluar Pagi, Bebas di Sore Hari
-
Tindak Lanjuti Arahan Presiden, Mendagri Minta Pemda Segera Data Jembatan Rusak Menuju Sekolah