Suara.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, bahwa pemerintah tidak akan pernah mengintervensi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Ia meyakini lembaga itu berdiri secara independen dan objektif.
Mahfud menjelaskan, posisi Komnas HAM itu berada di rumpun eksekutif, tetapi bukan bagian dari kekuasaan presiden. Posisi Komnas HAM itu sama seperti KPK, Bawaslu, Ombudsman, dan LPSK yang sama-sama berada di rumpun eksekutif namun bukan di bawah presiden.
"Sebab itu, pemerintah tidak pernah dan tidak akan pernah mengintrervensi Komnas HAM," jelas Mahfud dalam acara Peluncuran Laporan Komnas HAM RI Tahun 2020 secara virtual, Kamis (12/8/2021).
Semisal memang membutuhkan penegakan dan penguatan HAM, pemerintah tidak akan meminta ke Komnas HAM. Hal tersebut dikarenakan pemerintah sudah memiliki dirjen HAM sendiri.
"Mau ada TGPF, ya kita sendiri, Komnas HAM sendiri. Karena Komnas HAM independen dan bisa dianggap lebih objektif oleh masyarakat, silahkan," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu tersebut mempersilahkan Komnas HAM untuk bekerja sebaik-baiknya sebagai lembaga yang independen sesuai dengan amanat undang-undang. Ia menyebut kalau hasil kerja dari Komnas HAM itu bisa ditindaklanjuti sesuai prosedur yang tersedia.
"Tidak bisa orang misalnya menemukan sesuatu pelanggaran HAM yang dianggap berat lalu meminta ke pemeritnah, tidak bisa. Harus Komnas HAM, pemerintah tetap tidak bisa melangkahi wewenang Komnas HAM itu."
Berita Terkait
-
Komnas HAM Olah TKP Kasus Perusakan Mobil Wartawan di Jayapura Papua
-
Ketua AJI Jayapura Diteror Orang Tak Dikenal, Komnas HAM Turun Tangan
-
16 Agustus, Komnas HAM Umumkan Hasil Penyelidikan Skandal TWK KPK, Fakta Apa yang Terkuak?
-
Dialog Dengan Rektor Kampus se-Indonesia, Mahfud MD: Pemerintah Tidak Menolak Kritik
-
Komnas HAM Panggil PT Kereta Cepat Indonesia China Terkait Pencemaran Lingkungan
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Panglima TNI Respons Pengibaran Bendera GAM: Jangan Ganggu Pemulihan Bencana
-
Said Iqbal Protes Polisi Blokade Aksi Buruh ke Istana, Singgung Cara Militeristik
-
Setuju Bantuan Asing Masuk, Hasto: Kemanusiaan Bersifat Universal
-
Rakernas PDIP Januari 2026, Hasto: Lingkungan dan Moratorium Hutan Akan Dibahas
-
Kasus Izin Tambang Nikel Konawe Utara Dihentikan, Ini Penjelasan KPK
-
John Kenedy Apresiasi Normalisasi Sungai di Wilayah Bencana, Pemulihan Bisa Lebih Cepat
-
Presiden Buruh: Tidak Masuk Akal Jika Biaya Hidup di Jakarta Lebih Rendah dari Kabupaten Bekasi
-
Kronologi dan 6 Fakta Tenggelamnya Kapal KM Putri Sakinah di Labuan Bajo yang Menjadi Sorotan Dunia
-
KPK Panggil Eks Sekdis Kabupaten Bekasi yang Sempat Diamankan Saat OTT
-
Pramono Anung: Kenaikan UMP Jakarta Tertinggi, Meski Nominalnya Kalah dari UMK Bekasi