Suara.com - Peretas di balik salah satu perampokan koin digital terbesar kini mengembalikan uang kripto yang mereka curi, senilai USD 610 juta atau sekitar Rp 8,63 triliun, jelas PolyNetwork, platform cryptocurrency yang ditargetkan serangan itu.
Menyadur Channe News Asia Sabtu (14/08), peretas adalah white hat alias "topi putih" yang mengacu pada peretas etis yang umumnya bertujuan untuk mengekspos kerentanan dunia maya, setelah pengembalian dana.
PolyNetwork, platform yang memfasilitasi transaksi token peer-to-peer, menambahkan bahwa token ditransfer ke dompet multi-tanda tangan yang dikendalikan oleh platform dan peretas.
Satu-satunya token yang tersisa yang belum dikembalikan adalah stablecoin tether senilai USD 33 juta yang dibekukan awal pekan ini oleh perusahaan cryptocurrency Tether, kata PolyNetwork.
"Proses pembayaran belum selesai. Untuk memastikan pemulihan aset pengguna, kami berharap bisa menjaga komunikasi dengan White Hat dan menyampaikan informasi yang akurat kepada publik," kata PolyNetwork di Twitter.
Seseorang yang mengaku telah melakukan peretasan mengatakan PolyNetwork menawarinya hadiah sebesar USD 500.000 untuk mengembalikan aset yang dicuri.
Dia tidak akan bertanggung jawab atas insiden tersebut, menurut pesan digital yang dibagikan di Twitter oleh Tom Robinson, pendiri Elliptic, perusahaan pelacak kripto.
PolyNetwork, yang memungkinkan pengguna untuk mentransfer atau menukar token di berbagai blockchain, mengatakan bahwa mereka telah diserang oleh cyberheist, mendesak pelaku untuk mengembalikan dana yang dicuri.
Peretas yang masih belum teridentifikasi tampaknya mengeksploitasi sisi rentan kontrak digital yang digunakan PolyNetwork untuk memindahkan aset di antara berbagai blockchain.
Baca Juga: Berlabuhnya Lionel Messi Semarakkan Fan Token, Mata Uang Kripto PSG
Pada hari Rabu, para peretas mulai mengembalikan koin yang dicuri dan analis Blockchain berspekulasi bahwa mereka mungkin merasa terlalu sulit untuk mencuci mata uang kripto yang dicuri dalam skala seperti itu.
Kemudian pada hari Rabu, para peretas mengatakan mereka melakukan serangan "untuk bersenang-senang" dan ingin "mengekspos kerentanan" sebelum orang lain dapat mengeksploitasinya dan berencana mengembalikan token.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Fakta-fakta Roy Suryo Cs Diperiksa 9 Jam di Kasus Ijazah Jokowi, Berakhir Tak Ditahan
-
Meski Lebih Efisien, TII Ungkap Tantangan Baru dalam Pemisahan Jadwal Pemilu
-
Proyek Mal Mewah di Kelapa Gading Digerebek, 14 WNA China Kepergok Jadi Kuli Bangunan
-
Bobby Nasution Terseret Dugaan Korupsi Jalan, KPK Berani Penuhi Perintah Pengadilan?
-
Fandom Travel Jadi Sorotan di TOURISE 2025: Konten Hiburan yang Mendorong Kunjungan Wisata
-
Erika Carlina Kembali Bertemu DJ Panda di Polda, Pintu Damai Mulai Terbuka?
-
Denny Indrayana Turun Gunung Bela Roy Suryo Cs, Sebut Kasus Ijazah Jokowi Upaya Pembungkaman Kritis
-
Sosok Raja Yordania Abdullah II: Keturunan Nabi, Pilot Andal, dan Sahabat Karib Presiden Prabowo
-
Pemerintah Genjot Kualitas Calon Pekerja Migran: Bahasa hingga Sertifikasi Jadi Fokus Utama!
-
Raja Yordania Tiba, Catat! Ini 8 Ruas Jalan Utama Jakarta yang Kena Rekayasa Lalin