Terhadap penumpang yang sudah bersikap keterlaluan, Sukma tidak peduli siapa orangnya, dia akan langsung menghentikan laju bajaj dan mengusir penumpang kegatelan.
“Bapak punya otak nggak, lebih baik bapak turun dari bajaj. Niat elu udah nggak bener. Sampai pintu saya tendang, dia lalu turun. Situ sopan, sini segan. Saya cari duit pak, bukan jual diri. Saya sih nggak ganjen sama orang, saya sudah punya laki,” kata Sukma.
“Kalau bapak sopan saya segan pak. Saya anterin bapak kemana saja, tapi jangan ngraba-raba gitu. Kalau bapak mau cari yang gitu-gituan, noh cari di Gunung Antang,” dia menambahkan.
Ketika menceritakan pelecehan demi pelecehan yang pernah dialami, terdengar suaranya penuh amarah. Saya tak berani meneruskan pembahasan lebih jauh menyangkut peristiwa menyakitkan yang pernah dialami Sukma.
Tantangan lain di jalanan adalah melayani penumpang yang kata Sukma,“kalau bayar tuh semau-maunya sendiri.”
Suatu kali, dia pernah mengantarkan penumpang dari daerah Kramatpulo ke Jalan Garuda (Kemayoran). Lalu, penumpang minta diantarkan lagi ke Pasar Tanah Abang. Ketika itu, Sukma sudah dengan nada sopan mengatakan tidak bisa melanjutkan perjalanan ke Tanah Abang karena faktor mesin bajaj yang kurang mendukung.
Tapi penumpang tersebut tetap memaksa untuk diantar. Sesampai di tempat tujuan, Sukma cuma diberi uang Rp20 ribu, jauh dari tarif normal. “Saya kan kesel. Kramatpulo, Garuda, Tanah Abang, dikasih Rp20 ribu. Lalu dia kabur begitu saja. Ya udah deh saya ikhlasin.”
Sebelum pandemi Covid-19, Sukma biasanya mangkal di kawasan Pasar Tanah Abang. Tapi setelah pemerintah menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat di pusat grosir tekstil itu, dia memutuskan menjelajahi kawasan lain.
Sukma masih ingat acapkali mendapatkan pengalaman menyebalkan ketika melayani penumpang yang disebutnya “sok-sok gila” sehabis mereka belanja barang. Belanjaannya banyak. Penampilannya meyakinkan. Tapi di tengah jalan, tiba-tiba penumpang minta turun dan menyuruh Sukma menunggu dulu dengan alasan ingin mengambil uang di ATM.
Baca Juga: Kisah Penjaga Makam: Menjawab Apa Saja yang Terjadi di Kuburan
Pada awalnya, dengan pikiran positif, Sukma bersedia menunggu di tepi jalanan yang panas. Tapi lama kelamaan dia tersadar ada yang tidak beres dengan kejadian barusan: kenapa kalau cuma ke ATM semua barang belanjaan harus dibawa semua.
“Eh tahunya dia nggak balik-balik. Kan kalau bayaran Rp30 ribu atau Rp40 ribu sangat berharga buat saya. Eh tahunya nggak bayar, ngabur. Mau nuntut sama siapa, udah ngabur. Sering saya ditipu gitu,” kata Sukma.
Tapi sekarang Sukma sudah lebih hati-hati terhadap berbagai modus pendusta. Dia tahu cara menghindari penumpang yang hendak menipu. Kalau penumpang mendadak minta diturunkan di tengah jalan, misalnya dengan alasan ingin ambil uang di ATM, Sukma akan berkata, “Saya trauma bu, lebih baik ibu bayar dulu.”
Tapi Sukma mengakui dibandingkan yang jahat, masih lebih banyak penumpang berkelakuan baik di Jakarta. Misalnya, mereka sering memberikan uang lebih untuknya, meski Sukma berulangkali berkata, “maaf bu atau pak, ini kelebihan uangnya.”
“Kalau lagi ada yang baik-baik, kalau lagi ada yang jahat ya jahat,” dia menambahkan.
Tak sedikit pula penumpang yang mendukung Sukma menjadi pengemudi bajaj. Sejumlah penumpang perempuan bahkan terinspirasi oleh keuletannya, serta takjub dengan kelihaiannya dalam mengemudikan bajaj.
Berita Terkait
-
Siap Obrak-abrik Pasar, Triumph Mau Racik Motor Murah Under 350cc
-
Rekomendasi Bajaj untuk Kendaraan Pribadi, Berapa Harganya?
-
Eky Priyagung Sentil Isu Energi dengan Guyonan Segar di Local Media Summit 2025
-
Ojol Maxride Terancam Dilarang Beroperasi Imbas Masalah Izin, Ini Sosok Pemiliknya
-
Bajaj Beberkan Strategi Selamatkan KTM: Produksi Eropa Sudah Mati
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional