Suara.com - PBB pada Jumat pekan ini menyerukan negara-negara tetangga Afghanistan untuk membuka perbatasan mereka mengingat krisis yang berkembang, menyebabkan jutaan orang terlantar dan berebut untuk melarikan diri dari bahaya di negara itu.
Melansir laman kantor berita Anadolu, Minggu (22/8/2021), Shabia Mantoo, juru bicara UNHCR, mengatakan Badan Pengungsi PBB itu prihatin dengan kebutuhan kemanusiaan saat ini di Afghanistan dan mendesak dukungan untuk memastikan bahwa mereka yang membutuhkan bantuan tidak dilupakan.
"Situasi di lapangan di seluruh negeri tetap sangat rapuh," kata Mantoo pada konferensi pers PBB.
“Sementara pertempuran yang meluas telah menurun sejak pengambilalihan negara oleh Taliban pada Minggu 15 Agustus, dampak penuh dari situasi yang berkembang belum jelas. Banyak warga Afghanistan sangat cemas tentang apa yang akan terjadi di masa depan,” lanjut Mantoo.
Negara ini memiliki masalah besar perpindahan penduduk internal, di mana UNHCR mengatakan pekan lalu bahwa perkiraan populasi Afghanistan 35 juta orang, sekitar 3,5 juta mengungsi di dalam negeri.
“Dari segi angka, kami mencatat 550.000 orang terlantar sejak Januari. Hingga akhir tahun lalu, kami memiliki catatan 2,9 juta orang terlantar,” kata Mantoo.
Dia mengatakan ini adalah perpindahan internal di dalam negeri. Namun selain itu, ada juga 2,6 juta pengungsi Afghanistan yang terdaftar di seluruh dunia, terutama di Iran dan Pakistan.
"UNHCR tetap prihatin dengan risiko pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga sipil dalam keadaan yang berkembang ini, termasuk perempuan dan anak perempuan.”
“Sampai hari ini, mereka yang mungkin dalam bahaya tidak memiliki jalan keluar yang jelas. UNHCR menyerukan kepada negara-negara tetangga Afghanistan untuk menjaga perbatasan mereka tetap terbuka mengingat krisis yang berkembang di Afghanistan.”
Baca Juga: Analisis JK Soal Krisis Afghanistan: Amerika Berharap Ada Perang Saudara
Mantoo mengatakan PBB berkomitmen untuk tinggal dan memberikan bantuan kepada orang-orang Afghanistan selama memiliki akses ke populasi yang membutuhkan dan “dapat memastikan keselamatan staf kami."
Pada 17 Agustus, badan pengungsi global ini telah menyerukan penghentian deportasi orang Afghanistan, termasuk pencari suaka, yang klaim mereka ditolak, dengan alasan keamanan negara yang cepat dan memburuknya kondisi HAM.
Dalam kerangka kesepakatan antara AS dan Taliban yang dimulai tahun lalu, pasukan asing mulai menarik diri dari Afghanistan tahun ini.
Perjanjian tersebut memberikan syarat yang menetapkan tidak ada serangan terhadap pasukan asing, tetapi tidak ada ketentuan untuk serangan Taliban terhadap pasukan keamanan Afghanistan.
Taliban menguasai Kabul tanpa perlawanan setelah Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara itu pada 15 Agustus. (Sumber: kantor berita Anadolu)
Berita Terkait
-
Analisis JK Soal Krisis Afghanistan: Amerika Berharap Ada Perang Saudara
-
Sadis! Taliban Disebut Bakar Perempuan Afghanistan karena Masakannya Tidak Enak
-
JK Sebut Lawan Taliban Sebenarnya Amerika, Bukan Pemerintah Afghanistan
-
Biasa Pegang Senjata, Begini Potret Tentara AS Saat Gendong Bayi di Afghanistan
-
Evakuasi WNI dari Afghanistan Sempat Terkendala, Menlu Retno Ungkap Kronologi
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut
-
Roy Suryo Sindir Keras Acara UGM yang Dihadiri Menteri Sepi Peminat: Ini Karma Bela Ijazah Jokowi!
-
Dokter Tifa Bongkar Cuitan Akun Fufufafa Soal 'Lulusan SMP Pengen Mewah': Ndleming!
-
Mardiono Tinggalkan Arena Muktamar Usai Disoraki, Agus Suparmanto Terpilih Aklamasi Jadi Ketum PPP