Suara.com - Para penumpang yang diam saja saat seorang perempuan diperkosa di kereta tidak akan menghadapi proses hukum, kata aparat penegak hukum di Philadelphia, Amerika Serikat.
Rekaman kamera CCTV menunjukkan para penumpang kereta ini tak mengambil tindakan saat perkosaan terjadi, kata pejabat transportasi.
Sebelumnya, polisi mengisyaratkan para penumpang ini -- yang mungkin juga merekam kejadian -- bisa menghadapi proses hukum.
Seorang laki-laki telah ditahan dan sekarang menghadapi dakwaan perkosaan.
Insiden ini terjadi Rabu (13/10) di kereta yang dioperasikan oleh Southeastern Pennsylvania Transportation Authority (Septa).
Baca juga:
- Kisah perempuan yang diperkosa di hari pernikahannya
- Puluhan ribu tahanan 'masih hilang, dibunuh, disiksa, diperkosa' selama perang saudara di Suriah, ungkap PBB
- Anak tiga tahun diperkosa hingga kritis di Delhi, India
- Kisah pria Ukraina diperkosa istrinya selama 10 tahun: 'dicakar sampai berdarah dan ditonjok'
Dalam pernyataan, Septa mengatakan "ada orang-orang lain di dalam kereta yang menyaksikan tindakan biadab ini, dan tindakan itu bisa dihentikan lebih awal seandainya penumpang menghubungi [layanan darurat] 911".
Pegawai Septa yang berada di atas kereta memanggil polisi, yang menemukan korban dan menahan tersangka.
Tersangka pelaku, Fishton Ngoy (35 tahun), kini menghadapi dakwaan perkosaan dan beberapa tindak pidana lain.
Baca Juga: Polresta Banda Aceh Bantah Tolak Laporan Korban Percobaan Perkosaan
Korban mendapat perawatan di rumah sakit dan memberi informasi yang diperlukan oleh polisi.
Tak ada yang kontak layanan darurat
Dalam keterangan pers hari Senin (18/10), polisi mengatakan, diyakini tak ada satu pun penumpang yang menghubungi 911 saat seorang penumpang perempuan dilecehkan dan akhirnya diperkosa selama kurang lebih 40 menit.
Belum diketahui, berapa tepatnya jumlah penumpang di gerbong kereta saat insiden berlangsung.
Para penyelidik juga tengah menelusuri apakah ada penumpang yang memfilmkan kejadian ini.
Pejabat polisi transportasi, Thomas J Nestel mengatakan, "Ada beberapa orang yang memegang kamera, mengarah ke perempuan yang tengah mengalami serangan ini."
Nestel menambahkan, mestinya orang-orang marah dan mengambil tindakan agar transportasi umum menjadi tempat yang aman bagi semuanya.
Timothy Bernhardt, pejabat polisi di Upper Darby kepada The New York Times mengatakan, para penumpang yang diam saja bisa menghadapi proses hukum jika mereka merekam insiden tersebut.
Ia mengatakan, kepastian apakah akan ada proses hukum terhadap para penumpang yang diam saja akan diputuskan oleh kejaksaan di Delaware.
Bernhardt tidak memerinci dakwaan yang mungkin akan dijatuhkan kepada para penumpang, tapi mengakui memang tidak mudah menindak orang-orang yang menyaksinkan insiden dan tidak membantu korban.
Menjawab pertanyaan BBC, juru bicara kejaksaan di Delaware mengatakan kasus ini tengah diselidiki dan "untuk saat ini tidak ada rencana menjatuhkan dakwaan kepada para penumpang".
Kevin McMunigal, mantan jaksa dan guru besar ilmu hukum di Case Western Reserve University, mengatakan kepada BBC bahwa di hampir semua negara bagia di Amerika Serikat, publik secara umum, tak punya "kewajiban secara khusus" untuk membantu korban, kecuali orang tua, orang yang diberi kewenangan merawat, atau anggota polisi.
McMunigal mengatakan, kasus-kasus seperti yang terjadi di dalam kereta api di Philadelphia adalah kasus yang sangat jarang terjadi.
"Di banyak situasi, orang-orang akan mengambil tindakan, setidaknya menghubungi 911," katanya.
Tamara Rice, guru besar ilmu hukum di University of Miami, mengatakan terbuka kemungkinan memproses secara hukum para penumpang ini, jika diketahui tindakan merekam berdampak terhadap tindak pidana atau perekaman ini mendorong terjadinya tindak pidana.
Tapi ia menambahkan proses hukum terhadap para penumpang ini kecil kemungkinannya terjadi.
Tag
Berita Terkait
-
Imingi Uang dan Jajanan, Kakek di Cakung Cabuli Remaja 16 Tahun Berkali-kali Hingga Hamil
-
Gugatan Pernyataan Fadli Zon Soal Mei 98: KontraS Kecewa Hakim PTUN Semuanya Laki-Laki!
-
Biaya PPDS di Unpad: Sekolah Mahal-Mahal, Dokter Anestesi Diduga Perkosa Penunggu Pasien
-
Mengenal Piramida Budaya Perkosaan, Dari Lelucon Bisa Berujung Pelecehan
-
PP Kesehatan Nomor 28 Tahun 2024 Izinkan Korban Perkosaan Lakukan Aborsi, Berikut Syaratnya
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 Oktober 2025, Banjir 16.000 Gems dan Pemain Acak 106-110
Pilihan
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
-
Sah! Garuda Indonesia Tunjuk eks Petinggi Singapore Airlines jadi Direktur Keuangan
-
Gaji Program Magang Nasional Dijamin Tak Telat, Langsung Dibayar dari APBN
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
Terkini
-
Baru Sebulan Menjabat, Purbaya Jadi Menteri Paling Bersinar di Kabinet Prabowo-Gibran
-
Lewat Creative Financing, Dampak Pengurangan DBH untuk Jakarta Bakal Terminimalisir
-
Politik Pangan Nasional, SPI Ungkap Dugaan Pelemahan Bapanas Demi Impor
-
Survei Index Politica: Dapat Nilai 'A', Publik Puas dengan Kinerja Setahun Presiden Prabowo
-
KAI Daop 9 Jember Catat 12 Kasus Vandalisme 'Batu di Atas Rel' Sejak Awal 2025
-
Kasus Kepsek SMAN 1 Cimarga Jadi Alarm Penting, Sekolah Harus Tegakkan Kawasan Tanpa Rokok
-
ICW Sebut MBG 'Pintu Awal Korupsi', Sedot Anggaran Pendidikan dan Untungkan Korporasi
-
Pemulung Temukan 16 Bahan Peledak Aktif di Sungai Curug: Ada Granat Nanas dan TNT!
-
Suhu di Jakarta Sempat Sentuh 35 Derajat, Pramono Anung: Yang Penting Hatinya Nggak Panas
-
Niat Gaya-Gayaan Berujung Petaka! Pria di Jakbar Ditangkap Usai Ketahuan Bawa Senpi Rakitan