Suara.com - "Itu terlalu berisiko, terlalu lambat, dan terlalu mahal," kata Jerman. Sementara anggota UE lainnya mendorong blok tersebut untuk mengklasifikasikan tenaga nuklir sebagai energi ramah lingkungan bagi investor.
Jerman, Luksemburg, Portugal, Denmark, dan Austria menentang klasifikasi energi nuklir sebagai sumber daya ramah iklim, pada Kamis (11/11).
Pernyataan tersebut disampaikan di sela-sela KTT COP26, saat Komisi Eropa tengah membahas potensi energi apa saja yang masuk dalam "kegiatan ekonomi yang berkelanjutan secara lingkungan."
Beberapa negara Uni Eropa lainnya yang dipimpin oleh Prancis, berusaha memasukkan energi nuklir modern ke dalam daftar energi ramah lingkungan.
Prancis telah menyuarakan rencana menggunakan energi nuklir untuk menutup pabrik bahan bakar fosil yang merupakan penyumbang emisi gas rumah kaca.
Bantahan dari negara lain
"Dekade ini akan sangat penting untuk bersama-sama menuju netralitas iklim dan sistem ekonomi yang menghormati batas planet kita," kata Jerman, Luksemburg, Portugal, Denmark, dan Austria dalam sebuah pernyataan.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki kesepakatan klasifikasi yang mempertimbangkan keberlanjutan bentuk energi "sepanjang siklus hidupnya," tambah koalisi lima negara itu, mengacu pada limbah radioaktif yang dihasilkan oleh penggunaan tenaga nuklir.
Mereka juga memperingatkan bahwa klasifikasi tersebut dapat berisiko mengalihkan dana Uni Eropa dari energi terbarukan seperti tenaga angin dan surya.
Baca Juga: Perubahan Iklim di Bangladesh: Terancam Kehilangan Pekerjaan dan Tempat Tinggal
"Energi nuklir tidak bisa menjadi solusi dalam krisis iklim," kata Menteri Lingkungan Jerman Svenja Schulze.
"Itu terlalu berisiko, terlalu lambat, dan terlalu mahal untuk dekade ini dalam perang melawan perubahan iklim," tambahnya.
Menteri Lingkungan Austria, Leonore Gewessler, juga mendukung sikap Jerman dengan mengatakan, "Hanya karena sesuatu tidak begitu buruk tidak berarti itu baik."
Bagaimana dengan negara pendukung energi nuklir? Prancis, Polandia, Hongaria, dan Republik Ceko meminta Komisi Eropa untuk mengklasifikasikan pembangkit listrik tenaga nuklir dan fasilitas penyimpanan limbah nuklir sebagai energi ramah lingkungan.
Mereka juga menginginkan kesepakatan klasifikasi untuk memasukkan pembangkit listrik berbahan bakar gas alam.
Sebelumnya pada Selasa (09/11), Prancis mengumumkan akan mulai membangun reaktor nuklir baru pertamanya dalam beberapa dekade untuk memenuhi janjinya mengurangi emisi karbon.
Berita Terkait
-
Persija Jakarta Lelang Jersey Spesial untuk Galang Donasi Korban Bencana Alam
-
Update Jalur Aceh: Geumpang-Pameu Akhirnya Tembus Mobil, Tapi Akses ke Kota Takengon Masih Lumpuh
-
Kriteria yang Tidak Layak Menerima Bantuan Meski Terdaftar di DTSEN
-
Kejagung Siapkan Jurus Ekstradisi, 3 Buron Kakap Jurist Tan hingga Riza Chalid Siap Dijemput Paksa
-
Diversifikasi Bisa Jadi Solusi Ketahanan Pangan, Kurangi Ketergantungan Luar Daerah
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Update Jalur Aceh: Geumpang-Pameu Akhirnya Tembus Mobil, Tapi Akses ke Kota Takengon Masih Lumpuh
-
Kejagung Siapkan Jurus Ekstradisi, 3 Buron Kakap Jurist Tan hingga Riza Chalid Siap Dijemput Paksa
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat
-
BGN Larang Ada Pemecatan Relawan di Dapur MBG Meski Jumlah Penerima Manfaat Berkurang
-
KPK Akui Sedang Lakukan Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi di PT LEN Industri
-
KPK Periksa Lagi Bos Maktour Usai Penyidik Pulang dari Arab, Jadi Kunci Skandal Kuota Haji
-
Buntut Kayu Gelondongan di Banjir Sumatra, Puan Bicara Peluang Revisi UU Kehutanan