"Jika tindakan tidak segera diambil, akan terjadi bencana kemanusiaan,” katanya.
"Ini bisa dibilang krisis kemanusiaan terburuk di dunia saat ini.”
"Kami tidak punya apa-apa,” kata Juma Gul, 45, salah satu dari banyak orang yang terlantar akibat kekeringan.
Dia duduk di klinik kesehatan keliling Bulan Sabit Merah di luar ibu kota provinsi Badghis, Qala-e-Now.
Dengan sembilan anak dan seorang suami yang tidak dapat mencari pekerjaan, keluarganya bertahan hidup dari pinjaman dari pemilik toko.
"Terkadang kami memiliki makanan dan terkadang tidak. Kami hanya makan roti kering dan teh hijau. Kami tidak bisa membeli tepung atau beras, itu terlalu mahal.”
Di desa Hachka di luar Qala-e-Now, petani Abdul Haqim mengamati ladangnya yang tandus.
Angin sedingin es menyapu celah-celah tanah yang retak. Dulu menanam gandum dan menghidupi keluarganya.
Sekarang, tidak ada apa-apa. "Tidak ada hujan, hanya kekeringan,” katanya. Banyak orang di desanya, termasuk tiga putranya yang sudah dewasa, telah pergi ke Iran. Dan dia mempertimbangkan untuk mengirim yang keempat, meskipun bocah itu baru berusia 12 tahun. Itulah satu-satunya cara keluarganya dapat bertahan hidup.
Baca Juga: Xinjiang Bantu Logistik Musim Dingin Senilai Rp670 M kepada Duafa Afghanistan
"Temanku, orang-orang meninggalkan wilayah ini. Beberapa orang bahkan pergi meninggalkan anak-anak mereka,” katanya.
Pandangan para ahli
Para ahli memperkirakan perubahan iklim akan membuat kekeringan semakin sering dan parah. Mereka telah memperingatkan hal ini sejak bertahun-tahun.
"Perubahan iklim di Afghanistan bukanlah risiko masa depan 'potensial' yang tidak pasti, tetapi ancaman yang sangat nyata saat ini - yang dampaknya telah dirasakan oleh jutaan petani dan penggembala di seluruh negeri,” kata laporan tahun 2016 yang dikeluarkan Program Pangan Dunia, Program Lingkungan PBB dan Badan Perlindungan Lingkungan Nasional Afghanistan.
Kekeringan saat ini adalah yang terburuk dalam beberapa dekade.
"Pengaruh perubahan iklim dan pemanasan global di Afghanistan sangat jelas,” kata Assem Mayar, pakar pengelolaan sumber daya air dan kandidat PhD di Universitas Stuttgart.
Berita Terkait
-
Life Hack Selamatkan Planet: Ilmuwan Temukan Cara Jenius Libatkan Burung!
-
Ribuan Ilmuwan Geruduk Kantor Presiden, Tegaskan Kalau Perubahan Iklim Masalah Nyata!
-
Fosil Iklim Ungkap Fakta Mengejutkan: Pemanasan Global Terburuk Justru Belum Dimulai!
-
Asap Kebakaran Hutan Jadi Masalah Lintas Negara: Solusi Sudah Ada, Tapi Kenapa Diabaikan?
-
Bridgestone Indonesia Perkuat Konservasi Gunung Sanggabuana Sekaligus Berdayakan Masyarakat
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
-
Menkeu Purbaya Klaim Gugatan Tutut Soeharto Sudah Dicabut, Tapi Perkara Masih Aktif
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
Terkini
-
Terkuak! Kejagung Ogah Kasih Keterangan Soal Pemeriksaan Anak Jusuf Hamka karena Ini
-
Sertijab ke KSP Baru M Qodari, AM Putranto Banjir Air Mata: Saya Tentara tapi Bisa Nangis juga
-
Diminta DPR Tambah Bansos Sembako, Menkeu Purbaya Langsung Sanggupi: APBN Cukup!
-
Terdakwa Tabrak Lari Dituntut Ringan, Anak Korban Ngamuk: Saya Bakal Kirim Surat ke Presiden Prabowo
-
Copot Kepala Sekolah Karena Disiplinkan Anaknya, Kemendagri Periksa Wali Kota Prabumulih
-
Pengumuman PPPK Paruh Waktu Kementerian Agama 2025, Ini Syarat dan Aturannya!
-
Terungkap! Utang BLBI Jadi Biang Kerok, Ini Perkara yang Bikin Tutut Soeharto Gugat Menkeu Purbaya
-
Selesai! Tutut Soeharto Cabut Gugatan, Menkeu Purbaya Ungkap Pesan Akrab: Beliau Kirim Salam
-
Kejagung Tunggu Red Notice Interpol untuk Jurist Tan, Buron Kasus Korupsi Kemendikbudristek
-
Selain Memburu Riza Chalid, Kejagung Telusuri Aset Saudagar Minyak untuk Kembalikan Kerugian Negara