Suara.com - Kepala Sub Bidang Tracing Satgas COVID-19, Koesmedi Priharto mengungkapkan, adanya kesulitan dalam proses tracing pada saat penyebaran virus Corona sudah dianggap melandai.
Kesulitan itu, kata Koesmedi, disebabkan oleh anggapan dari masyarakat yang melihat kondisi landai tersebut. Tracing menjadi bagian dari 3T (testing, tracing, treatment).
Tracing perlu dilakukan untuk mengetahui serta menahan laju penyebaran COVID-19 semakin meluas.
"Melakukan tracing saat ini lebih sulit daripada sebelumnya," kata Koesmedi dalam diskusi bertajuk Bersiap Hadapi Omicron secara virtual, Sabtu (15/1/2022).
Koesmedi menyebut ada tiga faktor yang menyebabkan Satgas COVID-19 kesulitan melakukan tracing.
Pertama, karenan masyarakat yang menganggap situasinya lebih aman karena kasus COVID-19 sudah dinyatakan landai.
Faktor kedua, masyarakat sudah lebih percaya diri karena telah mendapatkan vaksinasi COVID-19.
Sementara untuk faktor ketiga, Koesmedi menyebut menjadi hal yang kurang mengenakan. Sebab, banyak masyarakat yang tidak mau dites karena takut akan memengaruhi statusnya di aplikasi PeduliLindungi.
Padahal status di PeduliLindungi itu memudahkan masyarakat untuk mengetahui kondisi dirinya apakah terpapar COVID-19 atau tidak.
Dengan adanya status di PeduliLindungi juga membuat warga yang terpapar, tidak bebas bepergian guna menghindari adanya penularan COVID-19 lebih luas.
"Ini yang agak tidak enak mendengarnya. Kalau kita diperiksa kemudian kita dites lagi, nanti PeduliLindungi kita jadi hitam, kita enggak bisa ke mana-mana. Padahal itu yang kita lakukan untuk itu (agar penularan tidak meluas)," ujarnya.
Berita Terkait
-
Kasus COVID-19 Naik Terus, Satgas COVID-19 Perketat Pintu Masuk Indonesia
-
Gandeng PHRI, Satgas COVID-19 Pastikan Hotel Karantina Bakal Dijaga Ketat
-
Resmi, 10 Hari Zona Hijau di Kota Taman, Jubir Satgas Covid-19 Tetap Beri Imbauan
-
Satgas COVID-19 Ungkap 3 Alasan Penting Melakukan Vaksin Booster
-
Gegara Omicron, Satgas Covid-19 Ungkap BOR di Rumah Sakit Mulai Naik
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
Terkini
-
Dissenting Opinion, Hakim Ketua Sebut Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Harusnya Divonis Lepas
-
Komisi III 'Spill' Revisi UU Polri yang Bakal Dibahas: Akan Atur Perpanjangan Batas Usia Pensiun
-
Jadi Pondasi Ekonomi Daerah, Pemprov Jateng Beri Perhatian Penuh pada UMKM
-
Buntut Demo Agustus Ricuh, 21 Aktivis Didakwa Hina Presiden dan Lawan Aparat
-
Demi Yakinkan Pensiunan, KPK Rela Pinjam Uang Tunai Rp300 Miliar untuk Dipamerkan
-
Drama Pohon Tumbang Usai, MRT Jakarta Kembali Normal Jelang Jam Pulang Kantor
-
Divonis 4,5 Tahun Penjara, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi 'Mengadu' ke Prabowo: Mohon Perlindungan
-
Tidak Diumumkan Besok? Menaker Bocorkan Kenaikan Upah Minimum 2026 Tidak Satu Angka, Ini Alasannya
-
KPK Jelaskan Alasan Pamer Duit Rp300 Miliar yang Diserahkan ke PT Taspen
-
Dicekal ke Luar Negeri, Roy Suryo Cs Wajib Lapor Seminggu Sekali