Suara.com - Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, mengingatkan semua pihak agar taat terhadap konstitusi dalam berdemokrasi. Menurutnya, sesuai konstitusi masa jabatan presiden hanya berlaku dua periode.
Hal itu disampaikan Hasto menanggapi adanya deklarasi dukungan terhadap Prabowo-Jokowi untuk berduet maju di Pilpres 2024.
Hasto mengatakan, PDIP sendiri akan tetap patuh terhadap konstitusi. Menurutnya, partai berlambang banteng tersebut akan mengikuti aturan main yang ada terutama soal pencalonan Pilpres.
"Ya kalau kami melihat sikap dari PDIP berpolitik ini dengan rule of the games, yaitu konstitusi UUD mengikat kita semuanya, konstitusi telah menegaskan bagaimana Presiden melakukan jabatan selama 2 periode, dan itulah yang jadi hukum dasar kami untuk kami taati secara bersama-sama," kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Senin (17/1/2022).
Ia menilai, memang sah-sah saja dalam dinamika politik yang terjadi. Namun, menurutnya, semua pihak perlu diingatkan terkait ketentuan hukum konstitusi yang berlaku.
"PDIP mengigatkan mari kita berdemokrasi dengan meningkatkan kualitas kehidupan demokrasi yang taat kepada konstitusi, memperhatikan rakyat sebagai pemegang kedaulatan seluruh kekuasaan politik," katanya.
"Dan semua berkontestasi secara sehat ke bawah untuk memenangkan hati rakyat itu yang diharapkan PDIP," sambungnya.
Sejauh ini, PDIP sendiri belum menyebutkan satu nama yang bakal diusung maju di Pilpres 2024. Keputusan itu akan ditentukan langsung oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Perlu diketahui, Sekretariat Bersama (Sekber) Prabowo-Jokowi mendeklarasikan dukungan terhadap Prabowo Subianto dan Joko Widodo berduet di Pilpres 2024.
Baca Juga: Kasus Omicron Melonjak, PDIP Minta Rakyat Ikuti Kebijakan Pemerintah Jokowi
"Kami dari Sekretariat Bersama (Sekber) Prabowo-Jokowi mendorong Bapak Prabowo Subianto, calon presiden dan Bapak Joko Widodo, calon wakil presiden," kata Ketua Koordinator Sekber Prabowo Jokowi, G. Gisel.
Dalam deklarasi tersebut, Prabowo akan menjadi calon presiden. Sementara, Jokowi menjadi calon wakil presiden.
Alasan Prabowo Jokowi diduetkan dalam Pilpres 2024 ialah untuk menghilangkan adanya polarisasi ekstrem yang selama ini terbentuk di masyarakat.
"Di mana perbedaan-perbedan itu menjadi katakanlah perkelahian di masyarakat. kita ingin mencegah itu," ungkapnya.
Tag
Berita Terkait
-
Kasus Omicron Melonjak, PDIP Minta Rakyat Ikuti Kebijakan Pemerintah Jokowi
-
Sekber Prabowo-Jokowi Dianggap Sampah Demokrasi, Sosok Otoriter Disinggung
-
Pengamat Sebut Duet Puan Maharani-Prabowo di Pilpres 2024 Dianggap Lebih Menarik
-
Muncul Kelompok Pendukung Usung Pasangan Prabowo-Jokowi, Pengamat: Merusak Demokrasi
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Atasi Krisis Air, Brimob Polri Targetkan 100 Titik Sumur Bor untuk Warga Aceh Tamiang
-
Mendikdasmen Pastikan Guru Korban Bencana di Sumatra Dapat Bantuan Rp2 Juta
-
Masalah Lingkungan Jadi PR, Pemerintah Segera Tertibkan Izin Kawasan Hutan hingga Pertambangan
-
Dua Hari Berturut-turut, KPK Dikabarkan Kembali Tangkap Jaksa Lewat OTT
-
LPSK Tangani 5.162 Permohonan Restitusi, Kasus Anak Meroket Tajam
-
Upaya Roy Suryo cs Mentah di Polda Metro Jaya, Status Tersangka Ijazah Jokowi Final?
-
Jurus 'Sapu Jagat' Omnibus Law Disiapkan untuk Atur Jabatan Polisi di Kementerian
-
Dakwaan Jaksa: Dana Hibah Pariwisata Sleman Diduga Jadi 'Bensin' Politik Dinasti Sri Purnomo
-
LPSK Bahas Optimalisasi Restitusi Korban Tindak Pidana bersama Aparat Hukum
-
Komisi X DPR Respons Kabar 700 Ribu Anak Papua Tak Sekolah: Masalah Serius, Tapi Perlu Cross Check