Suara.com - Pihak berwenang India mendakwa seorang biksu Hindu karena menghasut kekerasan berdasarkan agama setelah menyerukan “genosida” terhadap umat Muslim India pada sebuah pertemuan para pendukung sayap kanan, kata polisi hari Minggu (16/1/2022).
Menyadur laman VOA Indonesia, Selasa (18/1/2022), pejabat senior kepolisian India, Swatantra Kumar, mengatakan bahwa Yati Narsinghanand Giri, seorang pendukung vokal gerakan nasionalis sayap kanan yang juga mengepalai sebuah biara Hindu, awalnya ditangkap pada hari Sabtu (15/1) atas tuduhan membuat pernyataan yang menghina perempuan.
Keesokan harinya ia menghadiri persidangan di kota Haridwar, di mana ia dikirim ke penjara selama 14 hari karena ujaran kebencian terhadap Muslim dan menyerukan kekerasan terhadap mereka.
Kumar mengatakan, biksu Giri, yang ia gambarkan sebagai “pelanggar hukum berulang,” secara resmi didakwa hari Senin karena mempromosikan “permusuhan antar kelompok yang berbeda atas dasar agama,” dengan ancaman lima tahun penjara.
Desember lalu, Giri dan pemimpin keagamaan lainnya meminta umat Hindu mempersenjatai diri untuk “sebuah genosida” terhadap umat Muslim pada sebuah pertemuan di Haridwar, kota suci di negara bagian Uttarakhand, menurut pengaduan polisi.
Ia adalah orang kedua yang ditangkap dalam kasus tersebut setelah Mahkamah Agung India turun tangan pekan lalu.
Uttarakhand dikuasai oleh partai Hindu nasionalis yang menaungi Perdana Menteri Narendra Modi, Bharatiya Janata. Berkuasanya partai itu sejak 2014, ditambah kemenangan telaknya pada pemilu 2019, telah menyebabkan lonjakan serangan terhadap Muslim dan minoritas lainnya.
Hampir 14% warga India yang berjumlah 1,4 miliar orang adalah Muslim. Populasi India sendiri sebagian besar beragama Hindu yang sejak lama memproklamirkan diri berkarakter multikultural.
Konferensi selama tiga hari yang diorganisir oleh biksu Giri sendiri mengusung judul “Dharam Sansad” atau “Parlemen Agama”, menyusul meningkatnya ujaran kebencian anti-Muslim selama beberapa tahun. Pertemuan tertutup itu diwarnai berbagai seruan kekerasan yang sangat eksplisit.
Baca Juga: Buruh Pabrik Pemasok iPhone di India Diberi Makanan Penuh Belatung dan Hidup Tak Layak
Beragam video yang muncul dari acara tersebut menampilkan sejumlah biksu Hindu, yang beberapa di antaranya dekat dengan partai berkuasa, menyerukan umat Hindu patut membunuh umat Muslim.
“Jika 100 orang di antara kita siap membunuh dua juta orang dari mereka, maka kita akan menang dan menjadikan India negara Hindu,” kata Pooja Shakun Pandey, seorang pemimpin nasionalis Hindu, merujuk kepada populasi Muslim di negara itu. Seruan itu disambut tepuk tangan hadirin.
Pandey kini tengah diselidiki oleh polisi karena menghina keyakinan beragama.
Pada pertemuan itu, para biksu maupun pendukung, termasuk Giri, mengambil sumpah yang menyerukan pembunuhan terhadap mereka yang dianggap musuh agama Hindu.
Seruan kekerasan tersebut disambut amarah publik dan menuai kritik tajam dari mantan kepala militer, pensiunan hakim dan aktivis HAM. Mereka mempertanyakan sikap diam pemerintah Modi dan memperingatkan bahwa ujaran kebencian terhadap Muslim akan semakin parah seiring mendekatnya pemilu di beberapa negara bagian di India, termasuk Uttarakhand, pada Februari mendatang.
Pekan lalu, para mahasiswa dan fakultas di Institut Manajemen India – salah satu sekolah bisnis paling bergengsi di India – menyurati Modi, mengatakan bahwa kebisuannya “memperkuat” kebencian dan “mengancam persatuan dan integritas negara kita.”
Berita Terkait
-
Dijegal Ganda Putra Tuan Rumah, Hendra / Ahsan Gagal Juara India Open
-
Maling Tertangkap Warga karena Memasak di Rumah Korbannya, Akibat Kelelahan dan Kelaparan Usai Mencuri
-
Ribuan Umat Hindu Ikuti Ritual di Sungai Gangga di Tengah Lonjakan Covid-19
-
Tak Mau Kasus Penendang Sesajen Berakhir Damai, Ruhut Sitompul: Bayangkan Kalau Kita Orang Hindu
-
India Open 2022: Atasi Ganda Putra Malaysia, The Daddies Lolos ke Final
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Total Korban Keracunan MBG Makin Meningkat, JPPI Desak BGN Hentikan Program
-
Identifikasi Puluhan Jasad di Ponpes Al Khoziny, Tim DVI Pakai Foto Senyum Para Santri, Mengapa?
-
Anies Soroti Kelangkaan BBM di SPBU Swasta, Karyawan Terdampak Pemotongan Jam Kerja
-
Petaka Jelang HUT TNI: Detik-detik Kecelakaan Tewaskan Penerjun Payung Praka Zaenal, Apa Pemicunya?
-
Tewas Terlindas Truk, Begini Pemicu Kecelakaan Tragis Pemotor Lansia di Daan Mogot Jakbar
-
BRIN Jelaskan Penyebab Dentuman dan Kilatan Cahaya Langit Cirebon: Benar Meteor?
-
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Ajukan Perda untuk Perkuat Peran Pondok Pesantren
-
Kabar Meteor Jatuh di Cirebon Bikin Geger, Polisi Langsung Cek ke Lokasi
-
Instruksi Prabowo ke Cak Imin: Periksa dan Perbaiki Struktur Pondok Pesantren!
-
Cek Kebersihan MBG, Prabowo Minta BGN Segera Lengkapi Dapur dengan Test Kit