Suara.com - Petinggi DPP Partai Demokrat Irwan Fecho angkat bicara terkait kerumunan warga saat Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja dan juga membagikan kaos di Pasar Porsea, Toba, Sumatera Utara, Rabu (2/2).
Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Irwan mengatakan, kerumunan warga yang terjadi saat orang nomor satu di Indonesia ini kunker tidak bisa dianggap hal biasa saja. Sebab, perilaku itu mengindikasikan pemerintah makin menurun dalam menerapkan protokol Covid-19.
Pendapat Irwan, aktivitas Kunker Presiden ke berbagai daerah yang kerap menimbulkan kerumunan itu menjadi salah satu sebab penularan Covid-19 meningkat.
"Teladan Jokowi dan pembantunya dalam Prokes kegiatan makin drop," kata Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Demokrat ini, Jumat (4/2).
Politisi Demokrat ini menyayangkan Presiden Jokowi yang justru memicu kerumunan. Dikatakan anggota Komisi V DPR RI ini, kerumunan saat kunker bukti bahwa pemerintah tidak punya komitmen dalam mengendalikan kasus Covid-19 di Indonesia.
Apalagi, selama ini, Irwan memandang sejak awal pandemi pada Maret 2020 lalu, Jokowi tidak pernah tegas dalam menyikapi virus asal Kota Wuhan, China itu.
Beberapa contoh ketidakseriusan pemerintah dicatat Irwan, yakni saat kasus di luar negeri tinggi justri pemerintah membuka kedatangan orang asing.
Termasuk saat larangan mudik, tetapi masyarakat masih dibolehkan pulang kampung.
"Saat Natal dan tahun baru harus PPKM, malah dibiarkan," kata pria yang juga Ketua DPD Demokrat Kalimantan Timur itu.
Baca Juga: 4 Tanda Ini Menunjukkan Pasangan Hanya Pura-pura Mencintaimu, Harus Peka!
Sementara itu, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono memberikan penjelasan terkait Presiden Jokowi yang memicu kerumunan di Pasar Porsea, Toba, Sumut, Rabu (2/2/2022).
"Mereka diimbau sebelumnya untuk menggunakan masker oleh kepala wilayah," kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (4/2/2022).
Kepala Sekreariat Presiden Heru Budi Hartono mengaku belum memiliki alternatif lain untuk mengurai warga sehingga tidak ada lagi kerumunan jika Jokowi berkunjung ke daerah. Menurutnya akan sulit, di samping antusias warga yang sangat tinggi.
"Sulit ya kalau keinginan masyarakat ingin menyapa presiden," ujarnya.
Heru pun menuturkan kalau antusiame masyarakat itu tidak dapat terbendung. Konon lagi, menurutnya, kalau daerahnya ini belum pernah dikunjungi Jokowi sebelumnya, maka akan timbul antusiasme masyarakat.
Menurut Heru, seperti yang terjadi di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Jokowi menjadi presiden pertama Indonesia yang mengunjungi wilayah itu. Karenanya, antusiasme masyarakat menjadi sangat tinggi menyambut presiden yang baru pertama kali berkunjung.
Berita Terkait
-
Mitos dan Fakta Seputar Susu dan Produk Olahannya
-
4 Tanda Ini Menunjukkan Pasangan Hanya Pura-pura Mencintaimu, Harus Peka!
-
Tak Setop Sementara PTM di Tengah Kenaikan Kasus COVID-19, Pemkab Bandung Barat Pilih Lakukan Ini
-
Rizky Billar Ngaku Pasang CCTV di Kamar, Lesti Kejora Panik: Jadi Tontonan Dong!
-
Cerita Dibalik Usaha Warung Masakan Indonesia di London
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional