Suara.com - Politikus senior PDIP yang juga Aktivis ’98 Budiman Sudjatmiko menyebut Presiden Jokowi tegas menolak masa jabatannya ditambah. Ia juga menilai bahwa wacana ini jebakan dan aib bagi Jokowi.
Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, hal itu diungkapkan Budiman Sudjatmiko saat berbincang dengan wartawan di bilangan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Selasa malam (1/3).
Budiman mendapatkan informasi itu langsung dari orang dekat atau Tim yang biasa sehari-hari dengan Presiden Jokowi. Ia menanyakan bagaimana sikap Jokowi terkait isu yang berhembus belakangan ini.
"Secara personal, ada teman yang kebetulan Tim beliau (Jokowi) lah yang sehari-hari di sana. Ini gimana? Aku tiga kali (nanya), gimana? Dia bilang enggak, ini jebakan. Itu jebakan, itu aib, demi Allah, orang yang bersama beliau lah (bilang gitu), demi Allah saya bersumpah, demi Allah, gitu," ungkap Budiman.
Budiman lantas menanggapi usul beberapa ketua umum parpol koalisi pemerintah, yang ingin pemilu ditunda dan masa jabatan Presiden Jokowi bertambah. Pasalnya, beberapa parpol itu seolah tidak menunjukkan soliditas antar parpol koalisi yang juga menolak usulan tersebut.
"Ya itu dinamika, itu dinamika, lihat aja sikap PDIP, Nasdem, Gerinda juga kalo gak salah ya, jadi partai-partai yang enggak ecek-ecek (yang nolak) ya kaan," tuturnya.
Namun yang pasti, tegas Budiman, dua partai terbesar yaitu PDIP, Gerindra, dan NasDem sebagai partai menengah sikapnya sudah cukup jelas. Ketiganya kompak menolak masa jabatan presiden 3 periode.
"Alhamdulillah udah tegas PDIP, Bu Mega, Sekjen, saya, menolak. Ya saya juga sebagai aktivis menolak. Biayanya mahal itu reformasi, jangan sampai Pak Jokowi dilemparin aib. Kan buat Pak Jokowi itu berasa dilemparin aib," kata Budiman.
Budiman Sudjatmiko menegaskan partainya menolak wacana penundaan Pemilu 2024 meski dinamika politik berubah. Dia mengatakan PDIP akan bertarung di parlemen untuk menolak wacana tersebut.
Baca Juga: Wacana Pemilu 2024 Ditunda, Prabowo Subianto Menolak: Ingin Tetap Menjaga Konstitusi
"Bertahan (mendukung) tinggal kita bertarung saja di parlemen dan menurut saya ini adalah kewajiban moral kita untuk menjaga semangat reformasi ya. Saya kira itu," ujar Budiman, Selasa (1/3/2022).
Wacana penundaan pemilu maupun perpanjangan masa jabatan presiden baru dapat direalisasikan jika melewati proses amendemen UUD 1945. Sebab, masa jabatan presiden telah diatur dalam UUD 1945.
Dia juga menanggapi terkait pernyataan dari PKB, PAN dan Partai Golkar yang menyebut usul penundaan pemilu atas pertimbangan perekonomian Indonesia. Dia menyebut ketiga partai tersebut memiliki alasan politik tersendiri.
"Apa maksud politiknya? Ya silakan didiskusikan terbuka. Ya didebatkan. Tapi posisi PDIP jelas, hasil reformasi nggak boleh dikhianati tapi keberlangsungan dan keberlanjutan program Pak Jokowi juga harus dijaga oleh etika politik dan PDIP insyaallah akan melanjutkan visi beliau yang memang belum selesai," ungkap Budiman.
Budiman mengusulkan agar nantinya setiap mantan presiden termasuk Jokowi yang masa jabatannya berakhir pada 2024 harus diberi posisi untuk membantu membangun Indonesia. Dia ingin para presiden RI diberi jabatan sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ketika sudah purna tugas.
Dia mengatakan usul pencalonan presiden purnatugas diangkat menjadi Wantimpres masih perlu disepakati di antara partai pendukung. Budiman mengatakan, penundaan pemilu maupun perpanjangan masa jabatan presiden tak sejalan dengan tujuan reformasi.
Tag
Berita Terkait
-
Muncul Isu Reshuffle Kabinet, Ini Nama Menteri yang Disebut Layak Diganti
-
Diwanti-Wanti Jokowi soal Penceramah, KSAD Dudung: Jangan sampai Salah-salah Kita Undang Orang Terpapar Radikalisme
-
Tindaklanjuti Arahan Presiden Jokowi, Jenderal Dudung Ingatkan Prajurit Jangan Salah Mengundang Penceramah
-
Jokowi Jangan Pura-pura Diam Tapi Mau soal Tunda Pemilu, Bisa Bahaya jika Terjebak Bisikan Elite Parpol
-
Wacana Pemilu 2024 Ditunda, Prabowo Subianto Menolak: Ingin Tetap Menjaga Konstitusi
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Otak Pembobol Rekening Dormant Rp204 M Ternyata Orang Dalam, Berkas Tersangka Sudah di Meja Kejagung
-
Janji Kapolri Sigit Serap Suara Sipil Soal Kerusuhan, Siap Jaga Ruang Demokrasi
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Terpuruk Pasca-Muktamar, Mampukah PPP Buktikan Janji Politiknya? Pengamat Beberkan Strateginya
-
Hapus BPHTB dan PBG, Jurus Jitu Prabowo Wujudkan Target 3 Juta Rumah
-
Buntut Bobby Nasution Razia Truk Aceh, Senator Haji Uma Surati Mendagri: Ini Melanggar Aturan!
-
Bongkar 7 Cacat Fatal: Ini Alasan Kubu Nadiem Makarim Yakin Menang Praperadilan
-
MK Hindari 'Sudden Death', Tapera Dibatalkan tapi Diberi Waktu Transisi Dua Tahun
-
Romo Magnis Ajak Berpikir Ulang: Jika Soekarno Turuti Soeharto, Apakah Tragedi '65 Bisa Dicegah?
-
Bye-bye Kehujanan di Dukuh Atas! MRT Jadi Otak Integrasi 4 Moda Transportasi Jakarta