Suara.com - Produsen mobil Jepang, Toyota, menjadi salah satu perusahaan yang menghentikan produksi di Rusia karena sanksi yang diterapkan Barat, sehingga berdampak pada terganggunya arus logistik hingga memotong rantai pasokan.
Selain menghentikan produksi, perusahaan Toyota Motor mengumumkan bahwa ekspor kendaraannya ke Rusia juga telah dihentikan hingga batas waktu yang belum ditentukan, mengikuti langkah serupa oleh saingannya, yakni Honda Motor dan Mazda Motor.
"Toyota mengamati perkembangan yang sedang berlangsung di Ukraina dengan perhatian besar terhadap keselamatan orang-orang Ukraina dan berharap untuk kembali dengan aman ke perdamaian sesegera mungkin," katanya dalam sebuah pernyataan.
Toyota memproduksi sekitar 80.000 kendaraan di St. Petersburg dengan mempekerjakan 2.000 staf.
Tindakan serupa dilakukan perusahaan berskala internasional lainnya, seperti perusahaan energi Exxon Mobil dan Shell, grup mode H&M, Spotify, Apple, Boeing, Airbus, operator pelayaran Royal Caribbean Group dan Viking Cruises. Mercedes-Benz, Ford, dan BMW juga telah berhenti membuat dan mengekspor mobil ke Rusia.
Perusahaan ekspedisi yang menggunakan jalur pelayaran terbesar di dunia, MSC dan Maersk, pun menangguhkan pengiriman kontainer ke dan dari Rusia.
Maersk mengatakan pada hari Rabu (02/03) bahwa pengiriman bahan makanan dan pasokan medis ke Rusia berisiko rusak karena penundaan yang signifikan di pelabuhan dan bea cukai.
Berbeda dengan Amazon Inc, perusahaan itu memanfaatkan jaringan logistiknya untuk mendistribusikan pasokan bagi mereka yang membutuhkan dan mengerahkan keahlian keamanan siber sebagai dukungan untuk Ukraina.
Invasi Rusia ke Ukraina terbukti telah memicu gelombang sanksi global, pembatasan ekspor yang membuat ekonominya kacau balau, dan mengganggu operasi perusahaan multinasional di sana.
Baca Juga: Perang Ukraina-Rusia Tewaskan 351 Warga Sipil, 707 Orang Luka-luka
"Pada dasarnya Anda membuat Rusia menjadi paria komersial,” kata ekonom Mary Lovely, seorang rekan senior di Peterson Institute for International Economics di Washington.
"Hampir tidak ada perusahaan, tidak ada multinasional, yang ingin terjebak di sisi yang salah dari sanksi AS dan Barat.”
Studio-studio Hollywood, mencakup Warner Bros., Walt Disney Co., dan Sony Pictures juga menunda perilisan film-film baru di Rusia, yang bukan merupakan pasar film terkemuka, tetapi biasanya berada di peringkat sepuluh besar negara untuk pendapatan box office.
Peringkat kredit Rusia dipangkas Harga minyak meroket lebih tinggi pada hari Kamis (03/03) karena perang di Ukraina, sementara saham Asia mendulang keuntungan setelah pernyataan meyakinkan dari Federal Reserve membantu Wall Street untuk bangkit.
"Rusia memasok sekitar 30% dari impor gas dan minyak Eropa, serta menyumbang sekitar 11% dari produksi minyak dunia," kata Shane Oliver, Kepala Strategi Investasi AMP. "Singkatnya, investor khawatir tentang kejutan stagflasi."
Fitch memangkas peringkat kredit negara Rusia enam tingkat menjadi status "sampah", dengan mengatakan ketidakpastian negara itu dapat membayar utangnya.
Berita Terkait
-
Apa Saja Kelebihan Zangi? Aplikasi Pesan yang Dipakai Ammar Zoni Edarkan Narkoba di Rutan
-
MORA Resmi Merger dengan MyRepublic, Sinar Mas Ambil Kendali
-
Salurkan Beasiswa PIP di Curup, Ketua DPD RI: Presiden Sungguh-Sungguh Tingkatkan Kualitas SDM
-
Kaleidoskop 2025: 8 Pernikahan Artis Korea, Ada yang Digelar di Bali
-
UMP Sumut Tahun 2026 Naik 7,9 Persen Jadi Rp 3.228.971
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Salurkan Beasiswa PIP di Curup, Ketua DPD RI: Presiden Sungguh-Sungguh Tingkatkan Kualitas SDM
-
UMP Sumut Tahun 2026 Naik 7,9 Persen Jadi Rp 3.228.971
-
KPK Prihatin Tangkap Sejumlah Jaksa dalam Tiga OTT Beruntun
-
Begini Kata DPP PDIP Soal FX Rudy Pilih Mundur Sebagai Plt Ketua DPD Jateng
-
Mendagri Tito Sudah Cek Surat Pemerintah Aceh ke UNDP dan Unicef, Apa Katanya?
-
Terjebak Kobaran Api, Lima Orang Tewas dalam Kebakaran Rumah di Penjaringan!
-
Kayu Gelondongan Sisa Banjir Sumatra Mau Dimanfaatkan Warga, Begini Kata Mensesneg
-
SPPG Turut Berkontribusi pada Perputaran Ekonomi Lokal
-
Dukung Program MBG: SPPG di Aceh, Sumut, dan Sumbar Siap Dibangun Kementerian PU
-
Mendagri Tito Jelaskan Duduk Perkara Pemkot Medan Kembalikan Bantuan Beras 30 Ton ke UAE