Suara.com - Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin mengingatkan semua pihak untuk tidak menyudutkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan terkait big data berisi percakapan 110 juta orang di media sosial mendukung penundaan Pemilu 2024.
Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, suka atau tidak suka, kata Ali Mochtar, Luhut tentu mempertaruhkan nama besar dan sosok dirinya sebagai seorang mantan jenderal Tentara Nasional Indonesia dan juga Menko Marves, terkait langkahnya mengungkap big data itu ke publik.
"Artinya apa, ya mustahil lah Pak Luhut mengemukakan tentang big data dan kemudian hanya sekadar klaim. Saya pikir di alam demokrasi seperti hari ini mari kita hormati sebagai bagian daripada pertangungjawaban pribadi maupun tim yang beliau bangun," ujar dia dalam talkshow di salah satu televisi swasta nasional, Senin pagi (14/3/2022).
Soal data berbeda yang disampaikan lembaga lainnya dari data yang diungkap Luhut, Ali Mochtar mengatakan, perlu diapresiasi karena sebuah penelitian lumrahnya menggunakan pendekatan saintis.
Salah satu data yang digunakan mejadi pembanding big data milik Luhut adalah data Laboratorium Indonesia 2045 (Lab45).
Seperti diungkap pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia Ismail Fahmi dalam acara yang sama, data Lab45 menyebutkan hanya 10.852 akun twitter yang terlibat baik secara langsung atau tidak langsung dalam pembicaraan jabatan presiden tiga periode. Itupun, ujar Fahmi, mayoritas menolak.
"Saya kira nanti boleh dicek kembali ya. Kalau tadi sempat menyebutkan Laboratorium 45, yang saya tahu mereka tidak melakukan hasil penelitian terhadap berapa mayoritas yang mendukung penundaan pemilu atau presiden tiga periode," ujar Ali Mochtar.
"Akan tetapi, yang saya tahu dari hasil perbincangan saya dengan teman-teman Laboratorium 45 itu adalah membicangkan tentang bagaimana satu di antara sekian negara yang kita tahu bahwa 71 negara di dunia, sekali lagi 71 negara di dunia, itu merencanakan sejak tahun 2020 menunda pelaksanaan pemilunya karena terpapar Covid-19," tambahnya.
Meski harus diapresiasi, dalam posisi seperti hari ini, sebut Ali Mochtar, jika hasil penelitiannya menyebutkan mayoritas menolak penudaan pemilu, mesti dilakukan evaluasi kembali.
Baca Juga: PDIP Minta Luhut Klarifikasi soal Klaim Big Data Penundaan Pemilu 2024
Selain itu, dia menegaskan di alam demokrasi apa yang disampaikan Luhut tidaklah salah.
"Itu sebabnya kalau Pak Luhut menyebutkan tentang big data yang beliau peroleh dari perbicangan media sosial atau netizen, maka saya katakan dari awal bahwa di alam demokrasi seperti ini mari kita lihat sebagai satu bentuk wacana yang dibangun," tegasnya.
"Meskipun berkali-kali baik bapak presiden maupun saya sendiri juga menyampaikan ke ruang publik tentang sikap dan pandangan tunduk dan taatnya Presiden Joko Widodo terhadap konstitusi," pungkas Ali Mochtar Ngabalin.
Tag
Berita Terkait
-
PDIP Kritik Keras Luhut Soal Penundaan Pemilu 2024, Demokrat: Untuk Satu Ini Pandangan Kami Sama
-
Sebut Negara Sedang Tidak Baik Saja, AHY: Rakyat Mana yang Ingin Tunda Pemilu? Yang Jelas Menjerit Harga Kebutuhan Naik
-
Kawal Pemilu 2024, Wakil Ketua MPR F-Demokrat: Sehingga Tak Ada Penundaan
-
Jelang Ramadhan, Luhut Imbau Percepat Vaksinasi Agar Umat Islam Bisa Menjalankan Ibadah dengan Bebas
-
PDIP Minta Luhut Klarifikasi soal Klaim Big Data Penundaan Pemilu 2024
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Usai Protes Pedagang dan Mediasi Gubernur DKI, Tarif Kios Pasar Pramuka Resmi Diturunkan
-
Hadiri Rakornas DTSEN Bareng Kemensos, Seskab Teddy Bawa Pesan Ini dari Presiden Prabowo
-
DPRD DKI Usul Kembangkan Transportasi Laut, Impikan Kepulauan Seribu Jadi Maldives-nya Jakarta
-
Tak Ditahan Usai Diperiksa 9 Jam, Roy Suryo Pekik Takbir di Polda Metro Jaya
-
Pakar Hukum Bivitri Susanti Sebut Penetapan Pahlawan Soeharto Cacat Prosedur
-
Usut Korupsi Dana CSR BI, KPK Periksa Istri Polisi untuk Lancak Aset Tersangka Anggota DPR
-
Demi Generasi Digital Sehat: Fraksi Nasdem Dukung Penuh RUU Perlindungan Siber, Apa Isinya?
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Mensesneg Klarifikasi: Game Online Tidak Akan Dilarang Total, Ini Faktanya!
-
Berantas TBC Lintas Sektor, Pemerintah Libatkan TNI-Polri Lewat Revisi Perpres