Dia mengatakan contoh yang paling baik sebagai perbandingan saat ini mengenai efektivitas vaksin adalah di Hong Kong di mana jumlah kasus dan kematian meningkat tinggi di kalangan lansia,
"Tingkat vaksinasi di Hong Kong di kalangan mereka yang berusia 30 tahun dan 40 tahunan cukup tinggi, namun di kalangan lansia rendah, hanya sekitar 30 persen yang sudah mendapatkan vaksinasi dua dosis," katanya.
"Mereka sekarang mengalami tingkat kematian tertinggi di dunia."
Professor Collignon mengatakan bahwa Australia harus berusaha mencapai target 95 persen vaksinasi booster bagi mereka yang berusia di atas 70 tahun, dan juga menyarankan kalau hal tersebut bisa juga dilakukan terhadap mereka yang berusia di atas 50 tahun.
Bagaimana dengan menurunnya kekebalan? Dan varian BA.2?
Tingkat efektivitas vaksin booster, sama seperti vaksin pertama dan kedua akan menurun sesuai dengan berjalannya waktu, terutama terhadap serangan penyakit.
"Dosis ketiga memberi perlindungan yang baik terhadap infeksi dan penyakit serius, namun pada dasarnya perlindungan terhadap infeksi akan berkurang 50 persen setelah beberapa bulan," kata Professor Esterman.
Terhadap penyakit yang lebih serius, sebuah laporan yang diterbitkan oleh CDC di Amerika Serikat di bulan Februari menemukan tingkat efektivitas booster menurun namun tidak berkurang banyak.
Data menunjukkan, perlindungan terhadap kemungkinan seseorang dibawa ke ICU adalah 87 persen di dua bulan pertama setelah mendapatkan dosis ketiga, dan menurun menjadi 66 persen setelah empat bulan.
Tingkat efektivitas vaksin terhadap kemungkinan dirawat di rumah sakit adalah 91 persen di dua bulan pertama setelah dosis ketiga, menjadi 78 persen di bulan keempat.
Baca Juga: Australia Bersiap Jalani Kehidupan Normal Baru, Bakal Anggap Covid-19 Serupa Flu Biasa
Dan mengenai apakah varian sempalan BA.2 bisa menerobos sistem kekebalan yang dibentuk oleh vaksin, penelitian yang ada sejauh ini tidak menunjukkan kemungkinan tersebut.
Data awal dari Inggris menunjukkan tingkat efektivitas vaksin terhadap penyakit yang bergejala adalah sama antara BA.1 dan BA.2 dan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perlindungan terhadap BA.1 juga memberikan perlindungan yang sama dengan BA.2.
Meningkatkan vaksinasi booster
Pakar penyakit menular, Holly Seale, mengatakan untuk bisa meningkatkan vaksinasi booster di beberapa kelompok usia, penting untuk mengetahui mengapa mereka belum melakukannya.
Dia mengatakan perubahan persepsi mengenai risiko COVID-19, ditambah dengan menurunnya kasus dan juga berkurangnya pembatasan membuat beberapa warga merasa tidak perlu melakukan vaksinasi tambahan.
"Orang berpikir untuk apa mendapatkan booster bila semua orang tampaknya baik-baik saja sekarang ini?" kata Dr Seale.
Data dari berbagai negara bagian di Australia menunjukkan tingkat vaksinasi booster di kalangan warga yang lebih muda berkisar sekitar 40 persen.
Berita Terkait
-
Kasus Kembali Meledak di Jakarta, Pramono Anung: COVID-19 Urusan Menkes!
-
Waspada Covid-19, Pakar Paru Sarankan Pemerintah Kembali Beri Vaksin Untuk Kelompok Rentan
-
Kasus Covid-19 Naik di Negara Tetangga, DKI Imbau Vaksinasi Sebelum ke Luar Negeri
-
Covid-19 Mengintai Lagi? Begini Kondisi Terkini di Jakarta Menurut Dinas Kesehatan
-
Kasusnya Dikhawatirkan Naik Saat Musim Mudik, PAPDI Sarankan Prokes Dan Vaksin Booster Covid-19
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
Terkini
-
Bertahan di Tengah Bencana: Apa yang Bisa Dimakan dari Jadup Rp 10 Ribu Sehari?
-
Hampir Sebulan Pasca Banjir Bandang, Aceh Tamiang Masih Berkubang Lumpur dan Menahan Lapar
-
Sikap PKB Usai Kiai Ma'ruf Amin Pilih Jalan Uzlah
-
Dari Masa ke Masa UMP DKI Jakarta Dalam 9 Tahun Terakhir
-
Rencana Nominal Kenaikan Jadup Korban Bencana Masih Tunggu Arahan Presiden
-
Punya Kafe di Bandung hingga Korsel Tapi Tak Masuk LHKPN, Ridwan Kamil Bakal Diperiksa KPK Lagi
-
Jampidsus Tegaskan Ada Keterlibatan Riza Chalid Dalam Dugaan Kasus Korupsi Petral
-
Buntut Kasus Perundungan Disabilitas, Anggota Komisi X Desak Bahasa Isyarat Masuk Kurikulum Nasional
-
SBY: Penanganan Bencana Tidak Segampang yang Dibayangkan, Perlu Master Plan yang Utuh
-
Ketuk Hati Kepala Daerah, Mendagri Tito: Bantu Saudara Kita di Sumatera yang Kena Bencana