Banyak akan tergantung pada bagaimana militer Jerman bermaksud menggunakan anggaran pertahanannya, yang meningkat pesat, kata Alfred Gerstl, pakar hubungan internasional Indo-Pasifik di Universitas Wina.
Jerman misalnya dapat menggunakan sebagian peningkatan anggaran pertahanan untuk memperkuat kapasitas maritimnya.
Hanya dengan itu Jerman akan dianggap sebagai "aktor politik dan keamanan yang kredibel di Indo-Pasifik," jelasnya.
Jerman perlu mengirim "sinyal politik yang kuat" dalam upaya mempertahankan kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan, di mana beberapa negara Asia Tenggara bersengketa dengan Cina untuk beberapa wilayah yang diperebutkan, kata Alfred Gerstl.
Di luar kekuatan senjata dan pengiriman fregat angkatan laut, ada berbagai opsi untuk memperdalam hubungan keamanan, seperti kerja sama keamanan siber di Indo-Pasifik, kata Katharina Pohlkamp.
Jepang dan Jerman baru-baru ini meningkatkan kerja sama di bidang ini dan pada Maret 2021 ditandatangani kesepakatan tentang keamanan informasi.
Keamanan maritim juga dapat ditingkatkan melalui peningkatan investasi, seperti keamanan pelabuhan dan bangunan pelabuhan, tambah Katharina Pohlkamp.
Jerman misalnya berperan penting mendorong proyek ''Gerbang Global" yang baru-baru ini diluncurkan Uni Eropa.
Dengan investasi senilai 300 miliar euro, Uni Eropa mengembangkan inisiatif menyaingi proyek raksasa Belt and Road Initiative (BRI) yang diluncurkan Cina dengan dana yang jauh lebih besar. (hp/pkp)
Baca Juga: Jerman Akan Beli Sistem Pertahanan Rudal Baru dari Israel
Berita Terkait
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Jelang Persebaya vs Arema FC, Jose Gomes: Ini Derbi Terbesar yang Sesungguhnya!
-
Pincang! Liverpool Tanpa Florian Wirtz dan Bradley Lawan Nottingham Forest
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional