Suara.com - Seorang tentara Rusia berusia 26 tahun tewas di Ukraina pada awal serangan ke bandara Hostomel dekat Kyiv. DW berbicara dengan ibunya, yang berduka dan tetap membela serangan Rusia.
Rusia mulai melancarkan serangan militer ke Ukraina pada 24 Februari, dan menyebut invasi itu sebagai "operasi militer khusus."
Para serdadu dan keluarga mereka sering tidak diberitahu ke mana mereka dikirim dan untuk misi apa.
Terakhir kali, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan 1.351 prajuritnya tewas di Ukraina. Namun sumber NATO memperkirakan sekitar 7.000 hingga 15.000 tentara Rusia telah tewas sejak 24 Februari lalu.
Kebanyakan warga Rusia hanya mendapat berita propaganda dari pemerintahnya, karena media independen dilarang.
Sersan Yevgeny, 26 tahun, tewas pada hari-hari pertama serangan Rusia ke Ukraina.
Dia sebelumnya belum pernah mengambil bagian dalam operasi tempur. DW mewawancarai ibunya, Natalya (bukan nama sebenarnya -Red).
DW: Bagaimana kabar Anda ?
Natalja: Sangat sulit, sangat menyakitkan. Tidak ada yang akan membawa kembali anakku. Kapan Yevgeny masuk tentara? Tepat setelah ujiannya pada tahun 2014, dia bergabung dengan tentara. Dia dikirim ke unit khusus badan intelijen militer luar negeri GRU.
Baca Juga: Intelijen AS: Penasihat Putin Beri Informasi Keliru Soal Perang di Ukraina
Mereka menawarinya kontrak, tetapi saya meyakinkan dia untuk tidak menandatangani, karena dia harus bertugas di zona konflik. Setelah itu, dia bekerja di sebuah perusahaan keamanan, lalu melamar untuk bergabung dengan kepolisian. Tapi dia tidak menyukai pekerjaan itu, dan memutuskan untuk kembali ke militer.
Mereka segera mengambil dia lagi, kami hanya punya semalam untuk mengucapkan selamat berpisah. Yevgeny lalu bertugas di garda nasional. Dia suka di sana, dan naik menjadi pemimpin tim. Tugasnya membubarkan aksi-aksi protes di Moskow. Tahun 2017 dia menjadi ayah. Bertemu istrinya waktu masih jadi agen keamanan. Dia lalu pindah ke Moskow, dan mereka menikah.
Bagaimana dia akhirnya dikirim ke Ukraina?
Akhir bulan Januari, sekitar tanggal 25 atau 26, putra saya menelepon, memberi tahu saya bahwa mereka akan dikirim ke kota Smolensk (di Rusia barat, 80 kilometer dari perbatasan Belarus -Red) untuk latihan dengan Belarus.
Saya bertanya kepadanya: "Apakah kamu berbohong? Latihan apa?" Saya lalu cari di internet dan menemukan bahwa latihan dengan Belarus telah dilakukan di masa lalu.
Saya terus mencari dan mencoba mencari tahu. Saya bahkan tidak memikirkan Ukraina.
Berita Terkait
-
Karier Anjlok! Mykhailo Mudryk Kena Skors Doping, Kini Kena Sanksi Gara-gara Kaca Mobil
-
Sinyal Kuat dari Kremlin: Putin Jawab Langsung Undangan Prabowo, Siap Datang ke Indonesia
-
Prabowo Ungkap Alasan Sebenarnya di Balik Kunjungan ke Moskow Bertemu Putin
-
Usai dari Pakistan, Prabowo Lanjut Lawatan ke Moscow, Bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
Terkini
-
Proyek Chromebook Diduga Jadi Bancakan, 3 Terdakwa Didakwa Bobol Duit Negara Rp2,18 Triliun
-
Inovasi Penanganan Bencana di Indonesia, Tiga Pelajar SMA Memperkenalkan Drone Rajawali
-
Pascabanjir di Padang, Penyintas Mulai Terserang ISPA dan Penyakit Kulit
-
Prabowo Panggil Semua Kepala Daerah Papua ke Istana, Sinyal Gebrakan Baru?
-
Pakai Analogi 'Rekening Koran', Hasan Nasbi Tantang Balik Penuduh Ijazah Jokowi
-
Pengelola SPPG di Bogor Klaim 90 Persen Sumber Pangan MBG Sudah Lokal
-
Kagetnya Roy Suryo Usai Lihat LP di Polda Metro Jaya: Ternyata Jokowi Dalang Pelapor
-
KPK 'Obok-obok' Tiga Lokasi, Buru Bukti Fee Proyek Bupati Lampung Tengah
-
Api di Kramat Jati: Saat Ratusan Kios Jadi Abu dan Harapan Pedagang Diuji?
-
7 Fakta Panas Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi, dari Adu Tuntutan Hingga Narasi Sesat