Suara.com - Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan turut mendapat sorotan dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), melalui laporan Hak Asasi Manusia (HAM). Sorotan ini terkait laporan kasus pencemaran nama baik yang dilayangkan Luhut ke dua aktivis HAM, Fatia Maulidiyanti dan Haris Azhar.
Sorotan tersebut dimuat dalam sebuah laporan HAM yang dirilis oleh Biro Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Perburuhan Departemen Luar Negeri AS, melalui laman resmi Kedutaan Besar dan Konsulat AS di Indonesia. Laporan bertajuk "Indonesia 2021 Human Rights Report".
Isinya memuat ringkasan laporan isu-isu HAM di Indonesia, beserta pelaksanaan demokrasi setelah Presiden Joko Widodo memenangkan pemilu untuk kedua kalinya pada 2019 silam. Isu HAM yang disorot AS salah satunya adalah soal Luhut mempolisikan dua aktivis melalui dengan tuduhan pencemaran nama baik.
"Pada 22 September, Menko Marves Luhut Pandjaitan melaporkan ke polisi atas fitnah sekaligus pencemaran nama baik yang dilakukan oleh Fatia Maulidiyanti, koordinator KontraS dan Haris Azhar, direktur eksekutif Lokataru Foundation," bunyi paragraf laporan HAM AS yang menyoroti Luhut.
Lebih lanjut, laporan tersebut menjelaskan aduan Luhut dilatarbelakangi oleh pernyataan Fatia di sebuah video, di mana video diunggah melalui akun YouTube yang dikelola oleh Haris Azhar. Fatia menuding bahwa Luhut memiliki kepentingan pribadi terhadap konflik di Papua.
"Aduan berfokus pada pernyataan Maulidiyanti dalam sebuah video yang diunggah di channel YouTube Azhar pada 20 Agustus, yang menuduh Pandjaitan memiliki kepentingan ekonomi di dalam konflik Papua, berdasarkan laporan dari koalisi 10 LSM yang membawahi kepentingan pertambangan di Papua," lanjut laporan tersebut.
Diketahui bahwa video yang dimaksud adalah unggahan di kanal YouTube milik Haris Azhar bertajuk ‘Ada Lord Luhut Dibalik Relasi Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya.’
Dalam video tersebut, Fatia memaparkan hasil riset yang menyatakan PT Tobacom Del memiliki andil dalam bisnis tambang di Papua. Usut punya usut, Luhut memiliki saham di perusahaan tersebut.
Berdasarkan riset yang dipaparkan oleh Fatia, diduga ada konflik kepentingan operasi militer dengan bisnis tambang di Papua.
Kontributor : Armand Ilham
Tag
Berita Terkait
-
Soal Laporan AS Terkait Lili Pintauli, Mahfud MD ke Dewas KPK: Kalau Lili Pintauli Salah Harus Dijatuhi Sanksi
-
Buntut Sebut Menko Luhut Brutus Istana, Masinton Pasaribu Dilaporkan ke MKD DPR
-
AS Sebut PeduliLindungi Langgar HAM, Jubir Kemlu Singgung Kasus George Floyd
-
Laporan HAM AS Soroti Nasib Warganet yang Kritik Gibran Rakabuming
-
Jawab Tudingan AS Soal Dugaan Pelanggaran HAM Terkait Aplikasi PeduliLindungi, Ketua DPR: Pemerintah Harus Bisa Jelaskan
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Skandal Tol Rp500 Miliar, Kejagung Mulai Usut Perpanjangan Konsesi Ilegal CMNP
-
Tim Independen LNHAM Terbentuk, Bakal Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus 2025
-
Yusril Bongkar 'Sistem Gila' Pemilu, Modal Jadi Caleg Ternyata Jauh Lebih Gede dari Gajinya
-
Pengamat: Keberanian Dasco Minta Maaf dan Bertemu Mahasiswa jadi Terobosan Baru DPR
-
BPOM Respons Temuan Indomie di Taiwan Mengandung Etilen Oksida, Produk Masih Aman di Indonesia?
-
Kejagung Ungkap Nilai Aset Sitaan Sawit Ilegal Kini Tembus Rp 150 Triliun
-
18 WNI dari Nepal Tiba di Tanah Air Hari Ini, Dipulangkan di Tengah Krisis Politik
-
Di Balik Mundurnya Rahayu Saraswati, Mahfud MD Sebut Ada 'Badai Politik' Menerjang DPR
-
Dugaan Korupsi Tol CMNP Mulai Diusut, Siapa Saja yang Diperiksa Kejagung?
-
Kembali Datangi DPR, ICW Kirim Surat Keberatan 'Tagih' Informasi Soal Pendapatan Anggota Dewan