Suara.com - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbarunya soal tokoh sebagai calon presiden jelang Pilpres 2024. Hasilnya nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masih berada di posisi teratas.
Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, pihaknya memberikan semi terbuka 19 nama tokoh sebagai capres dengan pertanyaan jika pemilihan presiden digelar hari mana yang tokoh yang dipilih sebagai presiden.
Hasilnya, Ganjar teratas dengan memperoleh angka 26,7 persen, kemudian Prabowo dengan 23,9 persen, lalu ada Anies dengan 19,4 persen. Posisi keempat ada Ridwan Kamil dengan angka 3,5 persen, lalu di bawahnya ada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan 3,2 persen.
Di urutan keenam, ada Sandiaga Uno dengan 2,4 persen, lalu Erick Thohir dengan angka yang sama 2,4 persen, disusul Khofifah Indar Parawansa dengan 1,9 persen, Tri Rismaharini dengan angka 1,3 persen. Kemudian ada Puan Maharini dengan 1,1 persen, Mahfud MD dengan angka 0,7 persen.
Disusul dengan Airlangga dengan angka 0,5 persen, kemudian Muhaimin Iskandar dengan 0,5 persen, lalu Sri Mulyani dengan angka 0,4 persen, kemudian Gatot Nurmantyo dengan 0,4 persen, lalu ada Bambang Soesatyo dengan 0,3 persen.
Sementara tiga nama terbawah yakni Ahmad Syaikhu, Suharso Monoarfa dan Zulkifli Hasan dengan angka sama yakni 0 persen.
Burhanuddin menjelaskan, jika dilihat dari tren, Ganjar dan Anies elektablitasnya meningkat. Ganjar saat ini meraih angka 26,7 persen. Trennya mengalami kenaikan daripada survei Februari 2022 dengan angka 21,6 persen.
Sementara Anies menempati urutan ketiga dengan angka 19,4 persen. Meski belum mendekati Prabowo di urutan kedua, elektabilitas Anies cenderung meningkat dari 17,1 persen pada Februari 2022.
"Jadi elektabilitas di 19 nama, Ganjar maupun Anies Baswedan, itu sama-sama meningkat," kata Burhanuddin.
Baca Juga: Charta Politika: Elektabilitas Ganjar Pranowo Tak Terbendung, Kuasai Beberapa Wilayah Ini
Adapun Prabowo meski berada di urutan kedua tren elektabilitasnya cenderung stagnan. Jika kekinian meraih angka 23,9 persen. Tren elektabilitas Prabowo cenderung stagnan dibanding survei Februari 2022 dengan angka 22,4 persen.
"Prabowo meningkat sedikit tapi cenderung stagnan kalau dibandingkan November 2021 bahkan sedikit turun," tuturnya.
Sementara dari papan tengah, nama Ridwan Kamil, AHY hingga Sandiaga cenderung menurun. Ketiga tokoh ini mengalami penurunan elektabilitas dibandingkan survei Februari 2022. Kemudian hanya Menteri BUMN Erick Thohir yang mengalami sedikit peningkatan dari 1,3 persen pada Februari menjadi 2,4 persen.
"Erick trennya naik jadi 1,3 persen di Februari jadi 2,4. Khofifah sedikit turun. Memang ada dinamika di klasmen papan atas dan papan tengah," tandasnya.
Survei ini dilakukan pada tanggal 14-19 April 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 1.220 orang. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Berita Terkait
-
Charta Politika: Elektabilitas Ganjar Pranowo Tak Terbendung, Kuasai Beberapa Wilayah Ini
-
Elektabilitas Puan Maharani Jauh Lebih Bagus di Posisi Cawapres Ketimbang Capres, Kok Bisa?
-
4 Menteri Jokowi Berencana Mau Nyapres, Pengamat Singgung Soal Profesionalitas
-
Elektabilitas Ganjar Pranowo Mulai Imbangi Prabowo Subianto, Namun Prabowo Masih Unggul 2 Hal Ini
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu