Suara.com - Di bawah bayang-bayang lonjakan harga pangan global yang diperburuk oleh perang di Ukraina, muslim di dunia berusaha untuk menikmati Idulfitri di tengah pelonggaran pembatasan virus corona di negara mereka.
Untuk hari raya Idul Fitri, aroma biskuit jeruk yang baru dipanggang dan kue kering yang ditaburi gula bubuk biasanya memenuhi udara di rumah Mona Abubakr.
Tetapi karena harga-harga kebutuhan hidup melambung, ibu rumah tangga di Mesir tahun ini membuat camilan manis dalam jumlah yang lebih sedikit, beberapa di antaranya ia berikan sebagai hadiah kepada kerabat dan tetangga.
Ibu tiga anak ini juga membeli lebih sedikit pakaian bagi putra-putranya untuk hari raya.
Dikutip dari Asscociated Press, tahun ini, umat Islam di seluruh dunia merayakan Idulfitri di bawah bayang-bayang lonjakan harga pangan global yang diperburuk oleh perang di Ukraina.
Dengan latar belakang itu, banyak yang masih bertekad untuk menikmati Idulfitri di tengah pelonggaran pembatasan virus corona di negara mereka, bagi yang lain, perayaan itu diredam oleh konflik dan kesulitan ekonomi.
Pangan berkurang akibat invasi
Perang di Ukraina Perang di Ukraina dan sanksi terhadap Rusia telah mengganggu pasokan biji-bijian dan pupuk, menaikkan harga pangan pada saat inflasi sudah mengamuk.
Sejumlah negara mayoritas muslim sangat bergantung pada Rusia dan Ukraina untuk sebagian besar impor gandum mereka, misalnya.
Baca Juga: Bikin Sejarah di Inggris, Intip Momen Blackburn Rovers Gelar Salat Idulfitri di Stadion
Bahkan sebelum invasi Rusia, pemulihan global yang kuat secara tak terduga dari resesi virus corona 2020 telah menciptakan kemacetan rantai pasokan, yang menyebabkan penundaan pengiriman dan mendorong harga makanan dan komoditas lainnya lebih tinggi.
Di Suriah, di provinsi barat laut Idlib yang dikuasai pemberontak, Ramadan tahun ini lebih sulit daripada Ramadan sebelumnya.
Ekonomi Suriah telah dihantam oleh perang, sanksi Barat, korupsi, dan kehancuran ekonomi di negara tetangga Libanon di mana warga Suriah memiliki miliaran dolar yang tertahan di bank-bank Libanon.
Di Jalur Gaza, meskipun jalanan dan pasar ramai, banyak yang mengatakan mereka tidak mampu membeli banyak.
"Situasinya sulit,” kata Um Musab, ibu dari lima anak, saat mengunjungi pasar tradisional di Kota Gaza.
Mahmoud al-Madhoun, yang membeli kurma, tepung dan minyak untuk membuat kue mengatakan, kondisi keuangan berubah dari buruk menjadi lebih buruk.
Tag
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Gubernur Riau Telah Terima Uang Pemerasan Rp4,05 Miliar, Ada yang Mengalir ke PKB?
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Anak Buah Bobby Terbakar, Begini Kata Polisi usai 2 Kali TKP
-
Hotman Paris Sebut Saksi Ahli CMNP Jadi 'Senjata Makan Tuan' dalam Sidang Sengketa NCD
-
Lagi Jadi Fokus Dirut Transjakarta, Kenapa Mode Share Transportasi Umum di Jakarta Baru 22 Persen?
-
Rumah Hakim PN Medan Kebakaran, Sengaja Dibakar atau Murni Kecelakaan?
-
Akhir Petualangan Dokter Predator, Priguna Anugerah Divonis 11 Tahun Penjara
-
Tolak Soeharto Pahlawan, Cerita Pilu Penyintas Tragedi Tanjung Priok: Ditelanjangi di Markas Kodim
-
Bukan Lagi Soal Look Good, Ini Prioritas Baru Kelas Menengah Indonesia yang Harus Dipahami Brand
-
Momen Haru Jokowi Saksikan Pelepasan Jenazah Raja Solo PB XIII, Ribuan Warga Tumpah Ruah
-
7 Provinsi Terkorup di Indonesia Versi ICW: Riau dan NTT Jadi Pemuncak