Suara.com - Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan dia tidak dapat melakukan perjalanan ke Kyiv sampai masalah penolakan kunjungan Presiden Steinmeier pada April lalu diselesaikan.
Kanselir Olaf Scholz pada hari Rabu (04/05) secara terbuka kembali membahas perselisihan diplomatik antara Jerman dan Ukraina yang dipicu oleh penolakan dari Kyiv terhadap rencana kunjungan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier pada pertengahan April lalu.
Scholz berada di bawah meningkatnya tekanan publik untuk mengunjungi Kyiv. Namun ia mengatakan bahwa penghinaan terhadap perwakilan tertinggi Jerman telah mencegahnya melakukan kunjungan.
Berbicara kepada wartawan bersama Wakil Kanselir Robert Habeck (Partai Hijau) dan Menteri Keuangan Christian Lindner (Partai FDP) setelah rapat kabinet tertutup di Istana Meseberg, Jerman, Kanselir Scholz (SPD) menyebut perlakuan Ukraina terhadap Steinmeier sebagai "masalah bagi pemerintah Jerman, juga untuk orang-orang Jerman."
Meski tidak secara eksplisit menuntut permintaan maaf, Scholz mengatakan bahwa para pemimpin di Ukraina harus merenungkan apa yang bisa mereka lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Scholz tidak membahas masalah ini lebih lanjut dengan mengatakan bahwa dia tidak tertarik untuk melontarkan kritik karena merasa langkah itu tidak akan produktif.
Dubes Ukraina untuk Jerman dinilai 'tidak membantu'
Masalah penolakan ini terus menjadi berita utama di Jerman. Duta Besar Ukraina untuk Jerman, Andriy Melnyk, juga dilaporkan berulang kali melontarkan penghinaan di ranah publik terhadap Steinmeier dan Scholz.
Aksi Dubes Ukraina ini ditanggapi oleh Wolfgang Ischinger, Presiden Dewan Yayasan Konferensi Keamanan München yang juga adalah mantan duta besar Jerman untuk Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: PM India Modi dan Kanselir Jerman Scholz Serukan Perdamaian di Ukraina
Ischinger mengeluarkan tweet yang mengingatkan Melnyk bahwa dia berisiko merugikan negaranya dengan mengeluarkan sentimen-sentimen kuat seperti itu.
Ischinger kembali mengutip kata-katanya sendiri kepada Richard Grenell, Duta Besar AS yang ditunjuk Donald Trump untuk Jerman.
Saat itu Grenell berulang kali membuat marah tuan rumahnya di Berlin dan publik Jerman lewat ucapan yang sering tidak diplomatis.
Pada hari Selasa (03/05), politisi dan pemimpin komite pertahanan parlemen Jerman dari Partai FDP, Marie-Agnes Strack-Zimmermann, menyarankan Melnyk untuk "meminta maaf kepada presiden dan kemudian dengan sopan mengundang kanselir ke Kyiv."
Dalam beberapa pekan terakhir, Melnky dipertanyakan atas nada kasarnya di televisi Jerman. Saat itu ia mengatakan bahwa bagi negaranya yang tengah dilanda perang dan sedang berjuang mempertahankan eksistensinya, waktu untuk mematuhi norma-norma diplomatik telah lama berlalu.
Namun sentimen publik Jerman tampaknya berpihak kepada Kanselir Scholz. Sebuah jajak pendapat yang digelas YouGov baru-baru ini menemukan bahwa 49% orang Jerman setuju dengan keputusan kanselir untuk tidak melakukan perjalanan ke Kyiv atas penghinaan terhadap Steinmeier.
Berita Terkait
-
Harga Emas Antam Hari Ini Masih Kesulitan Tembus Level Rp2,5 Juta
-
5 Musisi Indonesia Berhasil Tembus Chart Global Spotify, Paling Banyak Tahun ini
-
Bank Indonesia : Pasokan Uang Tunai di Wilayah Bencana Sumatera Aman
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Harga Emas Pegadaian Hari Ini 18 Desember 2025: Galeri 24 dan UBS Naik Tajam!
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
Terkini
-
Jimly Asshiddiqie Sebut Cuma Ada Tiga Pejabat Berwenang yang Bisa Batalkan Perpol 10/2025
-
Pengembang Dibuat 'Panas Dingin', Apa Alasan Sebenarnya KDM Setop Sementara Izin Perumahan di Jabar?
-
Lumpur Setinggi 2 Meter Mustahil Disingkirkan? Ini Solusi Manfaatkan Kayu Gelondongan Sisa Banjir
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur
-
Viral Tumpukan Sampah Ciputat Akhirnya Diangkut, Pemkot Tangsel Siapkan Solusi PSEL
-
KPK Buka Peluang Periksa Istri Ridwan Kamil di Kasus Korupsi Bank BJB, Sebut Perceraian Tak Pengaruh
-
Membara Kala Basah, Kenapa Kebakaran di Jakarta Justru Meningkat Saat Hujan?
-
Keroyok 'Mata Elang' Hingga Tewas, Dua Polisi Dipecat, Empat Lainnya Demosi