Suara.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) merampungkan pemeriksaan terhadap Tim Siber Polri mengenai telepon genggam atau HP dalam peristiwa penembakan yang menewaskan Brigadir J, di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7/2022) lalu.
Selanjutnya dari sejumlah data yang diperoleh percakapan di grup WhatsApp para ajudan Ferdy Sambo bakal ditelusuri Komnas HAM.
Dikatakan dari 15 HP yang dibawa Tim Siber Polri seluruhnya telah rampung diperiksa Komnas HAM. Hasilnya, diperoleh sejumlah data, di antaranya jejak komunikasi antara pihak terkait dalam peristiwa penembakan Brigadir J, termasuk grup WhatsApp para ajudan.
"Setelah itu, nanti Tim Komnas HAM mengumpulkan semua dari bahan bahan pertama, kedua, dan diberikan yang tadi itu. Yang ketiga kami akan analisis internal setelah itu kami baru bisa membuat beberapa kesimpulan," ucap Ketua Komisioner Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, Selasa (9/8).
Pemeriksaan 15 HP dalam peristiwa ini dilakukan dalam tiga hari, pertama pada Kamis (18/7), Rabu (3/ 8), dan terakhir Selasa (9/8).
Komnas HAM mengklaim data yang mereka peroleh dari pemeriksaan hari ini semakin menguatkan kontruksi peristiwa kematian Brigadir J yang mereka bangun.
"Tetapi tentu saja memang bahan-bahannya memberikan semakin banyak informasi, data-data yang memeperterang masalah ini," kata Taufan.
Sebelumnya, Taufan sempat mengatakan, para ajudan Ferdy Sambo memiliki grup WhatsApp, salah satu anggotanya Brigadir J.
Data komunikasi di grup WhatsApp itu penting diperiksa, untuk mengetahui isi percakapan para ajudan, khususnya komunikasi terakhir antar mereka beberapa waktu sebelum peristiwa penembakan yang menewaskan Brigadir J.
"Dan kami ingin tahu apa saja yang dibicarakan selama ini terutama hari-hari menjelang kejadian," kata Taufan pada Senin (8/8) kemarin.
Beberapa waktu lalu Komnas HAM juga menggali keterangan dari Tim Siber dan Digital Forensik Polri terkait CCTV dan handphone (HP) dalam peristiwa penembakan yang terjadi. Hasilnya Komnas HAM diperlihatkan 20 rekaman kamera CCTV yang diperoleh dari 27 titik. Dalam rekaman kamera CCTV, salah satunya menunjukkan Putri istrinya Ferdy Sambo, Bharada E, Brigadir J beserta ajudan lain melakukan tes PCR bersama sesaat sebelum peristiwa penembakan.
Kemudian ada data yang menunjukkan keberadaan masing-masing pihak saat peristiwa penembakan yang menewaskan Brigadir J. Keberadaan masing-masing pihak saat kejadian itu diperoleh dari teknik cell dump, yakni dengan melacak keberadaan mereka melalui telepon genggamnya atau HP. Data itu selanjutnya bakal dianalisis Komnas HAM.
Berita Terkait
-
Kasus Kematian Brigadir J, Komnas HAM Segera Periksa Irjen Ferdy Sambo
-
Direktur Eksekutif Indo Barometer Percaya Kredibilitas Kapolri Ungkap Kasus Brigadir J Secara Objektif dan Transparan
-
LPSK Kunjungi Rumah Pribadi Irjen Ferdy Sambo, Asesmen Psikologis Putri Candrawathi
-
Agar Tak Jadi Preseden Buruk, Puan Maharani Tegaskan Polri Selesaikan Kasus Tewasnya Brigadir J Secara Tuntas
-
Diumumkan Sore Ini, IPW Yakin Kapolri Sebut Irjen Ferdy Sambo Sebagai Tersangka Baru Kasus Brigadir J
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
Regulasi Terus Berubah, Penasihat Hukum Internal Dituntut Adaptif dan Inovatif
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre