Suara.com - Presiden Jokowi mengatakan ada bantuan 110 ribu benih kelapa genjah yang diberikan di Kabupaten Sukoharjo. Lalu ada 44 ribu benih kelapa genjah di Kabupaten Boyolali dan 46 ribu benih kelapa genjah di Karanganyar. Bantuan serupa juga akan diberikan di provinsi-provinsi lain.
"Kita ingin menanam secara nasional kelapa genjah yang hasilnya baru bisa kita lihat setelah 2,5 tahun atau 3 tahun, mulai bisa kita petik buahnya. Setahun perkiraan bisa menghasilkan 140-180 buah kelapa. Kalau kita tanam secara nasional satu juta ya tinggal kalikan saja," katanya di Sukoharjo.
Jokowi mengingatkan, setelah pohon kelapa ditanam maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan industrialisasinya. Kelapa ini sangat mungkin untuk diolah menjadi berbagai produk dengan nilai jual tinggi. Misalnya gula semut dan minyak kelapa.
"Nah ini disiapkan di sini, di setiap desa yang ada kelapa genjahnya dalam jumlah banyak. Sehingga, pertama, ada tambahan income bagi masyarakat. Kedua, tanah yang tidak produktif, pekarangan, kebun, dan lain-lain bisa ditanami kelapa genjah," jelasnya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan bantuan ratusan ribu kelapa genjah dari pemerintah pusat untuk masyarakat di Kabupaten Sukoharjo dan Boyolali merupakan desain ketahanan pangan yang panjang.
"Terima kasih, ini bantuan ratusan ribu benih kelapa genjah ya di Boyolali sama Sukoharjo. Menurut saya ini bagian dari mendesain ketahanan pangan kita. Bagus ini, desain ketahanan pangannya musti panjang," kata Ganjar usai mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam penanaman pohon kelapa genjah di Desa Sanggang, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (11/8/2022).
Ganjar menjelaskan, seluruh komponen yang ada pada pohon kelapa bermanfaat. Mulai dari buahnya, daun, hingga batang pohonnya. Maka dari itu ia berpesan agar setelah ditanam, orang tidak membeli atau menjual buah kelapanya tetapi diolah lebih dulu untuk meningkatkan nilai jual hasil produksi.
"Tadi usulannya setelah ditanam, orang tidak membeli atau menjual kelapanya tetapi diproses menjadi olahan seperti gula semut dan minyak kelapa. Ini varian-varian yang menurut saya cukup bagus ya," jelasnya.
Ganjar berharap kelompok-kelompok petani terus dikembangkan dan digerakkan. Ia senang karena bertemu anak-anak muda yang disebut petani milenial.
Baca Juga: Indonesia Bisa Lepas dari Ketergantungan Produk Pangan Impor, Ini yang Harus Dilakukan
"Menurut biaya ini bagian yang bagus dan saya ingin ini digerakkan lagi perempuan. Jadi kelompok wanita taninya bergerak lagi," katanya.
Dua anggota Gapoktan Karya Makmur Desa Sanggang, Sudigdo (60) dan Suyatno (48), mengatakan bantuan kelapa genjah itu sangat membantu masyarakat Desa Sanggang. Bantuan itu diharapkan dapat mengangkat ekonomi masyarakat Sanggang di mana selama ini selalu bergelut dengan hama monyet.
"Tadi ngobrol dengan Presiden menyampaikan keluhan masyarakat sini, khususnya Desa Sanggang itu sangat berterima kasih dibantu pembudidayaan kelapa genjah karena untuk tanaman lain itu kalah dengan hama monyet," ujar Sudigdo dan Suyatno.
Keduanya berharap prospek kelapa genjah ke depan bagus sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani Desa Sanggang. Selama ini banyak petani di desa itu memilih merantau karena selalu gagal panen akibat hama monyet.
"Kelapa genjah baru kali ini. Dulu di sini terkenal dengan kacang dan singkong tetapi kalah dengan hama monyet lalu petani memilih merantau. Dengan bantuan ini harapannya banyak petani yang menetap di desa dan mengembangkan ekonomi desa lewat pertanian," ujar Sudigdo.
Berita Terkait
-
Di Tengah Kondisi Tak Stabil, Kementan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran Agar Produktivitas Meningkat
-
LENGKAP, Berikut Isi Surat Terbuka Orang Tua Bharada E untuk Jokowi dan Anak Buahnya
-
5 Fakta Terminal Kijing Pelabuhan Raksasa Pontianak, Biaya Pembangunan Capai Triliunan
-
Bisa Jadi Gula Semut Hingga Minyak Kelapa, Jokowi Bakal Siapkan Industrialisasi Kelapa Genjah
-
Luhut Usul Perwira Aktif TNI bisa Jabat di Kementerian, Presiden Jokowi: Belum Mendesak
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Tak Mau Renovasi! Ahmad Sahroni Pilih Robohkan Rumah Usai Dijarah Massa, Kenapa?
-
Borobudur Marathon 2025 Diikuti Peserta dari 38 Negara, Perputaran Ekonomi Diprediksi Di Atas Rp73 M
-
Langsung Ditangkap Polisi! Ini Tampang Pelaku yang Diduga Siksa dan Jadikan Pacar Komplotan Kriminal
-
Transfer Pusat Dipangkas, Pemkab Jember Andalkan PAD Untuk Kemandirian Fiskal
-
Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Dipindah Kamar, Polisi Segera Periksa Begitu Kondisi Pulih
-
Robohkan Rumah yang Dijarah hingga Rata Dengan Tanah, Ahmad Sahroni Sempat Ungkap Alasannya
-
Jelang Musda, Rizki Faisal Didukung Kader Hingga Ormas Pimpin Golkar Kepri
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Arief Meninggal di Indekos, Kenapa?
-
Guru Besar UEU Kupas Tuntas Putusan MK 114/2025: Tidak Ada Larangan Polisi Menjabat di Luar Polri
-
MUI Tegaskan Domino Halal Selama Tanpa Unsur Perjudian