Suara.com - Iskandar Muda diangkat menjadi sultan menggantikan Ali Riayat Syah. Ia dinobatkan pada masa-masa Portugis menduduki Aceh untuk menguasai rempah-rempah dan komoditi lada. Dengan gelar Sultan Iskandar Muda, sang pangeran Aceh ini berjuang mengusir Portugis dari Aceh.
Sekarang ia bergelar pahlawan nasional. Simak selengkapnya mengenai sepak terjang dan biografi Sultan Iskandar Muda dalam paragraf-paragraf di bawah ini.
Masa Kanak-kanak Sultan Iskandar Muda
Nama Iskandar Muda merupakan nama gelar yang diberikan ketika ia diangka menjadi Sultan Aceh ke 29. Sultan Iskandar Muda memiliki beberapa nama, nama pada masa kanak-kanak, remaja, dan dewasa berubah.
Berdasarkan penuturan historyofcirebon.id, nama Sultan Iskandar Muda pada usia 3 tahun adalah Abangta Raja Munawar Syah. Saat menginjak usia remaja berubah-ubah menjadi Pancagah, Johan Alam Syah, Perkasa Alam Syah, Darma Wangsa, serta pada usia dewasa namanya berubah menjadi Iskandar Muda.
Saat masih kecil, Sultan Iskandar Muda diasuh oleh Lakasamana Malahayati dan Laksamana Muda Cut Meurah Inseun. Saat usianya berusia 6 tahun, Sultan Iskandar Muda mempelajari agama Islam dan beragam ilmu lainnya seperti bahasa, hukum, seni budaya, kemiliteran, dan juga ketangkasan jasmani.
Latar Belakang Sultan Iskandar Muda
Apabila merunut latar belakang keluarga Sultan Iskandar Muda, kita harus melihat jauh ke belakang. Data para sejarawan menyebut bahwa Sultan Iskandar Muda merupakan keturunan dari Raja Darul Kamal dari pihak ibu.
Sedangkan dari pihak ayah, ia merupakan keturunan keluarga Raja Makota Alam. Asal usul sang ibu bernama Putri Raja Indra Bangsa, bergelar Paduka Syah Alam. Ia adalah putri dari Sultan Alauddin Riayat Syah, Sultan Aceh ke-10.
Baca Juga: Lirik, Terjemahan dan Makna Lagu Bungong Jeumpa, Lagu Daerah dari Provinsi Aceh
Putri Raja Indra Bangsa menikahi Sultan Mansur Syah, putra dari Sultan Abdul-Jalil. Apabila dirunut kembali ke belakang, Sultan Abdul-Jalil sendiri merupakan putra dari Sultan Alauddin Riayat Syah Al- Kahhar, Sultan Aceh ke-3.Dengan kata lain, Putri dari Sultan Aceh ke-10 menikati Putra dari keturunan Sultan Aceh ke-3. Pernikahan tersebut melahirkan Sultan Iskandar Muda, yang kemudian diangkat menjadi Sultan Aceh ke-29.
Masa kekuasaan Sultan Iskandar Muda
Sultan Iskandar Muda berkuasa di Aceh mulai tahun 1607-1636. Masa kepemimpinan itu merupakan masa paling gemilang bagi Kesultanan Aceh. Ia melakukan kontrol ketat untuk melindungi Aceh dari ancaman bangsa asing.
Kendali kerajaan terlaksana dengan lancar di semua pelabuhan penting di pantai barat Sumatra dan di pantai timur, sampai ke Asahan di selatan. Pedagang asing dipaksa untuk tunduk kepadanya.
Pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda Meukuta Perkasa Alam, kekuasaan Aceh mencapai pesisir barat Minangkabau. Hasil komoditas alamnya beragam, ada pala sampai perak, bahkan Sultan Iskandar Muda juga masyarakatnya dengan ilmu pengetahuan.
Akan tetapi, kontrol ketat dan kebijakannya tersebut menimbulkan pemberontakan di kemudian hari setelah Sultan Iskandar Muda mangkat. Demikian itu biodata dan sekelumit sejarah Sultan Iskandar Muda.
Kontributor : Mutaya Saroh
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban