Kelompok hak asasi manusia, Kurdi Hengaw, mengatakan, tiga orang tersebut tewas di Kurdistan pada hari Senin ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan.
Sementara pembantu Pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei di provinsi Kurdistan, Abdolreza Pourzahabi, mengatakan kematian tiga orang itu mencurigakan dan tidak mengatakan siapa yang bertanggung jawab atas mereka.
'Kutukan': gempa selalu terjadi di tanggal yang sama
Setidaknya dua orang dilaporkan tewas, setelah gempa dengan kekuatan 7,6 pada skala richter mengguncang sisi barat Meksiko, Senin kemarin.
Kedua korban tewas berlokasi di kawasan Manzanillo di Colima, setelah tertimpa langit-langit pertokoan di sebuah mall.
Gempa terjadi saat warga sedang memperingati peristiwa gempa pada tahun 1985 dan 2017, yang juga terjadi di tanggal yang sama: 19 September.
The National Autonomous University of Mexico (UNAM), salah satu universitas bergengsi di negara itu mengatakan tidak ada penjelasan ilmiah mengapa tiga gempa besar terjadi pada tanggal yang sama dan menganggapnya peristiwa yang murni kebetulan.
Namun sebagian besar warga punya pendapat lain.
"Ini sepertinya sebuah kutukan," kata Isa Montes, warga setempat.
"Ini karena tanggalnya. Ada sesuatu dengan tanggal 19," kata pemilik bisnis, Ernesto Lanzetta.
Baca Juga: 8 Poin Penting UU Perlindungan Data Pribadi yang Baru Disahkan
Ribuan orang tewas saat gempa 19 September 1985, sementara 350 orang lebih tewas saat gempa 19 September 2017.
Berita Terkait
-
KPU Larang Publik Akses Ijazah Capres-Cawapres Tanpa Izin Pemilik
-
Bahaya Pasal 'Sapu Jagad' UU PDP: Kritik Pejabat dan Karya Seni Bisa Berujung Bui?
-
Kontroversi Transfer Data WNI ke AS: Jaminan HAM Pigai Cuma Redakan Krisis Kepercayaan Publik?
-
DPR Ingatkan Pemerintah: Pertukaran Data WNI ke Amerika Harus Sesuai UU Perlindungan Data Pribadi
-
Kesepakatan Dagang Indonesia-AS: Ancaman Baru bagi Data Pribadi Warga?
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka