Suara.com - Anggota Komisi III DPR RI Santoso menilai bukan tidak mungkin pengakuan Ismail Bolong merupakan bagian dari kotak pandora di tubuh Polri yang selama ini tertutup.
Kotak pandora perlahan mulai terbuka imbas kasus kematian Brigadir J yang melibatkan Irjen Ferdy Sambo dan beberapa anggota polisi dari berbagai pangkat dan jabatan.
"Dengan adanya kasus Ferdy Sambo seperti terbukanya kotak pandora yang selama ini terkubur dengan rapi. Seperti peribahasa bahwa serapat-rapatnya bangkai ditutup baunya akan tercium juga," kata Santoso kepada wartawan, Senin (7/11/2022).
"Babak demi babak perilaku menyimpang oknum anggota Polri mulai dari yang paling bawah sampai dengan pati mulai terkuak," kata Santoso.
Santoso mengatakan kemunculan video pengakuan dari Ismail Bolong jangan hanya dilihat bahwa telah terjadi persaingan di internal Polri, namun harus melihat pokok dari persoalan. Di mana Santoso menilai pokok persoalan ialah akibat banyaknya perilaku anggota Polri yang hedonis dengan hidup mewah san menggunakan barang-barang branded
"Yang jika di-equivalance dengan penghasilan yang didapat tidak sesuai dengan gaya hidupnya," kata Santoso.
Santoso mengatakan gaya hidup memang urusan pribadi, namun jangan lupa sebagai aparat penegak hukum anggota Polri harus menunjukan perilakunya sesuai dengan jabatan dan penghasilan yang diberikan negara kepadanya.
"Sebagai bhayangkara negara dan aparat penegak hukum jika sudah tidak mengindahkan etika dan teladan lantas kepada siapa pengabdian itu diberikan dan hukum ditegakkan?" kata Santoso.
"Dengang makin banyaknya episode dalam tubuh Polri mulai dari peristiwa Ferdy Sambo, 303, Stadion Kanjuruhan, Teddy Minahasa dan Ismail Bolong, apakah rakyat akan menyaksikan lagi peristiwa penyimpangan yang dilakukan oleh oknum-oknum Polri?" sambung Santoso.
Kapolri Harus Turun Tangan
Santoso meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowk tidak berdiam diri menanggapi adanya video viral pengakjan dari mantan polisi, Ismail Bolong.
Kendati video tersebut sudah dibantah, namun Santoso melihat ada ketidakberesan. Sebab dalam video tersebut Ismail menyeret nama Kabareskeim Komjen Agus Andrianto hingga Brigjen Hendra Kurniawan.
"Atas video Ismail Bolong yang menyatakan telah menyetor dana dari ilegal mining kepada Kabareskrim kemudian dibantah juga oleh yang bersangkutan dengan alasan bahwa pernyataan di video itu dibuat atas tekanan dari Brigjen Hendra Kurniawan menunjukan bahwa di tubuh korps baju cokelat memang tidak kompak sejak dulu," tutur Santoso kepada wartawan, Senin
Karena itu, Santoso memandang perlu untuk Kapolri Listyo turun tangan mengusut apa yang terjadi.
"Kapolri jangan diam atas kasus ini, kasus ini harus diusut agar apa yang terjadi sesungguhnya dapat diungkap secara transparan dan akuntabel," kata Santoso.
Berita Terkait
-
Menelusuri Bisnis Ismail Bolong, Pengepul Batu Bara Ilegal Ngaku Setor Rp6 M ke Polisi
-
Buntut Ismail Bolong Ungkap Setoran Duit, Kabareskrim Komjen Agus Andrianto Akhirnya Dilaporkan ke Propam Polri
-
Ismail Bolong Ungkap Uang Setoran Kabareskrim karena Dipaksa Hendra Kurniawan, Henry Yoso: Saya Gak Tahu Soal Itu
-
Ismail Bolong Koar-koar Duit Setoran Kabareskrim, Sahroni: Ini Menyedihkan Kalau Sampai Dibuat Demikian
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
Terkini
-
Dua Pria Ditangkap Terkait Pencurian Permata Berharga di Museum Louvre
-
Mengenang Johnson Panjaitan: Kritik Keras untuk Polri dan Ingatkan 'Potong Kepalanya'
-
Jaksa Ungkap Detik-detik Kompol Yogi dan Ipda Aris Habisi Brigadir Nurhadi di Gili Trawangan
-
Pramono Anung Pastikan Kasus Sumber Waras Tuntas, Siap Bangun RS Tipe A di Atas Lahan 3,6 Hektar
-
Kasus Kereta Anjlok Terus Berulang, DPR Minta Kemenhub Lakukan Audit Keselamatan Independen
-
Menhut Raja Juli Minta Maaf ke Warga Papua Usai BKSDA Bakar Mahkota Cenderawasih: Ini Jadi Catatan
-
Prabowo Tak Happy, Mendagri Setrap Pejabat Bojonegoro Gegara Realisasi Belanja Rendah: Jangan Bohong
-
Mulai Dibahas Hari Ini, DPR Berharap Biaya Haji 2026 Turun Lagi Tanpa Mengurangi Kualitas
-
Jatinegara Berdarah: Pria Nekat Tebas Leher Kenalan Gara-Gara Sabu, Ini Motifnya!
-
Nasib Sahroni dan Nafa Urbach di Ujung Tanduk, Sidang Etik MKD Digelar Akhir Bulan Ini