Suara.com - Aparat kepolisian Polda Metro Jaya terus mendalami kasus tewasnya empat orang sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Pada Rabu (17/11/2022) kemarin, petugas kembali menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP).
Diketahui, empat orang sekeluarga yang tewas di Kalideres yakni seorang bapak berinisial RG (71), anak inisial DF (42), ibu berinisial RM (66) dan paman berinisial BG (68).
Rabu petang hari, penyidik gabungan dari Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Polda Metro Jakarta Barat bersama sejumlah ahli turun ke lokasi TKP.
Sejumlah ahli yang turut melakukan penyelidikan saat itu ada dari dokter forensik, Inafis hingga tim laboratorium forensik (Labfor) Bareskrim Polri.
Usai proses olah TKP, Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi mengungkap sejumlah fakta baru. Apa itu?
Temuan Belatung Jadi Petunjuk
Kepada awak media, Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan, dalam olah TKP kali ini, penyidik menemukan belatung. Temuan belatung ini bisa menjadi petunjuk ihwal waktu kematian para korban.
"Karena kami menemukan misalnya belatung. Ini bisa mengarahkan kapan dia (korban) meninggal. Nah, ini tim ahli (yang bakal meneliti)," ujar Hengki.
Hanya saja, Hengki tak merinci, apakah temuan belatung itu terdapat di keempat jasad korban, atau hanya salah satu atau beberapa saja.
Baca Juga: Rumit Pengungkapan Kasus Sekeluarga Tewas Di Kalideres, Ahli Serangga Sampai Dilibatkan
Dengan temuan belatung ini, Hengki tak menutup kemungkinan, pihaknya akan melibatkan tenaga ahli serangga atau entomologi untuk mendalami temuan ini.
Libatkan Pesikologi Forensik
Pihak kepolisian juga turut melibatkan Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) dalam penyelidikannya kasus sekeluarga tewas di Kalideres ini.
Ahli dari Apsifor ini guna mempelajari secara komprehensif aspek kejiwaan keempat jasad tersebut.
"Kita juga melibatkan Apsifor. Psikologi forensik yang akan mempelajari secara komprehensif terhadap empat jenazah ini," ucap Hengki.
"Segala aspek dalam empat jenazah ini akan diteliti. Semua, segala aspek kita akan teliti, kejiwaan dan sebagainya kita akan teliti," sambungnya.
Termasuk Kasus Rumit
Dalam peristiwa ini, Hengki tak memungkiri bahwa kasus kematian sekeluarga di Kalideres ini memang termasuk kasus rumit. Sehingga butuh kecermatan, kesabaran dan kehati-hatian, belum lagi banyak muncul dugaan-dugaan telah beredar.
"Jadi gini rekan-rekan, ini kasus yang rumit yang perlu kehati-hatian," ucap Hengki.
Hanya saja, Hengki mengklaim, sudah mengantongi motif dan memperoleh titik terang di kasus tersebut. Kendati, ia belum mau membeberkan motif kasus ini.
"Dan ternyata ini kita memperoleh beberapa kemajuan atau titik terang dari penyelidikan ini, salah satunya terkait motif, kita bisa patahkan beberapa motif," ujar Hengki.
"Ya nanti kesimpulan terakhir ya, kita enggak boleh sampaikan sekarang," sambung dia.
Gunungan Sampah Di Dalam Rumah
Terakhir adalah fakta soal temuan tumpukan sampah di dalam rumah TKP sekeluarga tewas di Kalideres.
"Sebagai contoh dalam TKP, sore hari ini kita temukan gunungan sampah yang ada di dalam (rumah)," ujar Hengki Haryadi.
Hengki menyebut, temuan ini diasumsikan bisa menggambarkan hubungannya dengan tetangga sekitar, apakah keluarga yang tertutup atau karena hal lain.
Berita Terkait
-
Rumit Pengungkapan Kasus Sekeluarga Tewas Di Kalideres, Ahli Serangga Sampai Dilibatkan
-
Misteri Kematian Satu Keluarga di Kalideres Temui Titik Terang
-
Polisi Terus Dalami Kasus Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Deretan Ahli Ikut Bantu
-
Kasus Kematian Satu Keluarga di Kalideres Rumit, Polda Metro Jaya: Perlu Hati-Hati!
-
Isu Satu Keluarga Tewas di Kalideres Penganut Sekte Tertentu, Polisi: Tak Boleh Berasumsi
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Dana Bagi Hasil Jakarta dari Pemerintah Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Siapkan Skema Ini
-
KemenPPPA Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Pasca Kasus Keracunan
-
BGN Enggan Bicara Sanksi untuk Dapur MBG, Malah Sebut Mereka 'Pejuang Tanah Air'
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line
-
Divonis 16 Tahun! Eks Dirut Asabri Siapkan PK, Singgung Kekeliruan Hakim
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah