-
Kepala BGN belum mau bahas sanksi untuk dapur MBG penyebab keracunan.
-
Alih-alih menghukum, ia justru menyebut mitra SPPG sebagai "pejuang tanah air".
-
BGN akan fokus pada perbaikan SOP, bukan sanksi, karena hargai investasi mitra.
Suara.com - Kepala BGN Dadan Hindayana bersikap hati-hati di tengah desakan masyarakat agar Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terbukti melanggar SOP hingga menyebabkan kasus keracunan diberi sanksi.
Alih-alih bicara sanksi, ia memilih untuk membela para mitra SPPG sebagai "pejuang" yang harus dihargai.
Sikap ini disampaikannya usai rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, pada Rabu (1/10/2025), saat ditanya mengenai sanksi bagi pihak yang lalai.
Dadan menegaskan bahwa keputusan mengenai sanksi akan sangat bergantung pada hasil investigasi yang sedang berjalan.
"Begini itu semuanya akan sangat tergantung dari hasil investigasi, ya," ujar Dadan.
Mereka Pejuang Tanah Air
Namun, Dadan kemudian menekankan pentingnya menghargai peran dan investasi para mitra SPPG dalam menyukseskan program ini.
Menurutnya, para mitra ini telah berkorban banyak materi untuk membangun fasilitas yang bahkan sulit dibangun oleh BGN sendiri.
"Anda harus tahu bahwa mitra-mitra ini merupakan pejuang-pejuang tanah air. Kenapa? Karena untuk membangun satuan pelayanan seperti yang mitra bangun itu kesulitan. Jadi mitra ini sudah mengorbankan segala materialnya untuk mensukseskan program ini," jelasnya.
Baca Juga: Cucu Mahfud MD Jadi Korban, Pakar Sebut Keracunan MBG Bukti Kegagalan Sistemik Total
Atas dasar itu, BGN akan lebih fokus pada perbaikan jika ditemukan adanya kesalahan dalam penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP), bukan langsung menjatuhkan sanksi.
"Kalau pun ada kekeliruan di dalam penerapan SOP, nah itu kita lakukan perbaikan. Karena kita harus hargai juga apa yang sudah dikeluarkan oleh mitra. Dia sudah meluangkan uang cukup besar, dan kita hargai itu," tegasnya.
Dadan bahkan mengakui bahwa BGN, meskipun kini memiliki anggaran, masih menghadapi kesulitan administratif untuk membangun satu SPPG saja.
"Terus terang badan gizi sekarang punya uang. Tapi untuk membangun satu SPPG saja kesulitan karena masalah administrasi. Tapi mitra ini bersemangat untuk membangun gedung SPPG, jadi kita harus hargai itu," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Akal Bulus Pasutri Polisi Gadungan: Pura-pura Istri Pendarahan, Mobil Sopir Online Lenyap
-
Geger Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Diduga Dibully, Mendikdasmen: Saya Akan Dalami Kasus Ini!
-
Operasi Langit di Cilacap: BNPB 'Halau' Hujan Demi Percepat Evakuasi Korban Longsor
-
Perjalanan Cinta Rugaiya Usman dan Wiranto
-
RUU KUHAP Dikebut Tanpa Suara Publik, Anggota Komisi III DPR Terancam Dilaporkan ke MKD
-
Viral Hewan Ragunan Kurus Diduga Dana Jatah Makan Ditilep, Publik Tuntut Audit
-
Kabar Duka! Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia di Bandung
-
Geger Bayi di Cipayung: Dibuang di Jurang, Ditemukan Hidup dalam Goodie Bag Saat Kerja Bakti
-
Tegas! Pramono Anung Larang Jajarannya Persulit Izin Pembangunan Rumah Ibadah di Jakarta
-
Pramono Bantah Isu Tarif LRT Rp160 Ribu: Jadi Saja Belum